Berusia 8 Miliar Tahun Cahaya, Sinyal Radio Ini Ditangkap di Bumi
reporter
Kamis, 26 Oktober 2023 / 8:00 am
SYDNEY, TELISIK.ID - Astronom di Australia menerima sinyal dari galaksi sejauh 8 miliar tahun cahaya. Peristiwa pancaran rentetan radio (fast radio burst) ini disebut dengan FRB 20220610A.
Pancaran radio cepat (FRB) adalah gelombang radio yang sangat kuat dan berdurasi milidetik yang tidak diketahui asal-usulnya.
Beberapa FRB hanya sekali terdeteksi, beberapa terjadi berulang kali. Sinyal FRB yang berulang kali terdeteksi, diperkirakan berasal dari bintang neutron yang mengelilingi sebuah objek.
Pancaran gelombang radio misterius dari luar angkasa yang butuh waktu 8 miliar tahun untuk mencapai Bumi. Apakah sumbernya dari kehidupan asing?
Para astronom meyakini temuan ini merupakan salah satu pancaran gelombang radio yang paling jauh dan paling energetik yang pernah diamati.
Baca Juga: Astronom Temukan Planet Ekstrasurya, Miliki Kepadatan Seperti Marshmallow
Pancaran gelombang yang diberi nama FRB 20220610A ini berlangsung kurang dari satu milidetik, tapi dalam waktu sepersekian detik itu, ia melepaskan energi yang setara dengan emisi energi matahari selama 30 tahun, demikian menurut sebuah studi yang diterbitkan baru-baru ini di jurnal science seperti dilansir dari Cnnindonesia.com.
Semburan radio sulit diamati
Banyak FRB yang melepaskan gelombang radio super terang yang hanya berlangsung paling lama beberapa milidetik sebelum menghilang, sehingga semburan radio yang cepat sulit untuk diamati.
Teleskop radio membantu para astronom untuk melacak kilatan kosmik yang cepat ini, termasuk teleskop radio ASKAP yang berada di Wajarri Yamaji Country, Australia Barat.
Dilacak menggunakan teleskop radio
Shannon dan tim mendeteksi sinyal berusia 8 miliar tahun tersebut menggunakan teleskop radio Australian Square Kilometre Array Pathfinder (ASKAP). Menurutnya, sinyal radio seperti FRB bisa memecahkan misteri soal antariksa.
Baca Juga: Astronom Temukan Pemicu Mega-tsunami di Mars 3,4 Miliar Tahun Lalu
"Kami kemudian menggunakan European Southern Observatory (ESO) Very Large Telescope (VLT) di Cile untuk mencari galaksi asalnya, yang ternyata jauh lebih tua dan jauh dibandingkan dengan sumber FRB lainnya," kata Stuart Ryder dari Macquarie University dikutip dari Cnbcindonesia.com.
Banyak material hilang di antariksa
Hingga saat ini, astronom baru berhasil mendeteksi galaksi asal 50 FRB. Penelitian soal FRB bisa digunakan untuk mencari "material yang hilang" di antariksa.
"Jika kita menghitung jumlah material normal di antariksa, atom yang menyusun kita semua, sekitar setengahnya masih hilang. Kami memperkirakan material yang hilang ini tersembunyi di ruang antara galaksi. Namun, saking panasnya, material ini tidak bisa tampak menggunakan teknik yang normal," kata Shannon.
FRB bisa digunakan untuk mendeteksi material yang terionisasi ini. "Bahkan di ruang yang nyaris kosong mereka bisa membantu melihat semua elektron, sehingga kita bisa memperkirakan berapa banyak 'benda' ada di antara galaksi," kata Shannon. (C)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS