BMKG Sebut Gempa Besar akibat Letusan Gunung Krakatau Hoax
Reporter
Minggu, 04 Oktober 2020 / 4:43 pm
JAKARTA, TELISIK.ID - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono, menyatakan agar masyarakat tidak percaya berita bohong akan terjadi gempa akibat letusan Gunung Krakatau yang sempat viral di berbagai pesan berantai.
Sebelumnya, informasi itu beredar dari rekaman suara (voice note) yang mengatasnamakan Andre yang menyebut bahwa akan terjadi gempa sebesar 8 skala richter (SR) akibat letusan Gunung Krakatau dan kemudian tersebar di berbagai WhatsApp Group.
"Kami menyampaikan, informasi mengenai akan terjadinya gempa 8 SR akibat letusan Gunung Krakatau dalam rekaman tersebut dengan menyebutkan bahwa sumber info dari BMKG adalah berita bohong (hoax), yang tidak layak dipercaya oleh masyarakat," kata Rahmat melalui keterangan tertulis pada Sabtu (3/10/2020).
Katanya, rekaman berita bohong ini sudah pernah beredar sebelumnya. Masyarakat tidak perlu menanggapi karena sengaja disebarkan ulang oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan menciptakan kecemasan dan kepanikan masyarakat.
Baca juga: DPR Minta Masalah Jiwasraya Jangan Alihkan Tanggungjawab ke Rakyat
"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak meneruskan rekaman berita bohong tersebut kepada pihak lain, agar mata rantai penyebaran berita bohong ini terputus dan berhenti," ujarnya, dilansir dari Viva.com
Ia menyarankan masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang aktivitas gunung api, maka dapat menghubungi lembaga yang berwenang, yaitu Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM.
Untuk mendapatkan informasi tentang aktivitas gempa tektonik, pastikan masyarakat mendapat informasi dari lembaga yang berwenang, yaitu BMKG.
"Hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi kapan, dimana, dan berapa besar kekuatan/magnitudo gempa bumi akan terjadi, sehingga masyarakat diimbau untuk tidak percaya dengan ramalan gempa bumi," ujarnya. (C)
Reporter Muhammad Israjab
Editor Haerani Hambali