Bom Ikan Gegerkan Laut Konawe Selatan, Tim Gabungan Gerebek Kapal Bagan di Tengah Laut
Reporter
Jumat, 10 Oktober 2025 / 12:56 pm
Tim patroli gabungan Sulawesi Tenggara saat mengamankan bom ikan yang dibawa oleh nelayan. Foto: Ist.
KENDARI, TELISIK.ID - Aksi nekat dua nelayan yang meledakkan bom ikan di perairan Desa Puasana, Kecamatan Moramo Utara, berakhir dengan penangkapan dramatis.
Tim Patroli Gabungan Sulawesi Tenggara (Sultra) bergerak cepat setelah mendeteksi aktivitas mencurigakan di tengah laut, Rabu (8/10/2025) lalu.
Patroli gabungan yang terdiri dari DKP Sultra, Polairud Polda Sultra, TNI AL, Satwas PSDKP Kendari dan BPSPL Makassar menemukan kapal bagan tengah beroperasi di koordinat -4.003223, 122.688955. Saat dihampiri, awak kapal sempat panik dan berusaha mematikan mesin, namun berhasil diamankan oleh petugas.
Dari hasil pemeriksaan, tim menemukan 12 botol bom ikan siap pakai, satu di antaranya sudah sempat di ledakan sebelumnya.
Selain itu, petugas juga menyita mesin lampu, mesin pemutar jaring, tiga serok ikan, korek gas, gabus es, dan baskom berisi ikan teri yang digunakan sebagai umpan.
Baca Juga: Ditemukan Terbaring di Perahu, Pria Asal Kendari Meninggal Dunia usai Dilarikan ke Puskesmas
Kedua awak kapal yang diamankan mengaku sudah berulang kali melakukan praktik pengeboman ikan di perairan sekitar Puasana, bahkan hingga ke kawasan konservasi Teluk Moramo.
“Pelaku ini sudah terbiasa melakukan penangkapan dengan bahan peledak. Selain merusak karang, bom juga memusnahkan ikan kecil dan biota laut yang seharusnya tumbuh alami,” ungkap salah satu anggota tim patroli di lokasi.
Praktik tersebut jelas melanggar UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana diubah dengan UU Nomor 45 Tahun 2009, serta Pasal 55 KUHP terkait penggunaan bahan peledak untuk penangkapan ikan. Barang bukti dan kedua pelaku kini telah dibawa ke Kota Kendari untuk proses hukum lebih lanjut.
Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sultra, Sri Resqina, menyatakan keprihatinan mendalam atas maraknya aksi destructive fishing di wilayah perairan Sultra. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus memperketat pengawasan dan tak segan menindak tegas pelaku yang merusak laut.
Baca Juga: Pemkab Buton Selatan Tanam Jagung Serentak Kuartal IV dan Dorong Swasembada Pangan
“Laut kita bukan tempat untuk dihancurkan. Sekali bom diledakkan, karang butuh puluhan tahun untuk pulih. Ini bukan cuma soal ikan, tapi soal keberlanjutan hidup nelayan dan anak cucu kita,” tegas Sri Resqina.
Ia juga mengapresiasi sinergi antarinstansi yang terlibat dalam operasi ini. Menurutnya, patroli terpadu semacam ini akan terus digencarkan sebagai langkah nyata menjaga ekosistem laut dan memberantas illegal fishing di Sulawesi Tenggara.
“Menjaga laut berarti menjaga rezeki. Kami ingin nelayan hidup sejahtera tanpa harus menghancurkan tempat mereka mencari nafkah,” pungkasnya. (D)
Penulis: Erni Yanti
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS