Deretan Fakta Menarik Saddam Hussein, Tulis Al-Qur'an dari 7 Galon Darahnya hingga Biayai Rakyat Miskin Amerika
Reporter
Sabtu, 03 Agustus 2024 / 10:25 pm
JAKARTA, TELISIK.ID - Saddam Hussein, mantan Presiden Irak yang berkuasa dari tahun 1979 hingga 2003, dikenal sebagai pemimpin dengan kebijakan yang kontroversial dan pemerintahan yang brutal. Di balik kekuasaannya yang penuh dengan peperangan dan penindasan, terdapat beberapa fakta menarik yang jarang diketahui publik.
Dari menulis Al-Qur'an dengan darahnya sendiri hingga memberikan bantuan kepada masyarakat miskin di Amerika, Saddam meninggalkan jejak yang penuh dengan kontradiksi.
Lahir dari keluarga petani di desa kecil dekat Tikrit, Irak, Saddam tumbuh dalam kemiskinan. Ayahnya meninggal sebelum ia lahir, dan ibunya tidak mampu merawatnya, sehingga Saddam dibesarkan oleh pamannya di Baghdad, bersumber dari britanica.
Kondisi ini membentuk karakter Saddam yang keras dan ambisius. Ia bergabung dengan Partai Ba'ath pada tahun 1957 dan terlibat dalam upaya pembunuhan Perdana Menteri Irak pada tahun 1959, yang akhirnya memaksanya melarikan diri ke Mesir dan Suriah.
Setelah kembali ke Irak dan menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Baghdad, Saddam menjadi pemimpin Partai Ba'ath dan memainkan peran penting dalam kudeta yang membawa partai tersebut kembali berkuasa pada tahun 1968.
Baca Juga: Sosok Mohamad Hasan, Eks Ajudan Jokowi Didaulat jadi Pangkostrad
Kepemimpinannya semakin kuat ketika ia menjadi wakil presiden Irak dan akhirnya menggantikan Ahmad Hasan al-Bakr sebagai presiden pada tahun 1979. Kepemimpinan Saddam ditandai dengan berbagai proyek ambisius, namun juga dengan kebrutalan dan pelanggaran hak asasi manusia.
Berikut adalah lima fakta menarik tentang Saddam Hussein seperti dilansir dari sindonews.com, Sabtu (3/7/2024):
1. Saddam menjanjikan USD94 juta untuk membantu masyarakat miskin Amerika
Sebelum tragedi 11 September 2001 dan sehari sebelum pelantikan Presiden George W. Bush, Saddam Hussein mencoba mengirim USD94 juta ke Amerika Serikat. Tujuan dari bantuan tersebut adalah untuk membantu para tunawisma dan warga Amerika yang hidup dalam kemiskinan.
Langkah ini diambil untuk menunjukkan sisi kemanusiaannya, meskipun tindakannya yang lain seringkali bertentangan dengan niat mulianya ini.
2. Saddam menulis sebuah Al-Qur'an dengan darahnya sendiri
Meskipun dianggap haram dalam Islam, Saddam Hussein menulis sebuah Al-Qur'an menggunakan darahnya sendiri untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-60.
Proyek ini melibatkan seorang kaligrafer yang menggunakan sekitar 50 liter darah Saddam untuk menulis 6.000 ayat dan 336.000 kata dalam Al-Qur'an tersebut. Kitab ini sekarang disimpan di Baghdad, namun ulama Islam di Irak bingung antara harus menghancurkan atau menyimpannya sebagai pengingat dari kebrutalan Saddam.
3. Saddam menerima penghargaan UNESCO karena meningkatkan kualitas hidup Irak
Selama menjadi wakil presiden Partai Ba'ath, Saddam menciptakan program literasi nasional yang berhasil mengurangi buta huruf di Irak. Ia juga membangun infrastruktur seperti jalan, sekolah, dan rumah sakit, serta menciptakan sistem kesehatan masyarakat yang terbaik di kawasan tersebut.
Upaya ini diakui oleh UNESCO yang memberikan penghargaan kepada Saddam atas prestasinya. Namun, tindakan brutalnya di tahun-tahun berikutnya membuat pencapaian ini tampak seperti penipuan terencana.
4. Saddam benci Froot Loops
Saddam Hussein dikenal memiliki kebencian terhadap sereal Froot Loops. Saat menjadi tahanan Amerika di Baghdad, seorang spesialis Angkatan Darat AS yang bertugas sebagai sipir pribadi Saddam menyebutkan bahwa Saddam marah ketika penjara kehabisan sereal Raisin Bran Crunch dan harus menggantinya dengan Froot Loops. Kebencian ini menunjukkan sisi manusiawi Saddam yang jarang terlihat oleh publik.
Baca Juga: Profil Abu Hasan Mantan Bupati Buton Utara, Tarung Kembali di Pilkada 2024
5. Saddam muda dibesarkan oleh seorang ibu tunggal dan ingin menjadi pengacara
Saddam muda dibesarkan oleh ibunya setelah ayahnya yang seorang penggembala menghilang. Pengaruh terbesar dalam hidupnya adalah pamannya, yang merupakan anggota Partai Ba'ath. Setelah upaya pembunuhan yang gagal terhadap Perdana Menteri Irak, Saddam melarikan diri ke Mesir dan belajar hukum.
Ketika Qasim dicopot dari jabatannya pada tahun 1963, Saddam kembali ke Irak sebagai seorang pengacara terpelajar dan kembali bergabung dengan Partai Ba'ath.
Proyek menulis Al-Qur'an dengan darahnya sendiri membutuhkan waktu dua tahun dan melibatkan donasi darah sebanyak tujuh galon atau sekitar 27 liter. Hal ini menimbulkan kontroversi besar karena penggunaan darah manusia dianggap tabu dalam budaya Islam.
Meski demikian, kitab tersebut masih ada hingga kini dan disimpan di tempat terkunci di Baghdad. Para ulama masih bingung harus menghancurkan kitab tersebut atau menyimpannya sebagai pengingat dari kebrutalan Saddam. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS