DLHK Sulawesi Tenggara Rencana Budidaya Larva Maggot Atasi Sampah dan Kemiskinan

Tim Telisik

Reporter

Selasa, 03 Desember 2024  /  5:48 pm

Kepala DLHK Sultra, Andi Makkawaru, berencana menerapkan program budidaya larva maggot atasi masalah sampah rumah tangga. Foto: Umat T/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) berencana menerapkan program inovatif berupa budidaya larva maggot sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan sampah.

Program ini bertujuan untuk mengurangi sampah organik sekaligus membantu keluarga yang berada dalam kondisi kemiskinan ekstrem di wilayah Sultra.

Kepala DLHK Sultra, Andi Makkawaru, menjelaskan bahwa program budidaya maggot ini merupakan bagian dari arahan Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, untuk memberikan solusi terhadap masalah kemiskinan dan pengelolaan sampah di daerah ini.

“Program budidaya larva maggot ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan tambahan bagi keluarga yang berada dalam kondisi kemiskinan ekstrem, sekaligus mendukung pengentasan kemiskinan di Sulawesi Tenggara,” ujar Andi Makkawaru, di kantor DLH Sultra, Senin (2/12/2024).

Baca Juga: Kisah Asriani: Program JKN Tanggung Biaya Operasi Usus Buntu Anak di RS Bahteramas

Program ini diharapkan dapat membantu 160 kepala keluarga (KK) yang saat ini tinggal di daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem di berbagai kabupaten dan kota di Sultra.

Melibatkan masyarakat dalam budidaya larva maggot, diharapkan mereka dapat memperoleh penghasilan tambahan melalui penjualan maggot yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak atau bahan baku lainnya.

Bahan baku untuk budidaya maggot ini adalah sampah organik, yang menurut Makkawaru menjadikan program ini sangat relevan dengan pengelolaan sampah, salah satu fokus utama DLHK Sultra.

“Sekitar 33 persen dari total sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir adalah sampah organik. Program ini tidak hanya membantu mengurangi sampah, tetapi juga mendukung upaya pengelolaan sampah organik secara efektif,” tambahnya.

Salah satu kelebihan dari larva maggot, kata Makkawaru, adalah kemampuannya menguraikan sampah organik hingga lima kali lebih cepat daripada berat tubuhnya. Selain itu, proses penguraian ini dapat mengurangi emisi gas metan yang dilepaskan ke udara.

Gas metan diketahui memiliki dampak yang lebih berbahaya dibandingkan dengan karbondioksida terhadap pemanasan global.

“Larva maggot ini memiliki potensi untuk mengurai sampah organik secara efektif dan cepat, yang pada gilirannya akan mengurangi volume sampah yang ada di tempat pembuangan akhir,” jelas Makkawaru.

Makkawaru memproyeksikan program ini akan diluncurkan setelah seluruh proses administrasi selesai dan mendapatkan hasil pemeriksaan dari Inspektorat.

“Kami menargetkan agar program ini sudah bisa berjalan pada akhir tahun ini, tinggal menunggu hasil pemeriksaan PHO dari Inspektorat,” katanya.

Selain budidaya larva maggot, DLHK Sultra juga memiliki berbagai program inovatif lainnya dalam pengelolaan sampah, terutama yang berkaitan dengan sampah anorganik.

Salah satunya adalah pengolahan sampah anorganik menjadi produk daur ulang, seperti pembuatan bata, kursi, dan kerajinan tangan. Program ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah pada sampah yang sebelumnya dianggap tidak berguna.

DLHK Sultra juga menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan di Kendari, seperti PT Yakult TBK Cabang Kendari, yang turut mendaur ulang limbah produksi mereka, khususnya limbah plastik.

DLHK Sultra pun secara rutin melaksanakan program Sedekah Sampah setiap hari Jumat, di mana sampah bersih dan bernilai ekonomis dikumpulkan dan diserahkan kepada para pemulung atau yang disebut sebagai "pejuang sampah".

Tujuan dari program ini adalah untuk membantu pemulung dengan memberikan sampah bersih yang langsung bernilai jual, tanpa harus mencarinya di tempat pembuangan akhir.

Baca Juga: ASN La Putu Berbagi Pengalaman: Berbekal JKN Jalani Perawatan Katerisasi Jantung di RS Bahteramas

Program budidaya maggot ini sejalan dengan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang menjadi pedoman dalam pengelolaan sampah di Sulawesi Tenggara.

Dinas Lingkungan Hidup Sultra berharap dengan adanya program-program ini, masyarakat dapat lebih memahami pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, sambil meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.

“Melalui program ini, kami berharap masyarakat dapat mengelola sampah secara lebih bijak dan memperoleh manfaat ekonomi dari sampah yang ada,” harap Makkawaru.

Diluncurkannya program budidaya larva maggot ini, DLHK Sultra berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam mengurangi jumlah sampah organik sekaligus memberdayakan masyarakat miskin di Sulawesi Tenggara. (C)

Penulis: Umar T

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS