Doakan Negara Bangkit dari Pandemi, 15 Ribu Nahdliyin Bakal Ikut Mujahadah Kubro
Reporter Surabaya
Minggu, 19 Juni 2022 / 1:55 pm
SURABAYA, TELISIK.ID - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur akan menggelar mujahadah kubro di kawasan makam Ki Ageng Muhammad Besari, Tegalsari, Ponorogo, Minggu (19/6/2022) malam.
Nantinya diprediksi ada 15 ribu warga nahdliyin dari segala penjuru Jawa Timur akan mengikuti doa bersama tersebut.
Beberapa kiai yang dijadwalkan hadir antara lain Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Mansur, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali), Ketua MUI Jatim KH Mutawakkil Alallah, dan KH Abdul Matin Jawahir, KH Hadi Muhammad Mahfudz, KH Atho'illah Anwar Lirboyo, dan banyak ulama/kiai Jatim lainnya.
Menurut Ketua Panitia 1 Abad Harlah NU KH Abdussalam Shohib, mujahadah kubro ini adalah rangkaiaan pembuka dari rangkaian acara 1 Abad NU yang dilaksanakan oleh PWNU Jawa Timur.
"Nantinya PWNU Jawa Timur akan mengadakan banyak kegiatan yang juga melibatkan banyak massa. Sehinggga kita perlu untuk berdoa supaya acara-acara selanjutnya hingga acara puncak dilancarkan oleh Allah. Sehingga kita buka dengan mujahadah kader NU," kata Wakil Ketua PWNU Jatim yang akrab dipanggil Gus Salam, dalam keterangannya, Minggu (19/6/2022) pagi.
Gus Salam yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, menegaskan bahwa mujahadah kubro bertujuan sebagai upaya batiniah bagi kalangan nahdliyin agar negara dan dunia bisa bangkit lagi setelah dua tahun pandemi.
Baca Juga: Buaya Kerap Tampakkan Diri di Muara Sungai Sikeli, Warga Diminta Waspada
"Tentu setelah pandemi selesai, kondisi bangsa baik secara ekonomi atau yang lain masih banyak tantangan. Maka di samping ikhtiar lahir, juga tidak kalah pentingnya usaha batiniah. Di momen ini kita juga mendoakan negara dan dunia untuk bisa bangkit lagi setelah dua tahun pandemi," ujarnya.
Lebih jauh dijelaskan Gus Salam, prosesi mujahadah kubro murni ritual tanpa ada pidato sama sekali.
"Mujahadah kubro akan diisi dengan Ijazah Hizb Nawawi, Hizb Autad, Hizb Nashr, kemudian dilanjutkan dengan mujahadah dan istighotsah kubro. Jadi kami upayakan untuk tetap taqarrub kepada Allah Ta'ala," tutur cucu Rais Aam PBNU (1971-1980) KH Bisri Syansuri Denanyar.
Soal dipilihnya lokasi di komplek makam Ki Ageng Muhammad Besari, Gus Salam mengatakan, dilatarbelakangi oleh adanya kaitan sejarah yang kuat antara NU dan Ki Ageng Muhammad Besari.
Baca Juga: Lagi, Nelayan Wakatobi Hilang Saat Memancing
"Seperti dari sudut pandang nasab yang masih tersambung dengan KH Hasyim Asy'ari. Yang kedua terkait sanad keilmuan, Tegalsari merupakan pesantren pertama di Jawa Timur. Ki Ageng Muhammad Besari juga dikenal dengan perjuanganya melawan Belanda. Jadi, nuansa perjuangan kami ambil dalam konteks kekinian," tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris PCNU Ponorogo Luthfi Hadi Aminuddin mengatakan, perhelatan akbar ini harus bisa memberikan keberkahan bagi semuanya. Khususnya bagi warga sekitar yang diperkirakan bakal terdampak.
“Kita sudah koordinasi dengan tujuh Mbah Lurah di sekitar lokasi. Mulai dari penyediaan ojek, parkir dan kegiatan ekonomi lainnya dengan harapan mendatangkan berkah bagi semuanya terutama bagi masyarakat Ponorogo,” tandasnya. (B)
Penulis: Try Wahyudi Ari Setyawan
Editor: Haerani Hambali