Cerita Wanita Cantik jadi PSK usai Orang Tua Cerai, Ngaku Dicolek Ayah Tiri Genit hingga Diselingkuhi Pacar

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Minggu, 14 Desember 2025
0 dilihat
Cerita Wanita Cantik jadi PSK usai Orang Tua Cerai, Ngaku Dicolek Ayah Tiri Genit hingga Diselingkuhi Pacar
Ilustrasi, seorang perempuan muda berujung menjadi pekerja seks setelah konflik keluarga berkepanjangan. Foto: Repro Pinterest

" Rentetan konflik keluarga, relasi yang retak, dan keterbatasan ekonomi perlahan mendorong seorang perempuan muda memilih jalan hidup sebagai pekerja seks demi bertahan "

BANDUNG, TELISIK.ID - Rentetan konflik keluarga, relasi yang retak, dan keterbatasan ekonomi perlahan mendorong seorang perempuan muda memilih jalan hidup sebagai pekerja seks demi bertahan.

Ketidakharmonisan keluarga kerap meninggalkan jejak panjang dalam kehidupan anak. Perceraian orang tua, konflik dengan figur pengganti ayah, serta relasi asmara yang bermasalah menjadi rangkaian peristiwa yang dialami seorang perempuan muda asal Jawa Barat ini.

Kisah ini bermula ketika ia masih duduk di bangku remaja. Perceraian kedua orang tuanya terjadi saat usianya menginjak 15 tahun. Perpisahan itu bukan sekadar memisahkan ayah dan ibu, tetapi juga mengubah struktur emosional di dalam rumah.

Ia tumbuh dalam situasi yang tidak lagi utuh, dengan beban psikologis yang harus ditanggung sendirian.

Setahun setelah perceraian, sang ibu menikah kembali. Namun, rumah baru yang diharapkan memberi rasa aman justru memunculkan konflik lain. Ia memilih keluar dari rumah karena hubungan yang tidak sehat dengan ayah tiri, yang kerap memicu pertengkaran dan membuat ibunya tertekan.

Baca Juga: Viral Link Video Karyawan PT SMJ Durasi 6 Menit 48 Detik Beredar, Begini Penjelasannya

Situasi itu membuatnya dipindahkan ke rumah kerabat di kota lain agar tetap bisa melanjutkan sekolah.

Perempuan itu dikenal dengan (nama samaran) Sarah, kini berusia 24 tahun. Ia menceritakan bahwa sikap ayah tirinya membuatnya merasa tidak nyaman.

“Ayah tiriku itu cunihin, suka goda-goda aku. Makanya aku jijik,” ujarnya, seperti dikutip dari iNews, Minggu (14/12/2025).

Konflik tersebut membuatnya memilih menjauh demi menjaga kondisi mental dan hubungannya dengan sang ibu.

Setelah lulus SMA, Sarah sempat bekerja sebagai kasir minimarket. Penghasilan yang ia peroleh memberinya sedikit kebebasan, tetapi juga menjauhkan dirinya dari keluarga.

Persoalan warisan yang melibatkan ibu dan tantenya membuat situasi rumah semakin tidak kondusif. Ia akhirnya memutuskan pergi dan tinggal di kos, memilih mandiri meski tanpa pegangan yang jelas.

Masalah belum berhenti di situ. Hubungan asmara yang ia jalani ternyata berujung pengkhianatan. Pacarnya diketahui berulang kali berselingkuh, membuatnya terpukul dan memilih pergi jauh dari lingkungan lamanya.

“Aku cuma mau kabur dari keluarga dan masalah,” kata Sarah. Ia kemudian berangkat ke Denpasar, Bali, dengan sisa uang yang dimilikinya.

Di kota tersebut, kondisi ekonomi menjadi persoalan utama. Kehabisan uang dan tidak memiliki pekerjaan tetap membuatnya mengambil keputusan yang ia sebut sebagai jalan pintas. Tawaran datang dari seorang teman pria yang memperkenalkannya pada praktik prostitusi daring.

“Awalnya takut, tapi aku nggak punya pilihan,” ucapnya.

Pengalaman pertama memberinya bayaran Rp 750 ribu. Namun uang itu cepat habis untuk kebutuhan sehari-hari.

“Besoknya aku cari pelanggan lagi,” kata Sarah.

Ia sempat menaikkan tarif hingga Rp1 juta, tetapi kemudian menurunkannya menjadi Rp500 ribu karena sepi peminat.

Baca Juga: Viral Link Video Fajar Bungas 2 Menit Gegerkan Medsos, Begini Penjelasannya

Dalam waktu singkat, namanya dikenal dari mulut ke mulut. Jadwal kencan yang padat membuatnya berpindah kota, dari Bali ke Balikpapan, lalu Jakarta.

“Satu kamar hotel nggak pernah lebih dari tiga hari,” tuturnya.

Ia juga sempat bekerja di sejumlah kota lain seperti Yogyakarta, Surabaya, Semarang, dan Makassar.

Selama sekitar dua setengah tahun, Sarah menjalani kehidupan berpindah-pindah sebagai pekerja seks. Pengalaman itu, menurutnya, bukan sesuatu yang dibanggakan, melainkan konsekuensi dari rangkaian keputusan yang diambil dalam kondisi terdesak.

“Capek juga hidup kayak gini,” katanya singkat. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga