Empat Kalimat Jangan Diucap Orang Tua jika Ingin Anak Sukses

Ahmad Jaelani

Reporter

Minggu, 29 September 2024  /  8:48 pm

Dalam mendidik anak, kata-kata memiliki kekuatan besar. Foto: Repro Istockphoto

KENDARI, TELISIK.ID – Dalam proses mendidik anak, orang tua memiliki peran yang sangat krusial. Kesuksesan anak di masa depan sangat dipengaruhi oleh cara orang tua membimbing dan membesarkan mereka.

Salah satu aspek penting dalam mendidik anak adalah bahasa dan kalimat yang digunakan dalam interaksi sehari-hari. Terkadang, ada beberapa kalimat yang tidak disadari bisa berdampak negatif pada perkembangan anak.

Sebagai orang tua, penting untuk berhati-hati dalam berbicara kepada anak. Kata-kata yang salah bisa membatasi potensi anak dan merusak kepercayaan dirinya.

Di balik niat baik mendisiplinkan atau memotivasi anak, ada kalimat yang sebaiknya tidak diucapkan jika ingin melihat anak berkembang secara positif.

Telisikers, berikut adalah empat kalimat yang sebaiknya tidak dikatakan oleh orang tua kepada anak.

Baca Juga: 12 Benda Tak Boleh Dibawa di Kabin Pesawat

1. "Tidak boleh main sepulang sekolah sampai nilai kamu meningkat"

Mengutip CNBC Indonesia, Minggu (29/9/2024), kalimat ini mungkin sering terdengar saat orang tua merasa frustrasi dengan prestasi akademik anak. Namun, mengatakan hal ini bisa membuat anak merasa terbebani dan tidak bahagia.

Bermain adalah salah satu cara anak belajar bersosialisasi dan mengembangkan kreativitas. Ketika anak dipaksa hanya fokus pada akademik, mereka kehilangan kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan bakat di luar pelajaran sekolah.

Orang tua sebaiknya membuat aturan yang seimbang antara waktu belajar dan bermain, sehingga anak tetap bisa menikmati masa kecilnya tanpa kehilangan dorongan untuk berprestasi.

2. "Ayah-ibu akan memberimu uang jika kamu mendapat nilai bagus"

Menggunakan uang sebagai alat motivasi untuk mendapatkan nilai bagus bukanlah cara yang tepat. Hal ini membuat anak berpikir bahwa nilai akademik adalah satu-satunya ukuran kesuksesan.

Selain itu, pendekatan ini bisa menyebabkan anak menjadi terlalu fokus pada hasil, bukan pada proses pembelajaran itu sendiri. Orang tua seharusnya mengajarkan bahwa pendidikan adalah tentang memahami dan menikmati proses belajar, bukan hanya tentang mendapatkan nilai tinggi.

Dukungan penuh dari orang tua dalam semua aspek perkembangan anak adalah kunci agar mereka tumbuh menjadi individu yang utuh.

3. "Ayah/ibu tidak percaya kamu, jadi ayah/ibu mengecek PR kamu dan memperbaiki kalau ada yang salah"

Pernyataan ini menunjukkan kurangnya kepercayaan orang tua terhadap anak. Meskipun niatnya adalah untuk membantu anak, hal ini justru bisa membuat anak merasa diragukan kemampuannya. Anak-anak perlu belajar untuk bertanggung jawab atas tugas-tugas mereka, termasuk pekerjaan rumah.

Baca Juga: Tren Doom Spending Diklaim jadi Momok, Bakal Memiskinkan Gen Z

Memberi mereka ruang untuk belajar dari kesalahan adalah bagian penting dari proses pembelajaran.

Seperti yang dialami oleh John Arrow, pemilik Mutual Mobile, dukungan dan kepercayaan dari orang tuanya, meskipun dia membuat kesalahan, justru memotivasinya untuk bekerja lebih keras dan memperbaiki dirinya.

4. "Ayah/ibu memberi tambahan uang saku supaya kamu bisa membeli apapun yang kamu mau"

Memberikan segala yang diminta anak tanpa batasan juga bisa berdampak negatif. Anak-anak yang terbiasa dimanja cenderung tumbuh menjadi individu yang tidak memiliki tanggung jawab dan kurang termotivasi.

Mereka mungkin juga menjadi pribadi yang mudah frustrasi ketika keinginan mereka tidak terpenuhi.

Oleh karena itu, orang tua perlu mengajarkan anak tentang nilai uang dan pentingnya bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Dengan demikian, anak akan lebih menghargai apa yang mereka miliki dan menjadi lebih mandiri. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS