Tren Doom Spending Diklaim jadi Momok, Bakal Memiskinkan Gen Z

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Kamis, 26 September 2024
0 dilihat
Tren Doom Spending Diklaim jadi Momok, Bakal Memiskinkan Gen Z
Fenomena doom spending, seseorang cenderung menghabiskan uang sebagai reaksi terhadap stres, kecemasan, atau perasaan tidak pasti terhadap masa depan. Foto: Repro respublika.id

" Tren doom spending kini menjadi ancaman serius bagi Generasi Z (Gen Z) dan milenial "

KENDARI, TELISIK.ID - Tren doom spending kini menjadi ancaman serius bagi Generasi Z (Gen Z) dan milenial. Fenomena ini adalah pengeluaran berlebihan tanpa pertimbangan matang, seringkali dilakukan sebagai pelarian dari tekanan ekonomi.

Psychology Today mengungkapkan bahwa perilaku ini semakin marak di tengah ketidakpastian ekonomi global. Hal ini membuat generasi muda menghadapi risiko besar menjadi lebih miskin dibandingkan generasi sebelumnya.

Doom spending terjadi saat seseorang berbelanja untuk mengatasi kecemasan akan masa depan. Tren ini berbeda dengan retail therapy, yang biasanya dilakukan untuk menghibur diri dari masalah pribadi.

Doom spending lebih sering dipicu oleh kondisi eksternal, seperti ketidakstabilan ekonomi dan ketimpangan kekayaan global. Akses informasi melalui ponsel pintar dan fitur Buy Now, Pay Later (BNPL) semakin mendorong perilaku konsumtif ini.

Dosen senior keuangan di King's Business School, Ylva Baeckstrom, menyebut doom spending sebagai perilaku fatalistis yang berbahaya. Menurutnya, generasi muda kerap menerjemahkan rasa cemas mereka menjadi kebiasaan belanja yang tidak sehat.

Baca Juga: Alasan Krusial Gen Z Mulai Tinggalkan Google sebagai Mesin Pencari

"Anak-anak muda menerjemahkan perasaan buruk mereka menjadi kebiasaan belanja yang buruk," ujar Baeckstrom, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (26/9/2024).

Baeckström menambahkan bahwa generasi sekarang mungkin tidak akan mencapai tingkat kesuksesan finansial yang sama seperti orang tua mereka.

Pernyataan ini diperkuat oleh hasil survei keuangan internasional dari CNBC dan Survey Monkey, yang menunjukkan hanya 36,5 persen orang dewasa merasa kondisi finansial mereka lebih baik dibandingkan orang tua mereka, sedangkan 42,8 persen lainnya merasa lebih buruk.

Tren doom spending tidak hanya terjadi di luar negeri, namun juga melanda Indonesia. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai penyaluran fintech lending atau pinjaman online mencapai Rp20,53 triliun pada Agustus 2023.

Dari total tersebut, sekitar 60 persen pengguna berasal dari generasi Z dan milenial, berusia 19 hingga 34 tahun. Ini menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia juga terjebak dalam fenomena doom spending, yang semakin diperburuk oleh kemudahan akses pinjaman online melalui platform media sosial.

Fenomena doom spending ini membawa kekhawatiran bahwa generasi muda bukan hanya menghadapi tekanan ekonomi, tetapi juga ancaman terjebak dalam hutang.

Baca Juga: Mengenal 4 Potensi Gen Z dalam Bekerja

Menurut survei Intuit Credit Karma pada November 2023, sebanyak 96 persen orang Amerika khawatir dengan keadaan ekonomi, dan lebih dari seperempatnya menggunakan uang untuk meredakan stress yang mereka rasakan.

Tak hanya itu, tren YOLO (You Only Live Once) juga turut mendorong generasi muda untuk berbelanja barang mewah demi merasakan kebahagiaan sementara.

Kondisi ini semakin diperburuk dengan mudahnya akses pinjaman dan kredit online, yang seringkali menjerumuskan generasi muda dalam siklus hutang yang sulit untuk dihindari. Jika tidak segera diatasi, doom spending dapat memperburuk masa depan finansial generasi muda. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga