FNPBI Sebut Pelaku Pengrusakan Fasilitas PT VDNI Bukan Bagian Massa Aksi
Reporter
Selasa, 15 Desember 2020 / 2:28 pm
KONAWE, TELISIK.ID - Serikat Buruh Tempat Kerja (SBTK) Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (FNPBI) PT VDNI dan PT OSS menyebutkan, massa yang rusuh buka bagian dari mereka.
Menurut Ketua FNPBI Konawe, Irfan, aksi demonstrasi yang tergabung dalam Aliansi Serikat Pekerja/Buruh, Federasi Serikat Pekerja/Buruh itu awalnya berjalan damai, meski diakuinya, sejak awal aksi sekira pukul 09.00 Wita pada Senin (14/12/2020), pihaknya banyak mendapat intimidasi dari perusahaan.
Kata dia, sesaat sebelum sampai di depan pintu masuk perusahaan, tiba-tiba saja massa aksi dihadang oleh pihak Humas perusahaan dengan melakukan kontak fisik bahkan melakukan pelemparan kepada massa aksi sehingga terjadi gesekan dan adu jotos.
"Saat itu pengeras suara megaphone kami dirampas hingga rusak dan satu orang massa aksi mengalami luka di bagian kepala. Namun kejadian itu tidak menyurutkan massa aksi dan tetap melakukan aksi dan berorasi menggunakan sound system yang telah disiapkan," kata Irfan melalui sambungan telepon, Selasa (15/12/2020).
Lebih lanjut kata dia, beberapa saat kemudian, ketika massa sedang melakukan aksi dan orasi secara bergantian, tiba-tiba Kapolres Konawe berinisiatif masuk di tengah massa aksi dan diberi kesempatan menyampaikan pendapat.
Baca juga: Ini Fakta-Fakta Kericuhan dan Pembakaran di PT VDNI
Kesempatan itu diberikan oleh massa aksi, kemudian Kapolres Konawe menyampaikan yang poinnya agar aksi dihentikan dan akan memfasilitasi pertemuan buruh dengan pihak perusahaan, utamanya Mr Toni selaku penentu kebijakan di perusahaan.
"Tapi tawaran Kapolres ditolak oleh massa aksi karena pertemuan itu sudah pernah dilakukan tetapi mengalami kegagalan, karena Mr Toni tidak hadir. Dengan terpaksa Kapolres turun dari sound system dan seketika itu tiba-tiba anggotanya yang mengawal Kapolres mencabut kabel mic sound system hingga rusak," terang Irfan menjelaskan kronologisnya.
Hingga sekira pukul 12.00 Wita, tiba-tiba muncul kelompok massa lain dan bukan dari aliansi serikat yang juga melakukan demonstrasi.
"Melihat massa yang baru saja datang, spontan Korlap dari serikat buruh menyambut kelompok massa tersebut karena dianggap relawan yang ingin membantu. Aksi demonstrasi pun kembali dilakukan," bebernya.
Kemudian sekira pukul 13.00 Wita, di tengah berlangsungnya aksi yang sejak awal Humas perusahaan sudah memancing keributan, sekejap dari arah berjagaan pihak kepolisian yang juga lokasi security dan Humas perusahaan terjadi pelemparan batu yang diduga dilakukan oleh salah seorang oknum pihak perusahaan.
Pelemparan itu memancing reaksi massa aksi hingga terjadi saling lempar. Suasana pun semakin tidak terkendali sehingga masing-masing korlap serikat yang tergabung dalam front mengarahkan seluruh anggotanya untuk tarik diri dari tempat atau titik aksi dan menghentikan demonstrasi saat itu juga.
Baca juga: Delapan Pegawai Positif COVID-19 Usai dari Kendari, Puskesmas Buteng Ditutup
"Saat itu juga kami langsung tarik diri dan menghentikan aksi demo kami karena situasi semakin tidak terkendali," ungkapnya.
Olehnya itu, Irfan menegaskan, aksi yang dilakukan oleh pihaknya merupakan aksi damai dan hanya menuntut kenaikan upah dan perubahan status karyawan.
Ia pun mengaku tidak mengetahui massa yang melakukan pengrusakan fasilitas perusahaan, disebabkan massa telah menarik diri sebelum terjadi pengrusakan dan pembakaran sejumlah kendaraan milik perusahaan.
"Kami tidak tahu menahu asal muasal massa aksi yang muncul itu, karena saat kondisi sudah tidak terkendali pada tengah hari, seluruh massa aksi yang tergabung dalam aliansi sudah ditarik mundur dan menghentikan aksi saat itu juga," pungkasnya.
Untuk diketahui, keributan aksi tersebut telah menghanguskan puluhan kendaraan, alat berat dan fasilitas milik perusahaan. (B)
Reporter: Kardin
Editor: Haerani Hambali