Google Doodle Hari Ini Tampilkan Ellya Khadam Sang Penyanyi Boneka dari India
Reporter
Sabtu, 23 Oktober 2021 / 8:18 am
JAKARTA, TELISIK.ID - Google doodle hari ini menampilkan sesuatu yang tidak biasa. Halaman mukanya terlihat berbagai peralatan musik yang membentuk tulisan Google.
Kali ini, tampilan Google memperingati ulang tahun Ellya Khadam. Diketahui Ellya Khadam terkenal dengan salah satu karyanya berjudul "Boneka dari India".
Pantauan Telisik.id, dari halaman muka Google ada bagian huruf "O" kedua, menampilkan wajah penyanyi legendaris Indonesia itu mengenakan busana bak penyanyi India.
Biduan legendaris ini memegang mike dan berpose layaknya penyanyi dari India.
Melansir Suara.com, Ellya Khadam dikenal tidak hanya sebagai penyanyi, penulis lagu, juga aktris legendaris Indonesia.
Pelopor dangdut, genre musik rakyat populer di Indonesia yang memadukan tradisi musik lokal bersama dengan beragam gaya seperti musik rock-and-roll Barat dan film India.
Ellya Khadam lahir dengan nama asli Siti Alya Husnah tepat hari ini pada 1928 di Jakarta. Selama masa remajanya, Ellya Khadam bertetangga dengan penyanyi gaya musik pop Malaysia yang dikenal sebagai Deli.
Baca juga: Didukung Keluarga, Azriel Hermansyah Siap Ajak Sang Kekasih Masuk Islam
Ellya menjadi terkenal sebagai penyanyi di Orkestra Melayu Kelana Ria selama tahun 1950-an, sebuah kolektif musik yang mendapat banyak inspirasi dari budaya dan musik India.
Karier Ellya Khadam mencapai puncaknya dengan merilis lagu hitnya 1956 “Boneka India” (Boneka dari India) yang sekarang dianggap sebagai ikon genre dangdut.
Dia mengungkapkan cintanya pada adat India tidak hanya dengan menggunakan ritme tabla India dalam lagu-lagunya, tetapi juga dengan mengenakan sari tradisional India dan mengenakan sindoor di dahinya.
Ellya Khadam juga membintangi lusinan film hingga akhir 1970-an.
Mengutip kompas.com, jenis musik dangdut ini bisa ditemui dengan mudah di berbagai daerah di Indonesia.
Musik dangdut merupakan perpaduan musik lokal khas Indonesia dengan musik film India dan Malaysia, serta musik rock Barat. Perpaduan gaya ini digunakan pertama kali di Jakarta, sekitar akhir tahun 1960-an. (C)
Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali