Lebih Kaya Mineral, Garam Bone-bone Baubau Bisa Geser Dominasi Garam Cirebon

Elfinasari, telisik indonesia
Jumat, 22 Agustus 2025
0 dilihat
Lebih Kaya Mineral, Garam Bone-bone Baubau  Bisa Geser Dominasi Garam Cirebon
Pelatihan produksi garam oleh tim peneliti Pascasarjana Program Studi Magister dan Doktor Sains Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB). Foto: Ist.

" Pesisir Bone-Bone, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dinilai memiliki potensi besar untuk memproduksi garam konsumsi "

BAUBAU, TELISIK.ID – Pesisir Bone-Bone, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dinilai memiliki potensi besar untuk memproduksi garam konsumsi.

Hal tersebut terungkap dalam kegiatan pelatihan pencucian dengan air tua dan iodisasi garam mentah yang dilaksanakan di Aula Kantor Perikanan Kota Baubau.  

Pelatihan ini diselenggarakan oleh tim peneliti Pascasarjana Program Studi Magister dan Doktor Sains Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat Top-Down ITB yang diketuai oleh Lamona I. Bernawis, yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister dan Doktor Sains Kebumian ITB.

Baca Juga: Kronologi Motor Pinjaman Berujung Terbakar di Buton Tengah, Pemilik Pilih Damai dan Tak Tuntut Ganti Rugi

Pelatihan ini dilaksanakan setelah adanya penelitian mengenai potensi produksi garam di Pesisir Bone-Bone. Penelitian tersebut melibatkan 34 titik sampel di kawasan pesisir Bone-Bone.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pesisir Bone-Bone mampu menghasilkan sekitar 34 gram garam per kilogram air laut, jika diukur dengan satu gayung mandi.

Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan Cirebon, Jawa Barat yang merupakan salah satu sentra produksi garam di Indonesia dengan rata-rata hanya 29 gram per kilogram air laut.

Pelatihan ini juga diikuti oleh para nelayan di sekitar Pesisir Bone-Bone.

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Aep Patah, mengatakan bahwa Kota Baubau memiliki peluang besar untuk mengembangkan industri garam.

“Belum lagi di Kota Baubau hingga kedalaman enam meter, kualitas garamnya jauh lebih baik,” jelasnya Jumat (22/8/2025).

Menurutnya, selama ini garam yang beredar di Kota Baubau sebagian besar masih didatangkan dari luar daerah, sehingga diperlukan pelatihan seperti ini agar potensi lokal dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Baca Juga: Papan Tulis SD di Buton Rusak Tahunan, Regulasi Baru Hambat Pengeluaran Dana BOS Tak Lebih 20 Persen

“Garam krosok yang dihasilkan nantinya dapat diolah menjadi garam yang lebih bersih dan layak konsumsi,” tambahnya.

Sementara itu, Kaprodi Magister dan Doktor Sains Kebumian ITB, Lamona I. Bernawis, menjelaskan bahwa penelitian dilakukan dengan menggunakan 34 titik stasiun, termasuk 10 titik di perairan lepas pantai.

“Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa air laut di Bone-Bone masih jernih hingga kedalaman 16 meter. Kondisi ini sangat mendukung proses produksi garam karena memudahkan pemisahan,” ujarnya.

Ke depan, pihaknya berencana melanjutkan pelatihan serupa, termasuk praktik pembuatan dan pencucian garam. (C)

Penulis: Elfinasari

Editor: Ahmad Jaelani

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga