Gubernur Sultra Ingatkan Pelajar Tak Tawuran, Langgar Beri Sanksi

Erni Yanti

Reporter

Selasa, 19 Agustus 2025  /  7:19 pm

Gubernur Sulawesi Tenggara, Andi Sumangerukka, saat memberikan arahan agar tidak lagi terjadi tawuran antarpelajar di wilayah ini, Selasa (19/8/2025) di Kendari. Foto: Erni Yanti/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID – Gubernur Sulawesi Tenggara, Andi Sumangerukka, merasa geram dengan perilaku tawuran antarpelajar yang sering terjadi di wilayah ini. Jika masih terulang, ia meminta sekolah bertanggung jawab.

Sumangerukka akan memanggil secara bergilir seluruh pihak SMA/SMK di Kota Kendari sebagai upaya untuk menghentikan tawuran antarpelajar yang sudah berlangsung lama.

Langkah ini diambil sebagai respons atas maraknya aksi tawuran yang melibatkan pelajar, yang bahkan menyebabkan seorang siswa mengalami luka parah dalam insiden terbaru pada Minggu (17/8/2025) siang.

Sumangerukka menegaskan bahwa tawuran antarpelajar harus segera dihentikan. Ia juga meminta seluruh siswa lebih fokus pada pendidikan dan memperbaiki perilaku.

Bagi siswa yang terbukti terlibat dalam tawuran, pihaknya akan memberikan sanksi tegas.

"Tawuran ini sudah terlalu sering terjadi dan tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Setelah pertemuan ini, kami akan pastikan para siswa mengerti bahwa sekolah adalah tempat untuk belajar, bukan untuk bertengkar,” tegasnya, Selasa (19/8/2025).

Baca Juga: Maimo Caffe dan Bistro Hadirkan Suasana Industrial Tropis Modern juga Elegan

“Jika masih ada yang terlibat dalam tawuran, sekolah harus bertanggung jawab," tambah Sumangerukka.

Purnawirawan TNI Bintang dua ini juga meminta ada perubahan sikap dan mentalitas siswa agar mereka dapat menjaga persatuan dan kekeluargaan di sekolah.

"Sekolah harus menjadi keluarga kedua bagi siswa. Jangan ada lagi tawuran, jangan ada lagi yang merasa dirinya bukan bagian dari teman atau saudaranya," harapnya.

Kepala SMK Negeri 2 Kendari, Ahmad Mustapa, menyampaikan bahwa selaku sekolah yang terlibat dalam pertemuan tersebut, ia menghadirkan sekitar 800 siswa dari sekolahnya mengikuti pengarahan dari gubernur.

Meskipun anak didiknya tidak terlibat dalam insiden tawuran, Mustapa mengapresiasi upaya Gubernur Sulawesi Tenggara untuk memberikan penyuluhan dan arahan kepada pelajar guna mencegah aksi kekerasan.

"Pertama, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Gubernur yang telah menginisiasi kegiatan ini. Meskipun kejadian-kejadian kemarin tidak melibatkan anak-anak kami, kami mendukung penuh langkah ini sebagai bentuk pencegahan kekerasan di kalangan pelajar," kata Mustapa.

Mustapa juga mengungkapkan keprihatinannya terkait stigma negatif yang sering dilabelkan kepada SMK Negeri 2 Kendari.

Ia menegaskan bahwa pihak sekolah selama ini berupaya keras untuk membina mental dan disiplin siswa agar tidak terlibat dalam tindakan kekerasan.

Namun, menurutnya, seringkali pelaku tawuran menggunakan identitas SMK 2 Kendari, meskipun mereka bukan siswa dari sekolah tersebut.

"Ini yang sangat kami sayangkan, banyak kejadian yang seolah-olah melibatkan siswa SMK 2, padahal mereka tidak terdaftar di sini. Mereka hanya menggunakan identitas sekolah kami. Kami sangat berharap stigma negatif ini bisa hilang," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra, Aris Badara, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, menjelaskan bahwa pertemuan dengan para siswa SMA/SMK akan dilakukan secara bergilir.

Baca Juga: Bening's Clinic Kendari Tumbuh Pesat, Andalkan Layanan Aman dan Edukatif

Setelah SMK 2, giliran SMA 12, SMK 1, dan SMA 4 Kendari akan mendapatkan pengarahan serupa.

"Ini adalah langkah antisipatif kami untuk mencegah terulangnya tawuran antarpelajar. Kami akan melibatkan 19 guru dari masing-masing sekolah dan bekerja sama dengan Satpol PP untuk melakukan patroli di titik-titik rawan tawuran," ujar Aris Badara.

Aris juga menambahkan bahwa penyelesaian masalah tawuran ini memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif.

"Kami perlu melakukan evaluasi mendalam untuk memahami akar masalahnya. Tawuran ini bukan hanya masalah kekerasan fisik, tetapi juga faktor sosial dan psikologis yang perlu kita tangani secara sistematik," kata Aris.

Menurutnya, untuk mengatasi masalah ini, tidak hanya pihak sekolah yang harus bertanggung jawab, tetapi juga orang tua dan masyarakat harus turut serta dalam memberikan pembinaan kepada siswa.

"Kami akan melibatkan seluruh unsur terkait, seperti guru BK, orang tua, siswa, dan tokoh masyarakat, dalam mencari solusi yang tepat agar kejadian tawuran ini tidak terulang lagi," jelasnya. (A)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS