Heboh ASN dan Imam Masjid Curhat ke Meta AI Sebelum Akhiri Hidup, Dipaksa Ngaku Mencuri oleh Aparat
Reporter
Jumat, 21 Maret 2025 / 12:19 pm
Rizkil Watoni (kiri), ASN di Lombok Utara, akhiri hidup usai diduga dipaksa mengaku mencuri oleh oknum aparat. Foto: Repro Merdeka/Tribunnews.
LOMBOK, TELISIK.ID - Kerusuhan terjadi di Polsek Kayangan, Lombok Utara, setelah seorang ASN bernama Rizkil Watoni ditemukan meninggal dunia. Rizkil diduga mengalami tekanan mental setelah diperiksa aparat terkait dugaan pencurian telepon genggam.
Warga yang marah atas kejadian ini membakar kantor Polsek Kayangan pada Senin (17/3/2025) malam. Rizkil Watoni, seorang ASN di Dinas PUPR Kabupaten Lombok Utara, juga dikenal sebagai imam masjid.
Ia disebut-sebut mengalami stres berat setelah diperiksa polisi. Pihak keluarga menduga Rizkil dipaksa mengaku mencuri sebelum akhirnya mengakhiri hidupnya.
Kejadian ini bermula saat Rizkil disangka mencuri HP milik seorang penjaga toko di Kecamatan Kayangan.
Meski persoalan ini telah diselesaikan dengan perjanjian damai, seorang aparat diduga terus menekan Rizkil. Ia bahkan disebut-sebut mendapat ancaman pidana tujuh tahun dan denda Rp 90 juta.
Nasruddin, ayah Rizkil Watoni, menyampaikan perasaan terpukul atas peristiwa ini. Ia menyatakan bahwa anaknya bukan pelaku pencurian, melainkan korban tekanan mental.
"Anak kami tidak bunuh diri, tapi dibunuh mentalnya oleh oknum aparat itu," ujar Nasruddin, seperti dikutip dari Tribunnews, Jumat (21/3/2025).
Nasruddin menjelaskan bahwa kasus dugaan pencurian telah diselesaikan dengan damai. Keluarga bahkan telah menyerahkan uang Rp 2 juta sebagai bentuk perdamaian. Namun, tekanan dari oknum aparat diduga membuat Rizkil mengalami depresi berat.
Menurut Nasruddin, anaknya sempat menceritakan bahwa ia diminta menyerahkan uang Rp 15 juta agar kasusnya dihentikan. Permintaan itu kemudian meningkat menjadi Rp 90 juta atau ancaman hukuman penjara tujuh tahun.
"Saya pikir ini yang mengakibatkan anak saya bunuh diri, karena depresi dengan tekanan oleh oknum aparat ini. Almarhum sering dihubungi lewat telepon," ungkapnya.
Beberapa hari sebelum meninggal, Rizkil sempat mengunggah status di Facebook. Pada 8 Maret 2025, ia menulis klarifikasi terkait tuduhan pencurian.
"Salah kira ku we. Lillah demi Allah kenang ku hpng ku," tulis Rizkil.
Sehari sebelumnya, ia juga menulis status bernada pasrah dengan kata "Ya Allah". Unggahan tersebut mendapat banyak respons dari teman-temannya yang berusaha menguatkannya.
Rizkil Watoni merupakan pemuda asal Dusun Batu Jompang, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan. Ia lahir pada 1 Juli 1999 dan dikenal sebagai sosok yang gigih serta bertanggung jawab.
Setelah lulus SMA, ia merantau menjadi pekerja migran untuk membiayai kuliahnya. Berkat kerja kerasnya, ia mendapatkan beasiswa di salah satu kampus di Malang, Jawa Timur.
Pada 2023, Rizkil lulus sebagai ASN PPPK dan bekerja sebagai staf teknis di Dinas PUPR Kabupaten Lombok Utara. Meskipun sudah bekerja, ia tetap berjualan es keliling sepulang kantor untuk membantu keluarga.
Rizkil juga dikenal sebagai pemuda yang taat beribadah dan aktif dalam kegiatan keagamaan di kampungnya. Kepergiannya secara tragis membuat keluarga dan masyarakat sangat terpukul.
Pihak keluarga kini menuntut keadilan atas kejadian ini. Mereka meminta agar oknum aparat yang menekan Rizkil diberhentikan dari kepolisian. Mereka juga berharap agar pihak yang menyebarkan video CCTV kejadian tersebut diproses hukum.
"Harapan kami, kami bisa mendapatkan keadilan, oknum aparat yang kami duga menekan anak kami hingga depresi diberhentikan dari kepolisian, lalu yang viralin video itu ditangkap," tegas Nasruddin.
Terkait kronologi kejadian, Nasruddin menjelaskan bahwa anaknya tidak sengaja mengambil HP tersebut. Rizkil mengira HP itu miliknya karena memiliki bentuk serupa.
Beberapa saat kemudian, HP tersebut berdering dan Rizkil baru menyadari bahwa itu bukan miliknya. Ia pun segera mengembalikan HP tersebut setelah berkomunikasi dengan pemiliknya.
Namun, setelah HP dikembalikan, Rizkil tetap dibawa ke Polsek Kayangan oleh aparat kepolisian. Proses pemeriksaan berlangsung hingga malam, meskipun telah terjadi perdamaian dengan pemilik HP.
Baca Juga: Tragis, Ikan Tangkapan Tersangkut 2 Jam di Leher Nelayan Buton
Nasruddin mengungkapkan bahwa anaknya merasa dipaksa untuk mengakui pencurian yang tidak dilakukannya.
"Seperti yang dia (Rizkil Watoni) katakan, dia lebih baik mati, dan benar ia meninggal," tutur Nasruddin dengan suara bergetar.
Sementara itu, Kasubsi Humas Polres Lombok Utara Ipda Made Wiryawan membenarkan adanya kericuhan di Polsek Kayangan. Namun, ia belum bisa menjelaskan penyebab pasti kemarahan warga yang berujung pada pembakaran kantor polisi.
"Iyaa benar ada kejadian itu (kericuhan), soal penyebabnya kami belum tahu, informasinya masih simpang siur," kata Wiryawan, Selasa (18/3/2025).
Kapolda NTB Irjen Hadi Gunawan telah turun langsung ke lokasi kejadian untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut. Hingga kini, pihak kepolisian masih mengumpulkan informasi mengenai penyebab utama kerusuhan di Polsek Kayangan. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS