Heboh Google Jual Teknologi Masa Depan ke Israel, Pegawai Ramai-ramai Mundur
Reporter
Senin, 28 April 2025 / 2:24 pm
Penjualan teknologi masa depan ke Israel membuat ratusan pegawai Google mundur. Foto: Repro VOI.
JAKARTA, TELISIK.ID - Kabar mengejutkan datang dari raksasa teknologi Google. Divisi kecerdasan buatan mereka, Google DeepMind, tengah diguncang aksi perlawanan internal setelah rencana perusahaan menjual teknologi masa depan ke Israel terungkap.
Tidak hanya protes, ratusan pegawai dilaporkan memilih mundur atau bergabung dengan serikat pekerja untuk menunjukkan ketidaksetujuan mereka.
Menurut laporan Financial Times, sekitar 300 pegawai DeepMind telah bergabung dengan Communication Workers Union (CWU) dalam beberapa pekan terakhir.
Langkah ini diambil sebagai bentuk penolakan terhadap keputusan Google untuk menjual teknologi kecerdasan buatan mereka kepada grup bisnis pertahanan yang berkaitan erat dengan pemerintah Israel.
Gelombang ketidakpuasan ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, sejumlah media internasional mengabarkan bahwa banyak karyawan Google kecewa dengan hubungan bisnis perusahaan terhadap militer Israel.
Google diketahui telah menjual layanan cloud serta teknologi AI ke Kementerian Pertahanan Israel, yang memicu kekhawatiran di kalangan pegawai.
Dalam perkembangan terbaru, aksi protes terbuka di kantor Google juga berujung pada pemecatan sejumlah karyawan. Sebanyak 28 orang dilaporkan dipecat setelah terlibat dalam demonstrasi yang memprotes hubungan bisnis Google dengan pemerintah Israel.
Baca Juga: Geser Dominasi Google dan Perak, Bitcoin Diklaim jadi Aset Terbesar Dunia 2025
CEO Google Sundar Pichai menegaskan bahwa pemecatan tersebut dilakukan karena Google beroperasi sebagai bisnis dan tidak mentoleransi aktivitas yang menimbulkan keributan di lingkungan kerja.
"Google berdiri sebagai bisnis, sehingga tak diizinkan kegiatan yang memicu 'onar' dan mengganggu kenyamanan lingkungan kerja," ujar Sundar Pichai, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (28/4/2025).
Namun, pemecatan ini ternyata tidak berhenti di angka 28. Jane Chung, juru bicara kelompok aktivis 'No Tech for Apartheid', mengungkapkan bahwa ada gelombang pemecatan baru yang dilakukan oleh Google setelah insiden demonstrasi tersebut.
Ia mengatakan kepada Washington Post bahwa lebih dari 50 karyawan Google diberhentikan setelah menyuarakan dukungan untuk Palestina.
"Pemecatan terbaru termasuk ke karyawan yang tak berpartisipasi [dalam demo]," kata Jane Chung, seperti dikutip dari Forbes.
Chung menambahkan bahwa tindakan Google ini menunjukkan upaya perusahaan untuk membungkam perbedaan suara di dalam organisasi. Ia menilai bahwa pemecatan ini merupakan bentuk penegasan kekuasaan Google terhadap para pekerja yang berani berbicara.
Juru bicara Google mengonfirmasi laporan tersebut kepada Forbes dan menjelaskan bahwa investigasi internal telah dilakukan untuk menyelidiki keterlibatan karyawan dalam aktivitas yang dianggap mengganggu ketertiban perusahaan.
"Setiap orang yang diberhentikan secara personal terlibat dalam aktivitas yang disruptif di dalam kantor kami," ujar juru bicara Google dalam pernyataan resminya.
"Investigasi kami terkait peristiwa ini kini sudah rampung," lanjut juru bicara tersebut.
Sebelumnya, kelompok karyawan Google telah menggelar aksi demonstrasi selama delapan jam di kantor Google yang berlokasi di Sunnyvale dan New York City. Demo ini bertujuan untuk memprotes keputusan Google yang bermitra dengan pemerintah Israel di tengah meningkatnya konflik di Gaza.
Baca Juga: Pegawai Google Tak Dibayar Setahun, Hilang Pamor Sebagai Raja Mesin Pencari dan Diganti Ini
Para demonstran khawatir bahwa teknologi canggih yang dikembangkan oleh Google dapat dimanfaatkan oleh militer Israel untuk melancarkan operasi serangan ke wilayah Gaza.
Kekhawatiran ini memperkuat gerakan di internal perusahaan yang menuntut perubahan arah kebijakan dalam kerja sama teknologi.
Sementara itu, dalam beberapa minggu terakhir, sejumlah laporan menyebutkan bahwa ketegangan di dalam Google semakin meningkat. Pegawai DeepMind yang bergabung dengan CWU bertujuan membangun kekuatan kolektif untuk menentang kebijakan yang mereka anggap membahayakan nilai-nilai etis pengembangan teknologi kecerdasan buatan.(C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS