Heboh Mark Zuckerberg Kehilangan WhatsApp dan Instagram, Disebut Gagal Bikin Aplikasi

Ahmad Jaelani

Reporter

Kamis, 17 April 2025  /  9:02 am

Zuckerberg terancam kehilangan WhatsApp dan Instagram. Foto: Repro BBC.

WASHINGTON DC, TELISIK.ID - Kehilangan dua aplikasi andalan seperti WhatsApp dan Instagram tentu menjadi mimpi buruk bagi raksasa teknologi Meta. Namun itulah ancaman nyata yang kini dihadapi CEO Meta, Mark Zuckerberg, setelah Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat menyeret Meta ke pengadilan atas tuduhan monopoli.

Di tengah persidangan yang memanas, Zuckerberg mengakui sulitnya membangun aplikasi baru dan menyatakan Instagram serta WhatsApp dibeli karena keunggulan yang tak bisa ditandingi platform internal Meta saat itu.

Sidang pengawasan antimonopoli terhadap Meta Platforms Inc. resmi dimulai pada Senin, 14 April 2025, di Washington, D.C. Persidangan ini fokus pada akuisisi Instagram yang terjadi pada tahun 2012 dan WhatsApp yang dibeli pada 2014.

Komisi Perdagangan Federal (FTC) mendalilkan bahwa dua akuisisi tersebut dilakukan bukan semata-mata sebagai ekspansi bisnis, melainkan strategi Meta untuk menyingkirkan kompetitor dan mempertahankan dominasi pasar media sosial.

Dalam kesaksiannya, CEO Meta, Mark Zuckerberg, membenarkan bahwa keputusan membeli Instagram didasari oleh perbandingan dengan produk internal Meta yang saat itu sedang dikembangkan.

"Kami menggunakan analisa membangun vs membeli saat membangun aplikasi kamera. Saya pikir Instagram lebih baik soal itu, jadi lebih baik membelinya," ucap Zuckerberg, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (17/4/2025).

Pengacara FTC, Daniel Matheson, menuduh Meta sengaja mengakuisisi dua startup besar—Instagram dan WhatsApp—untuk menyingkirkan potensi ancaman terhadap kekuasaan Meta di dunia media sosial.

Matheson menjelaskan bahwa Meta menggunakan posisi dominannya untuk mendapatkan keuntungan besar, walau tingkat kepuasan konsumen menurun secara signifikan.

Baca Juga: Mark Zuckerberg Investasi 60 Miliar Dolar Gali Potensi Meta AI 2025

Zuckerberg juga mengungkapkan bahwa perusahaan telah mencoba mengembangkan berbagai aplikasi sendiri. Namun, hasilnya tak sesuai harapan.

“Kami mencoba membangun lusinan aplikasi selama sejarah perusahaan, sebagian besar dari mereka tidak berhasil,” kata Zuckerberg dalam sesi kesaksian.

Dalam salah satu dokumen pengadilan, terungkap bahwa Zuckerberg pernah mempertimbangkan untuk memisahkan Instagram dari Meta pada tahun 2018. Keputusan itu, menurutnya, muncul karena kekhawatiran terhadap pengawasan antimonopoli yang makin meningkat di Amerika Serikat.

“Saya bertanya apakah harus mempertimbangkan langkah ekstrem memisahkan Instagram sebagai perusahaan terpisah,” ujar Zuckerberg seperti yang tercatat dalam dokumen pengadilan.

Pengakuan itu menjadi salah satu dasar bagi FTC untuk menilai bahwa akuisisi Meta terhadap dua platform besar ini bukan murni keputusan bisnis biasa, melainkan strategi sistematis untuk menguasai pasar dan melemahkan pesaing. FTC menyoroti pola 'beli atau kubur' yang diduga digunakan Meta dalam menghadapi pesaing yang mulai menunjukkan potensi signifikan.

Zuckerberg bahkan sempat meramalkan bahwa dalam 5 sampai 10 tahun ke depan, Meta bisa dipaksa untuk memisahkan dua aplikasi tersebut dari perusahaannya. Ramalan itu kini menjadi kenyataan, saat Meta dihadapkan dengan tuntutan FTC yang mendesak agar WhatsApp dan Instagram dilepaskan dari Meta sebagai bagian dari restrukturisasi untuk mengembalikan persaingan sehat di industri digital.

Selama jalannya persidangan, Zuckerberg menekankan bahwa Meta tidak mudah menciptakan produk baru yang sukses. Hal ini menjadi alasan kuat di balik keputusan membeli Instagram dan WhatsApp, dua platform yang saat itu sudah berkembang pesat dan memiliki basis pengguna yang luas.

“Instagram punya kamera yang lebih baik dari yang sedang kami bangun,” jelas Zuckerberg dalam persidangan. Pernyataan ini menjadi salah satu bukti kuat bagi FTC bahwa Meta lebih memilih mengakuisisi daripada bersaing secara sehat melalui inovasi.

Persidangan ini menjadi tonggak penting dalam pengawasan terhadap perusahaan teknologi raksasa yang selama ini memiliki kekuatan besar dalam membentuk ekosistem digital.

Jika FTC memenangkan kasus ini, maka Meta bisa dipaksa untuk menjual Instagram dan WhatsApp, dua produk yang saat ini menjadi tulang punggung perusahaan.

Sebagai bagian dari strategi pertahanan, Meta menyoroti bagaimana platform-platform tersebut telah terintegrasi dan memberikan manfaat besar bagi konsumen secara global.

Namun, FTC menilai integrasi tersebut justru memperkuat dominasi Meta dan menyulitkan lahirnya pesaing baru dalam industri media sosial.

Zuckerberg sendiri menyadari risiko besar yang kini dihadapi perusahaannya. Dalam beberapa pernyataannya, ia mengakui adanya tekanan dari regulator yang terus meningkat sejak beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: 2 Miliarder Terkenal Dunia, Elon Musk dan Mark Zuckerberg Sepakat Baku Pukul di Arena Tarung

“Kami pernah mempertimbangkan skenario pemisahan, tapi saat itu kami memilih tetap mengintegrasikan layanan demi efisiensi,” ucapnya dalam kesaksian yang disampaikan secara langsung di pengadilan.

Kasus ini terus bergulir dan menjadi sorotan media global, mengingat dampaknya yang bisa mengubah lanskap industri teknologi dunia. Jika WhatsApp dan Instagram benar-benar dipisahkan dari Meta, maka ini akan menjadi preseden penting bagi perusahaan teknologi lainnya yang tengah berkembang pesat.

Di tengah proses persidangan yang berlangsung ketat, muncul pula isu-isu lain yang memperburuk posisi Meta. Salah satunya adalah dugaan bahwa Zuckerberg membocorkan rahasia negara ke China, serta kabar bahwa mantan Presiden AS, Donald Trump, tengah berusaha menyelamatkan TikTok dari regulasi keras.

Persidangan masih akan berlanjut dalam beberapa minggu ke depan dengan sejumlah saksi tambahan dan analisa data internal perusahaan yang akan dibuka di hadapan hakim. Sampai keputusan akhir dijatuhkan, masa depan Instagram dan WhatsApp masih tergantung di ujung palu pengadilan. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS