Hutang Penghalang Masuk Surga

Abd. Rasyid Masri

Penulis

Sabtu, 04 September 2021  /  12:59 pm

Prof. Abd. Rasyid Masri, Akademisi dan Pebisnis. Foto: Ist.

Oleh: Prof. Abd. Rasyid Masri

Akademisi dan Pebisnis

SAHABAT Ali  bin Abu Thalib dinilai oleh Rasulullah SAW orang berilmu tinggi. Salah satu pernyataan beliau yang sering tidak sadar kita populerkan dalam keseharian adalah, janji adalah hutang dan hutang harus dibayar.     

Hutang yang paling berat adalah hutang duit atau materi, sebab, bila  seseorang tiba-tiba meninggal dan belum bayar hutangnya, maka yang bersangkutan sulit masuk surga, dan boleh jadi bahasa kerasnya, tertahan di pintu surga. Sekalipun dia seorang yang mati syahid, yang mestinya dijamin bebas masuk surga tanpa hisab.

Realitas bangsa Indonesia, terkenal memiliki hutang besar sekali. Tapi bukan itu jadi fokus bahasan. Biarkan presiden dan menteri keuangan yang pikirkan. Rakyat kerja saja, dan tetap bisa bahagia tidur nyenyak tanpa mesti ikut memikirkan hutang negara yang menggunung.     

Janji itu hutang yang harus ditepati. Kalau tidak, tetap jadi beban di akhirat, termasuk janji-janji politik yang banyak diobral oleh politisi, atau janji-janji cinta oleh para petualang cinta.

Allah SWT menegaskan: "Dan penuhilah janjimu, sesungguhnya janji itu pasti akan diminta perartanggunjawaban" Q.S Al Isra 35 dan "...penuhilah janji (Allah)" Q.S Al An’am 152. Begitu pentingnya janji maka wajib dipenuhi.

Baca juga: Islam Is For Everyone

Baca juga: Konsolidasi Nasional di Tengah Pandemi

Janji politik begitu mudah dilontarkan para calon pimpinan dan para pemburu jabatan. Mungkin karena tidak paham kalau setiap janji itu adalah hutang dan beban di akhirat kelak.  

Maka jangan biasakan berjanji kalau dalam hati tak sanggup untuk memenuhinya. Contoh, tak jarang orang tua berjanji kepada anaknya, kalau kau berhasil saya akan beri hadiah, atau terkadang kita bergurau dengan banyak berjanji, tapi ternyata tak dipenuhi.

Orang yang pandai berjanji itu orang munafik. Orang munafik pandai bersilat lidah dan bermain kata-kata  manis untuk menghipnotis korbannya. Dan munafik sudah diberi tempat neraka di akhirat, tentu semua dengan ketentuan Allah yang maha segalanya.     

Bagi yang masih memiliki hutang duit, utang janji politik, sebaiknya dilunasi agar tak jadi beban. Sebab hutang sudah pasti jadi penghalang masuk surga sekalipun ibadah salat dan ibadah lainnya cukup bagus. 

Itulah sebabnya kalau ada orang meninggal, pasti yang pertama di sampaikan keluarganya sebelum di kubur, tolong bagi siapa yang memiliki sengketa utang atau yang meninggal punya utang disampaikan ke pihak keluarga, untuk bisa di lunasi agar sang mayit lancar perjalanannya ke kehidupan akhirat yang abadi. 

Semoga kita semua, para pembaca tidak tergolong ahli hutang, yang suka janji-janji, dan kalaupun ada hutang, sebaiknya dilunasi sebelum ajal menjemput. (*)