Ini Alasan Pulau Sulawesi Disebut Celebes

Minggu, 15 Januari 2023  /  8:45 pm

Pulau Sulawesi dikenal dengan julukan Pulau Celebes. Bukan tanpa alasan, penyebutan ini punya teori sejarahnya tersendiri. Foto: Alonesia.com

KENDARI, TELISIK.ID - Sulawesi merupakan pulau tersebesar ke-11 di dunia. Dalam buku sejarah, pulau yang punya enam provinsi ini dijuluki dengan nama Pulau Celebes, nama itu punya kisah tersendiri, lho.

Dikutip dari Okezone.com, setidaknya ada dua teori yang mendasari Sulawesi disebut sebagai Celebes. Mengutip dari tulisan dari Ishaq Asri berjudul 'Asal Usul Nama Sulawesi' di Academia.edu , dua teori tersebut adalah engsel besi dan badik besi.

Engsel Besi

Teori engsel besi mengisahkan tentang pelaut asal Eropa yang menginjakan kaki di Pulau Sulawesi. Rombongan pelaut itu tak tahu menahu nama pulau yang tengah mereka singgahi.

Baca Juga: Dibatasi di Warung Kecil, Ini Aturan Baru Pembelian Gas Elpiji

Sampai pada akhirnya, mereka menghampiri penduduk di sana. Pelaut lantas bertanya tentang nama pulau, tapi sayangnya ada keterbatasan bahasa antara mereka. Penduduk tak paham apa yang diucapkan pelaut. Dia mengira pelaut sedang bertanya tentang benda di tangannya.

Sontak penduduk pun menjawab "sélé bessi" atau engsel besi. Pelaut yang salah paham segera mencatat nama tersebut. Tapi karena nama "sélé bessi" dirasa sulit diucapkan, nama itu lantas diganti menjadi Celebes.

Badik Besi

Teori Badik Besi ini mirip dengan Engsel Besi. Hanya saja, rombongan pelaut yang singgah di Pulau Sulawesi bukan bertemu penduduk melainkan menemui raja. Sama dengan kisah sebelumnya, raja juga salah tangkap atas pertanyaan rombongan pelaut.

Raja yang mengira mereka bertanya soal benda ditangannya pun menjawab '"sélé bessi" atau badik besi. Padahal rombongan pelaut hendak bertanya nama pulau. Dari sana lah nama Celebes tercetus.

Dilansir dari Sulses.idntimes.com, teori nama "Sulawesi" yang kerap jadi rujukan datang dari sejarawan-sosiolog asal Manado bernama F.S. Watuseke. Dalam artikel makalah "On the Name Celebes" yang terbit pada 1974, ia menulis bahwa namanya berasal dari gabungan dua kosa kata lokal. Yakni sula ("pulau") dan besi yang merujuk pada salah satu mineral.

Menurut Watuseke, kata besi ini diduga merujuk pada kandungan besi yang berada di sekitar Danau Matano, Kabupaten Luwu Timur. Bassi sendiri adalah bahasa Bugis untuk "besi".  Tapi, kata "sula" sulit ditemukan asalnya dalam bahasa lokal, mengingat sebutannya di lidah orang Bugis adalah "libukeng". Namun, keberadaan nama Pulau Sulabes di Maluku Utara bisa menjadi petunjuk tentang asal muasal nama Sulawesi.

Celebes banyak digunakan dalam peta dan catatan pelaut sejak abad ke-15. Otoritas VOC dan pemerintah Hindia-Belanda juga menggunakan nama tersebut. Tapi namanya diubah menjadi Sulawesi saat Jepang berkuasa dari tahun 1942 hingga 1945.

Setelah Indonesia merdeka, sebutan Sulawesi tetap digunakan. Seluruh penerbitan dan media massa berbahasa asing tak lagi menggunakan istilah Celebes pada 1946, dan dipandang sebagai sebutan tak formal untuk pulau yang menyerupai huruf K tersebut.

Dalam artikel ilmiah lain yang ditulis Wahyu Kusdyantono berjudul Terbentuknya Sulawesi, Alfred Russel Wallace dan Misteri Sulawesi yang Menghantuinya Selama 150 Tahun, di laman resmi Universitas Gajah Mada (UGM), kata Sulawesi juga memiliki makna besi dalam bahasa Jawa.

Baca Juga: 4 Barang Unik yang Dilelang DJKN: Galon hingga Septictank

Sulawesi disebut merupakan penggabungan dua kata yaitu Sula dan Wesi. Dalam bahasa Jawa, Sula berarti besi dan Wesi, juga bermakna besi. Orang-orang tua (pakada tomatua) dulu menyebut, pada awalnya tidak ada Pulau Sulawesi, yang ada hanyalah laut di antara dua pulau.

Namun kemudian dua pulau tersebut bertabrakan hingga membentuk Pulau Sulawesi yang ada saat ini. Dalam penelitian geologi, hal itulah yang menjadi sebab Pulau Sulawesi memiliki banyak gunung, banyak aliran sungai dan banyak besi serta emas.

Kejadian yang menurut pakada tomatua yang dianggap sebagai tabrakan memanglah benar adanya. Sebab bentukan pulau Sulawesi saat ini merupakan hasil dari proses geologi yang sangat kompleks. (C)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Kardin

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS