Jadi Spot Berfoto, Jalan Lingkar Wisata Pantai Toronipa dan Pulau Bokori Penuh Sampah

Cendriawan

Reporter

Rabu, 26 Juli 2023  /  8:50 pm

Sekdes Leppe Tarpin dan Kadus Desa Leppe Antonius dalam menerangkan, jalan lingkar yang jadi spot foto sekaligus menyebabkan jalur tersebut kotor akibat sampah. Foto: Kolase

KENDARI, TELISIK.ID - Wilayah nusantara memang tidak ada hentinya jika berbicara soal keindahan alamnya yang begitu memukau. Keindahan alam yang terbentang luas dari Sabang hingga Merauke, selalu mengundang decak kagum bagi siapapun yang melihatnya.

Jika ingin membahas tentang keindahan alam di bumi pertiwi maka tidak akan ada habisnya. Hal inilah yang menjadikan Indonesia dikenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa dan menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat lokal maupun internasional, untuk datang dan menikmati keindahan yang disuguhkan oleh bentang alam di nusantara.

Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat Indonesia sendiri memiliki taman nasional bawah laut yang begitu terkenal baik di kalangan masyarakat tanah air hingga mancanegara, yaitu wilayah perairan yang berlokasi di pulau Wakatobi Sulawesi Tenggara. Dikutip dari laman resmi wakatobikab.go.id, Kabupaten Wakatobi sebagai cagar biosfer dunia oleh UNESCO di paris, sekaligus menjadikan Wakatobi sebagai tuan rumah cagar biosfer dunia.

Namun terlepas dari itu semua, hal yang kerap menjadi permasalahan klasik bangsa ini adalah masalah kebersihan dan rasa memiliki. Dilansir dari situs wecare.id, Indonesia menempati peringkat 2 dunia penyumbang sampah plastik terbanyak setelah Brazil.

Baca Juga: Aksi Bersih Pantai, Upaya Masyarakat Pesisir Kabupaten Buton Tangani Sampah

Hal tersebut masih menjadi permasalahan hingga hari ini. Kurangnya edukasi dan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah secara sembarangan menyebabkan isu kebersihan seperti ini masih belum terselesaikan.

Berbicara mengenai pencemaran lingkungan, hal ini pula yang akan ditemukan ketika kita melewati jalur wisata menuju pulau Bokori dan pantai Toronipa. Tepatnya di Desa Leppe, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Desa Leppe sendiri berada dalam jalur wisata bahari.

Untuk sampai ke area wisata pantai Toronipa dan pulau Bokori diperkirakan memakan waktu kurang lebih satu jam dari Kota Kendari, dengan melalui jalan wisata yang di mana jalanan ini merupakan program yang di canangkan oleh Gubernur Sulawesi Renggara, Ali Mazi. Jalan tol sepanjang 15,6  Km ini, terintegrasi dengan beberapa spot wisata yang berada di wilayah pesisir Kota Kendari dan tidak dikenakan biaya jika ingin melewati jalan tersebut, yang tentunya berbeda dengan jalan tol pada umumnya yang setiap melewatinya akan ada biaya yang mesti dibayarkan.

Beralih ke permasalahan awal, memasuki jalur wisata yakni Desa Leppe, pengguna jalan akan menemukan pemandangan yang kurang mengenakkan, di mana hal tersebut disebabkan oleh sampah yang berada salah satu sisi jalan ketika hendak menuju pantai Toronipa. Penyebabnya utama adalah seringnya tempat ini dijadikan persinggahan bagi masyarakat yang hendak berwisata ke pulau Bokori atau pantai Toronipa. Minimnya himbauan untuk tidak mengotori area tersebut mengakibatkan jalan tersebut menjadi penuhi sampah.

Lokasi tersebut berada di kilometer 14, ketika memasuki area tersebut pengguna jalan memang akan disuguhkan view lautan yang dapat memanjakan mata bagi siapapun yang melewatinya. Akan tetapi di saat yang bersamaan, dampak negatifnya justru bersumber dari warga yang mendatangi area tersebut dengan cara memberhentikan dan memakirkan kendaraannya di bahu jalan yang secara tidak langsung dapat membahayakan pengguna jalan lain.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Kepala Dusun Desa Leppe, Antonius.S (60) mengatakan, memang di lokasi tersebut kerap dijumpai beberapa pengendara yang sengaja berhenti hanya untuk sekedar mengambil gambar pemandangan di sekitar lokasi tersebut.

"Memang hal tersebut benar dan masyarakat desa memang sering melihat beberapa orang singgah di situ, bahkan saya sendiri pun kerap menyaksikan ada orang memang yang sengaja singgah untuk ambil gambar karena bagus pemandangannya kalau diambil dari jalanan itu," ucapnya, Rabu (26/7/2023).

Baca Juga: Kelompok Mahasiswa Bersihkan Sampah di Sungai Wanggu

Dia juga menegaskan, pemerintah desa telah berupaya untuk melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan dan kabupaten guna mencari solusi tentang kejadian tersebut. Ia berharap instansi yang memiliki kewenangan dalam hal ini Dinas Perhubungan untuk mengambil langkah atas permasalahan itu. Karena jika tidak cepat mendapat respon dari pemerintah terkait, dikhawatirkan akan menimbulkan masalah yang lebih besar di kemudian hari.

Di kesempatan lain Sekretaris Desa Leppe, Tarpin (52) menegaskan, di jalur tersebut seringkali menimbulkan masalah, mulai dari kebersihan hingga keamanan dan ketertiban berlalulintas. Hal itu didasari dengan kerapnya aksi balap motor di jalanan tersebut di waktu malam hari. Itu sangat menggangu masyarakat yang bermukim di wilayah tersebut.

"Jadi memang jalan itu selain sering orang singgah foto-foto dan membuang sampah sembarangan. Kalau sudah jauh malam sering ada orang balap-balap di sini, tidak tau dari mana asalnya mereka. Itu meresahkan masyarakat, saya harap pihak kepolisian bisa mengatasi ini karena sudah beberapa bulan ini kejadiannya," ungkapnya.

Tarpin menginginkan semua aspek untuk ikut bersama-sama menjaga negara dalam hal ini infrastruktur jalan. Terlebih lagi jalanan tersebut adalah faktor utama dalam menunjang aktivitas masyarakat, baik yang berada di sekitarnya maupun masyarakat yang hendak berwisata, yang mana tujuan dari pembangunan jalan tersebut memang selain mempermudah mobilitas masyarakat juga diperuntukkan sebagai jalur wisata. (A)

Penulis: Cendriawan

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS