Jawa Timur Waspada Ancaman Fenomena EL Nino

Try Wahyudi Ary Setyawan

Reporter Surabaya

Selasa, 01 Agustus 2023  /  11:16 am

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan peringatan atas fenomena el nino kepada masyarakat di Jatim. Berbagai kesiapan sudah dilakukan untuk mengantisipasi fenomena tersebut. Foto: Ist.

SURABAYA, TELISIK.ID - Fenomena el nino mulai diantisipasi di Jawa Timur. Salah satunya dengan menyiapkan sarana pra sarana agar tidak berdampak pada kelangsungan hidup masyarakat.

Sekedar diketahui, el nino merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi ketika suhu permukaan laut (SPL) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, mengalami peningkatan yang signifikan melebihi kondisi normal.

Fenomena ini dapat memengaruhi iklim dan memiliki dampak yang luas terhadap pola cuaca di berbagai wilayah di seluruh dunia. Dampaknya, potensi pertumbuhan awan bergeser dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik tengah, sehingga mengurangi curah hujan di Indonesia.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya sudah memerintahkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD)di jajarannya antara lain Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas PU Sumber Daya Air, Dinas ESDM, dan pihak terkait untuk menyiapkan mitigasi dan antisipasi el nino.

"Bencana Kekeringan sudah terjadi di berbagai daerah. Jangan sampai kemudian berdampak pada produksi pertanian kita, terutama padi. Olehnya itu, untuk antisipasi ini, saya minta dikoordinasikan oleh asisten untuk bisa memetakan daerah mana yang membutuhkan tambahan dukungan irigasi," katanya, Selasa (1/8/2023).

Baca Juga: BMKG Ingatkan Warga Sulawesi Tenggara Waspada El Nino Juli Mendatang

Untuk saat ini, mantan Mensos RI itu menekankan perhatian pada tiga wilayah penghasil padi tertinggi, yakni Lamongan, Ngawi, serta Bojonegoro. Jika di lapangan tidak memungkinkan menggunakan aliran air sungai atau sumber air yang ada, tuturnya, pemerintah bisa menggunakan sumur-sumur bor di sawah seperti yang dilakukan Kabupaten Ngawi.

Khofifah lebih jauh mengajak seluruh elemen untuk belajar dari pengalaman saat pandemi COVID-19. Dimana, meskipun berada di tengah krisis, produksi padi Jawa Timur merupakan yang tertinggi di Indonesia pada 2020 hingga 2022.

"Maka ini menjadi pembelajaran yang baik bagi semuanya agar kemudian  bisa belajar dari best practice tahun itu," katanya.

Baca Juga: Begini Cara Nusa Tenggara Timur Antisipasi El Nino

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan fenomena el nino akan mencapai puncaknya di Indonesia pada Juli, Agustus, dan September tahun 2023.

Kepala Badan BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, dampak dari fenomena ini termasuk kekeringan, penurunan curah hujan, peningkatan titik api, serta kerawanan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Langkah-langkah strategis perlu dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi dampak lanjutan. Utamanya sektor-sektor yang sangat terdampak seperti sektor pertanian, terutama tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air," ujar Dwikorita beberapa waktu lalu. (B)

Penulis: Try Wahyudi Ari Setyawan

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS