Begini Cara Nusa Tenggara Timur Antisipasi El Nino

Berto Davids, telisik indonesia
Rabu, 22 Februari 2023
0 dilihat
Begini Cara Nusa Tenggara Timur Antisipasi El Nino
Tanaman holtikultura di Nusa Tenggara Timur untuk mengantisipasi el nino. Foto: Ist.

" Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau 2023 berlangsung kering karena el nino "

KUPANG, TELISIK.ID - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau 2023 berlangsung kering karena el nino.

Dengan adanya prediksi ini, el nino berarti wilayah Indonesia berbalik mengalir ke Samudra Pasifik sehingga Indonesia menjadi kering karena aliran masa udara ini bergerak ke Samudra Pasifik.

Kepala BMKG, Dwikora Karnawa menjelaskan, ketika el nino berlangsung, musim kemarau menjadi sangat kering serta permulaan musim hujan yang terlambat.

Baca Juga: Kota Kupang Target Juara Pencat Silat Porprov Nusa Tenggara Timur VIII

"El nino itu diprediksi akan terjadi pada tahun 2023. Hujan sering datang terlambat," jelasnya, Rabu (22/2/2022).

Mengantisipasi itu, Pemprov Nusa Tenggara Timur mengingatkan para petani untuk lebih banyak menanam tanaman hortikultura yang tidak membutuhkan air banyak selama daerah itu dilanda kekeringan ekstrem akibat el nino.

Kadis Pertanian Nusa Tenggara Timur, Lecky Frederich Koli mengatakan, hal itu terkait antisipasi Pemprov Nusa Tenggara Timur dalam menghadapi ancaman kekeringan yang melanda akibat el nino.

Menurut dia, keterbatasan air untuk usaha pertanian dapat dipastikan akan terjadi saat dilanda el nino, karena pada saat musim kemarau menjadi sangat kering sehingga persediaan air terbatas dan tidak memungkinkan bagi petani untuk mengembangkan usaha pertanian yang membutuhkan air banyak.

Baca Juga: Teman Jeriko di Kupang Dapat Dukungan 100.000 KTP

Ia mengatakan, dalam kondisi kekeringan akibat el nino tentu kegiatan menanam harus tetap dilakukan sehingga ekonomi masyarakat petani tetap menggeliat. Dalam kondisi kekeringan yang panjang dengan kondisi air yang terbatas maka pilihan komoditas yang dikembangkan agar komoditas-komoditas yang tidak terlalu banyak membutuhkan air.

"Para petani harus memperbanyak tanaman jagung, sorgum serta sayur-sayuran yang merupakan komoditas yang selama ini terus didorong untuk banyak ditanam para petani, karena merupakan instrumen ketahanan pangan dalam menghadapi apabila terjadi krisis pangan. Tanaman-tanaman tersebut juga tidak membutuhkan air yang banyak," katanya. (B)

Penulis: Berto Davids

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga