Jekak Karir Kolonel Cpl Antonius Hermawan: Kepala Gudang Puspalad Tewas dalam Ledakan Pemusnahan Amunisi

Ahmad Jaelani

Reporter

Selasa, 13 Mei 2025  /  9:34 am

Jejak karier Kolonel Cpl Antonius Hermawan berakhir tragis di Garut. Foto: Repro Tribunnews.

GARUT, TELISIK.ID - Sosok Kolonel Cpl Antonius Hermawan tak asing di kalangan militer. Perwira menengah lulusan Akademi Militer 1997 ini dikenal dengan rekam jejak karier yang cemerlang.

Namun, nasib berkata lain. Antonius menjadi salah satu korban tewas dalam insiden ledakan pemusnahan amunisi tak layak pakai di Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025).

Ledakan yang terjadi saat tugas negara itu merenggut nyawanya bersama 12 orang lainnya, menjadikan tragedi ini salah satu yang paling memilukan dalam sejarah pemusnahan amunisi TNI.

Insiden ledakan maut itu terjadi saat kegiatan pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dalam kegiatan tersebut, tim dari TNI AD tengah melakukan prosedur rutin pemusnahan bahan peledak tak layak pakai.

Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, pemusnahan dilakukan di lahan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Garut yang selama ini memang rutin digunakan untuk kegiatan serupa.

“Biasanya selesai peledakan, masyarakat datang untuk mengambil sisa-sisa ledakan. Bekas granat, bekas mortir, biasanya masyarakat mengambil logam tersebut,” jelas Kristomei dalam pernyataan, seperti dikutip dari Tribunnews, Selasa (13/5/2025).

Awalnya, proses pemusnahan berjalan sesuai prosedur dan dinyatakan aman. Namun setelah ledakan pertama, sejumlah warga dilaporkan mendekati lokasi untuk mengumpulkan logam sisa proyektil.

Tak disangka, ledakan kedua terjadi secara tiba-tiba, yang menyebabkan korban jiwa berjatuhan.

Kapuspen TNI menjelaskan bahwa penyebab ledakan kedua masih dalam penyelidikan.

“Sedang kita dalami kenapa ada ledakan kedua, sehingga ketika masyarakat ke sana meledak lagi,” ucap Kristomei.

Baca Juga: Daftar Lengkap 9 Mayjen TNI Digeser Panglima Agus Subiyanto

Total 13 orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa tragis tersebut. Empat di antaranya merupakan personel TNI, sementara sembilan lainnya merupakan warga sipil.

Salah satu korban dari unsur TNI adalah Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD.

“Kolonel Cpl Antonius Hermawan adalah salah satu korban yang gugur dalam musibah ini. Beliau adalah perwira dengan dedikasi tinggi di bidang peralatan,” ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat, Brigjen Wahyu Yudhayana.

Selain Antonius, tiga personel TNI lainnya yang juga gugur adalah Mayor Anda Rohanda, Kopda Eri Dwi Priambodo, dan Pratu Aprio Setiawan.

“Tim penyusun amunisi ini menyiapkan dua lubang sumur, lalu tim pengamanan masuk dan dinyatakan aman hingga dilakukan peledakan di dua sumur tadi," jelas Brigjen Wahyu.

Ia menambahkan, lubang ketiga digunakan untuk menghancurkan sisa detonator. Namun pada saat proses itu berlangsung, terjadi ledakan mendadak yang menyebabkan 13 korban meninggal.

“Saat tim menyusun amunisi aktif yang tak layak pakai di lubang itu, tiba-tiba terjadi ledakan hingga akibatkan 13 orang meninggal dunia karena ledakan,” tambahnya.

Sosok Antonius Hermawan sendiri dikenal sebagai perwira TNI yang memiliki jejak karier strategis. Lulusan Akademi Militer tahun 1997 ini pernah menjabat sebagai Kepala Peralatan Kodam XVI/Pattimura.

Ia juga sempat bertugas di lingkungan Setjen TNI sebagai Kasubbag Pampersmat Bagpam Roum Setjen.

Jabatan terakhir yang diemban Antonius adalah Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Puspalad. Ia baru menjabat posisi ini selama satu tahun sebelum akhirnya gugur dalam tugas. Di lingkungan militer, ia dikenal sebagai sosok yang disiplin dan berdedikasi tinggi.

Selain kariernya yang cemerlang, Antonius juga dikenal sebagai sosok keluarga yang hangat. Ia kerap membagikan momen kebersamaan bersama istri dan anak-anaknya.

Salah satu unggahan yang kini menjadi sorotan adalah video liburan bersama keluarganya di Banda Neira, yang diposting melalui akun Instagram pada 21 Maret 2025.

Dalam unggahan itu, Antonius mencantumkan kutipan dari Sutan Syahrir: “Jangan mati sebelum ke Banda Neira.” Tak disangka, perjalanan ke Banda Neira menjadi perjalanan terakhirnya sebelum berpulang dalam insiden ledakan maut.

Salah satu keluarga korban dari pihak warga sipil, Dedi Duha, menyampaikan bahwa saudaranya juga menjadi salah satu korban dan kini telah berada di RSUD Pameungpeuk.

“Kami sedang menunggu, katanya, almarhum mau diotopsi dulu,” kata Dedi saat dihubungi wartawan.

Dedi menyebut bahwa dirinya dan keluarga belum mengetahui pasti kronologi kejadian.

“Ada 13 orang korban, kronologinya belum tau ya kami masih panik, mohon doa saja untuk Kang Rush (korban) moga husnul khatimah,” ucapnya.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD memastikan bahwa seluruh korban dari warga sipil sudah dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit.

“Saat ini kami melakukan koordinasi dengan aparat terkait untuk mengamankan lokasi ledakan sampai benar-benar aman bagi masyarakat,” ucap Brigjen Wahyu.

Ia juga mengingatkan bahwa lokasi pemusnahan tersebut berada jauh dari pemukiman warga dan selama ini menjadi tempat rutin pemusnahan amunisi.

Baca Juga: Heboh Satria Arta Kumbara Gabung Militer Rusia Perang Ukraina, Disebut Pecatan Marinir TNI AL

Namun pascakejadian, lokasi langsung disterilkan untuk mencegah kemungkinan adanya bahan berbahaya yang tersisa.

Pihak TNI menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya personel TNI dan warga sipil dalam tragedi ini.

“Kami segenap keluarga besar TNI berbela sungkawa. TNI yang menjadi korban musibah ini merupakan prajurit yang miliki dedikasi tinggi dan kami juga duka cita atas meninggalnya warga sipil,” tutur Brigjen Wahyu.

Tragedi ini juga menjadi sorotan masyarakat luas, termasuk di media sosial dan berbagai grup percakapan daring.

Nama Kolonel Cpl Antonius Hermawan menjadi salah satu perbincangan, terutama setelah unggahan terakhirnya tentang kematian dianggap sebagai isyarat perpisahan.

Saat ini, penyelidikan terkait penyebab pasti ledakan kedua masih dilakukan oleh pihak TNI AD.

Langkah-langkah pengamanan telah diambil untuk memastikan tidak ada lagi ancaman yang membahayakan di sekitar lokasi. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS