Kabupaten Ende NTT Tempat Bung Karno Merumuskan Pancasila

Berto Davids

Reporter Kupang

Senin, 31 Mei 2021  /  9:06 pm

Rumah tempat pengasingan Bung Karno dan keluarga di Kabupaten Ende, Provinsi NTT. Foto: Ist.

ENDE, TELISIK.ID - Ende merupakan sebuah kabupaten yang berada di daratan Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki luas wilayah 2.067,75 KM persegi.

Kabupaten yang terdiri dari 21 kecamatan itu dikenal sebagai kota Pancasila yang menjadi tempat pengasingan mantan Presiden Republik Indonesia yang pertama, Soekarno (Bung Karno) pada tahun 1934 silam.

Bung Karno beserta isterinya, Inggrit Ganarsih, dan mertuanya yang bernama Amsih dan dua anak angkat Ratna dan Kartika pernah diasingkan di Ende.

Mereka diasingkan di Ende oleh Jenderal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, De Jonge melalui surat keputusan pengasingan.

Ketika diasingkan mereka pun bertolak dari Surabaya menuju Provinsi NTT dengan Kapal Barang KM Van Riebeeck selama 8 hari dalam lautan.

Saat itu Bung Karno berusia 35 tahun.

Selama berada di Ende Bung Karno menempati sebuah rumah yang menghadap ke arah timur tempat terbitnya matahari.

Rumah itu milik Bapak Haji Abdullah Amburawu yang terletak di Kelurahan Kota Raja. Mereka tinggal selama 4 tahun.

Baca Juga: Mengenang Ideologi Soekarno Muda

Mengenang sejarah dari rumah yang ditempati oleh Bung Karno itu, Pemerintah Provinsi NTT melalui Pemerintah Kabupaten Ende menjadikan rumah tersebut sebagai situs bersejarah yang berdiri sejak tahun 1954.

Rumah itu kemudian dibuat menyerupai museum yang berisi barang-barang Bung Karno dan juga foto-foto keluarga selama masa pengasingan.

Di dalam rumah itu, masih ada taman kecil yang konon dimanfaatkan Bung Karno sebagai tempat permenungan untuk merumuskan Pancasila. Taman tersebut berada tepat di bawah pohon sukun.

Saat ini, tempat itu pun dikenal sebagai Taman Renungan Bung Karno atau Taman Renungan Pancasila.

Adapun sejumlah saksi bisu yang dikenang sebagai jejak atau tempat bersejarah saat Bung Karno dan keluarganya berada di Ende, yakni Gereja Katedral, Gedung Imaculata, Pos Militer, dan Makam Ibu Amsi.

Para wisatawan manca negara yang berwisata ke Ende pasti akan mengunjungi tempat itu selain Danau Tiga Warna Kelimutu.

Bupati Ende, Djafar Ahmad mengatakan, pihaknya akan berencana menggelar parade kebangsaan.

Baca Juga: Suara Kebangkitan Nasional: Berharap Lahirnya Pemimpin Baru

Ia mengaku sudah membangun komunikasi dengan Gubernur NTT perihal hari lahir Pancasila 1 Juni 2021 dan kegiatan parade kebangsaan.

"Saya sudah berkoordinasi dengan gubernur dan pemerintah pusat agar kegiatan hari lahir Pancasila dan parade kebangsaan dilaksanakan di Ende dengan tetap mengikuti protokol kesehatan," katanya kepada awak media, Senin (31/5/2021).

Nantinya, ia menambahkan, pihaknya akan membatasi jumlah orang yang mengikuti parade itu mengingat COVID-19 belum selesai.

"Jumlah orang kita akan batasi. Tahun lalu ada sekitar 300an orang, tetapi tahun ini kita akan kurangkan menjadi 50 orang dan peserta yang ikut wajib swab antigen," ungkapnya.

Kata bupati, bukan tanpa alasan kegiatan parade itu tetapi untuk mengenang Sang Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia pernah mengukir jejak di Ende, bahkan Ende merupakan tempat penemuan Ilham Pancasila. (B)

Reporter: Berto Davids

Editor: Fitrah Nugraha