Keindahan dan Kesan Mistis Air Terjun Moramo, Tarif Masuk Beratkan Pengunjung

Ahmad Jaelani

Reporter

Minggu, 12 Januari 2025  /  7:53 pm

Tingkatan ketujuh air terjun Moramo dengan hiasan batu kapur. Foto: Ahmad Jaelani/Telisik

KONAWE SELATAN, TELISIK.ID – Keindahan air terjun Moramo yang memukau, dipadukan dengan cerita mistis yang melekat di sekitarnya, tetap menjadi daya tarik utama bagi pengunjung. Namun, tarif retribusi masuk yang dianggap mahal menjadi keluhan bagi sebagian pengunjung.

Air terjun Moramo yang terletak di kawasan Hutan Suaka Alam Tanjung Peropa, Sulawesi Tenggara, memiliki ketinggian sekitar 100 meter dan terdiri dari tujuh tingkatan utama.

Air terjun ini juga dilengkapi dengan 60 tingkatan kecil yang membentuk kolam alami, dengan salah satu kolam pada tingkat kedua yang dapat digunakan untuk berenang.

Berada di Desa Sumber Sari, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan, lokasi ini merupakan bagian dari Hutan Suaka Margasatwa Tanjung Peropa yang terkenal sebagai hutan konservasi. Hutan ini memiliki ekosistem hutan hujan tropis dengan berbagai tipe vegetasi yang mendukung kelestarian alam.

Pantauan telisik.id pada Minggu (12/1/2025) menunjukkan bahwa meskipun pengunjung tidak terlalu ramai, tarif retribusi masuk tetap dikenakan kepada setiap pengunjung.

Baca Juga: Pantai Pirla: Tempat Wisata Pinggir Laut di Kendari dengan Keindahan Pasir Putih

“Biaya masuk per orang Rp 15.000, biaya parkir Rp 15.000, sementara untuk kendaraan roda empat dikenakan biaya Rp 25.000,” ujar DS, penjaga portal masuk.

Namun, sejumlah pengunjung mengungkapkan keluhan terkait tarif retribusi yang dinilai mahal.

“Dulu, pada 2017, biaya masuk hanya Rp 15.000, sudah termasuk biaya boncengan. Sekarang, satu motor dengan boncengan dikenakan biaya Rp 45.000,” keluh Nahwa, pengunjung asal Kota Kendari.

Pengunjung lain yang datang dengan kendaraan roda empat, Anwar, juga menyampaikan keluhan serupa. “Harusnya biaya dibayar sekali untuk kendaraan beserta penumpangnya, bukan terpisah antara biaya masuk dan biaya parkir,” ujar Anwar yang membawa keluarganya menggunakan mobil.

Keluhan terkait tarif retribusi ini menjadi perhatian sejumlah pengunjung, yang merasa keberatan dengan total biaya yang dikeluarkan. Selain tarif masuk, perjalanan menuju air terjun juga memberikan kesan yang cukup berbeda.

Jalan setapak menuju tingkatan ketujuh dilapisi dengan tegel bercorak batu alam, yang memudahkan pengunjung melintasinya agar tidak tergelincir. Namun, terdapat jembatan penghubung yang kondisinya hampir ambruk di pertengahan jalan.

Di puncak air terjun, terdapat gazebo yang dapat digunakan pengunjung untuk beristirahat. Kawasan ini juga dilengkapi dengan papan himbauan yang menarik perhatian, salah satunya bertuliskan, “Dilarang buang sampah di sini, kemarin ada yang kesurupan.”

Pesan ini menambah kesan mistis yang memang melekat pada lokasi air terjun tersebut.

Air terjun Moramo juga dikenal memiliki keunikan berupa batuan kapur yang mengelilinginya. Dinding batu kapur ini tidak licin, sehingga aman untuk dipanjat.

Baca Juga: Pantai Karang Purirano: Pesona Batu Karang dan Kejernihan Laut di Kendari yang Mirip

Keberadaan flora dan fauna di kawasan ini, seperti burung, kupu-kupu berwarna-warni, dan satwa lainnya, semakin menambah daya tarik kawasan ini bagi pengunjung. Suara kicauan burung yang bersahutan menciptakan suasana alam yang menenangkan.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, air terjun Moramo merupakan lokasi mandi para bidadari yang turun dari kayangan.

Selain itu, kawasan ini juga memiliki sejarah sebagai destinasi wisata unggulan. Pada tahun 2022, Desa Sumber Sari masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia.

Berbagai fasilitas telah disediakan untuk kenyamanan pengunjung, antara lain area parkir, balai pertemuan, dan kamar mandi umum. Selain itu, tersedia fasilitas jungle tracking, tempat makan, musala, serta area khusus untuk berfoto yang sering menjadi pilihan pengunjung.

Tim telisik.id masih mengumpulkan informasi lengkap terkait kebijakan retribusi yang diterapkan oleh pemerintah daerah setempat. (A)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

TOPICS