Kendari Undercover: Cerita Getir Perias Pengantin Nyambi PSK Usai Ditinggal Suami Beda Agama
Reporter
Minggu, 21 September 2025 / 3:28 pm
Ilustrasi, kerasnya hidup di Kendari memaksa seorang ibu menjalani dunia hitam. Foto:@?Telisik_Dian? Rubrikasi Minggu
KENDARI, TELISIK.ID - Kerasnya hidup di Kota Kendari memaksa seorang ibu muda menjajal dua dunia yang berseberangan. Siang ia merias wajah pengantin dengan penuh keceriaan, malam ia menukar harga diri demi uang sekolah anak-anaknya.
Di balik riasan cantik yang ia goreskan pada wajah orang lain, tersimpan luka batin yang mendalam. Sejak perceraian mengguncang kehidupannya, ia berdiri sendiri menanggung beban hidup.
Setiap hari dilewati dengan pertarungan batin antara harga diri dan kebutuhan anak-anak. Cerita getir ini memperlihatkan betapa himpitan ekonomi bisa mengubah hidup seseorang secara drastis.
Pilihan pahit menjadi pekerjaan malam ia tempuh setelah jalan lain tertutup, meski penuh risiko kesehatan dan stigma sosial yang menyakitkan.
Baca Juga: Cerita Pahit Istri Dijual ke Pria Hidung Belang, Suami jadi Perantara Tubuh Demi Nafkah Keluarga
Perempuan itu bernama Cinta (bukan nama sebenarnya), berusia 28 tahun. Ia berasal dari luar Sulawesi Tenggara dan kini tinggal di sebuah kos sederhana di sudut Kota Kendari bersama dua anaknya.
Hidup yang dulu dijalani dengan pasangan kini berubah total setelah perceraian karena perbedaan agama.
Ia mengaku perpisahan itu bukanlah keinginannya, melainkan tekanan yang datang dari pihak keluarga mantan suami.
"Setengah mati bertahan sama mantan suamiku karena beda agama, selalu jadi bahan cemooh keluarga. Akhirnya dia menyerah, kita cerai. Tapi anak-anak jadi korban," ceritanya kepada telisik.id, Sabtu (20/9/2025).
Sebelum badai rumah tangga datang, Cinta mencari nafkah sebagai perias pengantin dan menghadiri berbagai acara hajatan. Penghasilan dari pekerjaan itu cukup untuk sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun, ketika status berubah menjadi ibu tunggal, segala beban menumpuk. Biaya sekolah, kebutuhan harian, serta sewa kosan membuat pendapatannya tak lagi mencukupi.
"Pernahmi kucoba pinjam sana sini, malah dikejar utang karena lebih banyak utang di banding penghasilan. Akhirnya saya mulai ikut teman kerja malam. Lama-lama jadi rutinitas, karena hanya itu yang cepat menghasilkan," jelasnya dengan suara lirih, sembari menundukkan kepala.
Malam hari menjadi fase terberat dalam hidupnya. Dengan dalih bekerja lembur, ia meninggalkan anak-anak yang sudah terlelap di kamar kos sempit. Ia tidak pernah mengizinkan mereka mengetahui kebenaran.
"Tidak pernah saya izinkan anak-anak tahu apa yang saya kerjakan malam hari. Biar mereka hanya tahu ibunya kerja keras," ungkapnya.
Baca Juga: Kendari Undercover: Cerita PSK Muda Rela Tahan Sakit Demi Kepuasan Pelanggan
Raut lelah terpancar dari wajahnya ketika bercerita. Lingkar hitam di bawah mata semakin kentara akibat kurang tidur. Rambut yang dicat merah jambu ia sembunyikan dengan selendang olive, seolah ingin menutupi kegelisahan yang terus menghantuinya.
Di balik profesi gelap yang ia jalani, harapan terbesar tetap terletak pada masa depan anak-anaknya. Ia ingin pendidikan menjadi jalan keluar agar mereka tidak merasakan pahitnya hidup seperti dirinya.
"Semoga anakku tidak kesusahan, biar mereka tidak hidup seperti saya," pungkasnya.
Hari-hari Cinta selalu berputar dalam lingkaran yang melelahkan. Pagi ia mengantar anak-anak ke sekolah, siang hingga sore menerima panggilan merias wajah pengantin, dan malam hari keluar demi uang tambahan. Tubuhnya lelah, tapi tekadnya lebih kuat. (A)
Editor: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS