Kewalahan Tangani Sampah, Pemkab Konawe Kerja Sama PLN

Nur Fauzia

Reporter

Kamis, 11 Juli 2024  /  8:14 am

Pj Bupati Konawe saat diwawancarai usai rakor pengolahan sampah di kantor Gubernur Sulawesi Tenggara. Foto: Nur Fauzia/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID - Masalah sampah di Kabupaten Konawe menjadi masalah yang krusial. Melalui rapat koordinasi penanganan sampah yang digelar oleh Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK), Pemkab Konawe siap menindaklanjuti hal itu bersama PLN.

Penjabat Bupati Konawe, Harmin Ramba saat ditemui usai kegiatan, Rabu (10/7/2024) menyampaikan, sistem pengelolaan sampah di Konawe saat ini masih terhambat oleh keterbatasan lahan TPA dan sistem landfill yang tidak lagi memadai. Hal ini menyebabkan sampah menumpuk dan menimbulkan pencemaran lingkungan.

Harmin mengungkapkan, saat ini di Konawe TPA seluas 5 hektare tidak lagi mampu menampung sampah. Karena menggunakan sistem landfill sehingga sampah menjadi bertumpuk dan terus bertumpuk. Walaupun di Konawe ada bank sampah, namun tidak semua sampah dikelola, hanya sampah yang memiliki nilai ekonomi.

"Sampah ada dua jenis, sampah ekonomis dan non ekonomis yang kita harus cari jalannya adalah sampah non ekonomis sehingga dengan adanya program PLN ini, saya yang pertama menyatakan siap MoU dan kerja sama dan ini tidak boleh pakai gaya lambat harus pakai gaya cepat supaya kita bisa realisasikan," tegasnya.

Menurutnya, PLTU yang letaknya di wilayah Konawe mengharuskan pemerintah daerah Konawe yang harus menjadi contoh pertama dalam pengelolaan sampah dalam sistem cacah untuk dikelola di PLN. Ia juga berharap sampah tidak hanya dikelola sampai di sistem cacah namun harus pada sistem akhir yaitu paylet.

Baca Juga: KPK Bersama Pemprov Sulawesi Tenggara Gelar Rakor Pengolahan Sampah jadi Energi Terbarukan

Harmin menambahkan, target dia adalah skala industri sehingga harus menggunakan sistem paylet, dengan luas TPA 5 hektare hanya membutuhkan investasi dana awal sebesar Rp 10 miliar dan masalah sampah teratasi, tenaga kerja dimanfaatkan, masalah lingkungan terselesaikan dan banyak multiplayer efek yang didapatkan. Jika hanya membangun TPA baru membutuhkan dana sebesar Rp 25 miliar.

Jumlah sampah di Konawe secara keseluruhan sebesar 108 ton per hari dan yang masuk ke TPA hanya 18 ton dengan penyumbang sampah terbesar yaitu sampah rumah tangga. Sampah masyarakat yang tersebar di kecamatan dibuang ke sembarang tempat sehingga nanti dibuat kebijakan semua sampah di kecamatan akan dikumpulkan di industri pengolahan sampah cacah atau paylet tesebut.

Sementara itu Direktur Pengembangan Biomassa PT. PLN EPI, Antonius Aris merespons tawaran kerja sama tersebut, sangat mendukung program pemerintah dalam penurunan emisi bauran energi termasuk kemandirian, ketahanan energi, dan ekonomi kerakyatan.

Baca Juga: DLH Kembangkan Fasilitas Pengelolaan Sampah Terpadu untuk Mendukung Penataan Kota Kendari

"Dengan fasilitasi dari Stranas PK ini kami menyambut baik untuk bekerja sama dengan 2 pemerintah daerah yaitu Kabupaten  Konawe dan Kota Kendari karena dua ini masih masuk ke dalam zona radius dari  PLTU Nii Tanasa," ucapnya.

Ia berharap kabupaten/kota lain yang memiliki residu sampah dari biomassa yang kalorinya cukup tinggi seperti sampah pertanian dan perkebunan dapat membantu meningkatkan kalori sampah perkotaan yang basah untuk dicampur sehingga bisa mendekati spesifikasi yang diminta oleh PLTU.

Koordinator harian Stranas PK, Aminudin, menyampaikan yang siap menindaklanjuti misi ini merupakan langkah awal yang baik, dan pihak Stranas PK akan memfasilitasi sekaligus memonitoring agar proses MoU sampai perjanjian kerja sama dapat berjalan dengan baik. (A)

Penulis: Nur Fauzia

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS