Waspada, Anemia Bisa Picu Stunting

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Senin, 30 Oktober 2023
0 dilihat
Waspada, Anemia Bisa Picu Stunting
Petugas BKKBN Sulawesi Tenggara melakukan kunjungan ke warga. Foto: Facebook BKKBN Sultra

" Tingginya angka kejadian stunting di Indonesia, menjadi perhatian serius bagi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), termasuk di wilayah Sulawesi Tenggara "

KENDARI, TELISIK.ID - Tingginya angka kejadian stunting di Indonesia, menjadi perhatian serius bagi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), termasuk di wilayah Sulawesi Tenggara.

Dalam upaya pencegahan, BKKBN Sulawesi Tenggara kembali mengingatkan masyarakat, terutama ibu hamil mengenai bahaya anemia yang berpotensi mengakibatkan kelahiran anak stunting.

Menurut Kepala BKKBN Sulawesi Tenggara, Asmar, anemia pada wanita, khususnya ibu hamil dapat menyebabkan kurangnya suplai oksigen ke janin.

Baca Juga: Pemda Muna Barat Bentuk Tim Siaga Tekan Stunting

Hal ini kata dia, berdampak buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin, yang kemudian dapat berujung pada kelahiran anak stunting.

BKKBN Sulawesi Tenggara luncurkan mobil unit pelayanan KB. Foto: Facebook BKKBN Sultra

 

"Anemia pada ibu hamil menjadi salah satu faktor risiko terjadinya stunting pada anak,” katanya, belum lama ini.

Olehnya itu, Asmar melanjutkan, program percepatan penurunan stunting ini dilakukan sejak remaja, yakni sebelum remaja putri khususnya menikah dan hamil.

Di mana kata dia, pencegahan itu dilakukan dengan menghimbau kepada remaja-remaja putri agar memenuhi kebutuhan gizi makanannya agar terhindar dari anemia, sehingga saat menikah dan hamil dapat melahirkan anak yang terhindar dari stunting.

Lebih lanjut kata Asmar, kalaupun ada yang ketahuan mengalami anemia saat mengurus administrasi menikah, maka pihaknya akan melakukan pendampingan selama tiga bulan.

“Anemia ini biasanya dialami remaja karena mereka sering mengonsumsi makanan yang instan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Tim Kerja Perencanaan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara, Sitti Maryam mengungkapkan, salah satu upaya untuk mengatasi stunting baru pada anak adalah melakukan pencegahan stunting saat awal kehamilan ibu.

Pencegahan ini kata dia, dilakukan karena pertumbuhan dan perkembangan janin terjadi secara signifikan pada trimester pertama kehamilan.

Menurutnya, percepatan penurunan stunting adalah upaya yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif dan berkualitas melalui kerja sama multisektor di pusat, daerah dan desa.

"Pencegahan stunting terbaik sebaiknya dilakukan pada masa awal kehamilan," kata Sitti Maryam pada forum koordinasi percepatan penurunan stunting tingkat di aula Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, Rabu (24/5/2023) lalu.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, orang tua disarankan untuk mulai menerapkan pola makan seimbang dan gaya hidup sehat sedini mungkin.

Baca Juga: Cegah Stunting untuk Generasi Lebih Berkualitas

"Dari awal masa kehamilan, pencegahan stunting dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan zat besi dan asam folat untuk ibu," ujarnya.

Sebagai tambahan, dikutip dari kemkes.go.id, anemia pada remaja akan menyebabkan timbulnya masalah kesehatan seperti penyakit tidak menular, produktivitas dan prestasi menurun, termasuk masalah kesuburan.

Remaja putri yang menderita anemia berisiko menjadi wanita usia subur yang anemia selanjutnya menjadi ibu hamil anemia, bahkan juga mengalami kurang energi protein. Ini meningkatkan kemungkinan melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dan stunting, komplikasi saat melahirkan serta beberapa risiko terkait kehamilan lainnya. (A-Adv)

Penulis: Fitrah Nugraha

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga