Kisah Siswa SMP Jadi Tukang Pikul untuk Bantu Ekonomi Keluarga

Tim Telisik

Reporter

Rabu, 28 Desember 2022  /  6:35 pm

Sekelompok remaja yang masih duduk di bangku SMP adi jasa pikul di pasar untuk membantu ekonomi keluarga. Foto: Jekaristian Lase/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID - Usia remaja sejatinya masih dalam dunia bermain, belajar serta mencari jati diri dalam pergaulan, namun hal itu berbeda yang ditunjukan oleh sekelompok remaja di area Pasar Basah Mandonga, Kota Kendari.

Tengah hari yang terik, tak menghalangi sekelompok remaja bekerja mengais rejeki di Pasar Basah Mandonga, mereka adalah Dolo (12), Reiman (13), Rian (13) dan Efan (14) yang bekerja sebagai tukang pikul di pasar, mereka merupakan kelompok remaja yang tinggal di daerah Kecamatan Abeli.

Mereka mengaku bersama-sama dari Kecamatan Abeli menuju Pasar Mandonga dengan naik angkutan kota (angkot) untuk mencari uang di setiap hari libur sekolah.

Baca Juga: Kisah Pilu Anak Penderita Hidrosefalus di Manggarai Barat yang Butuh Uluran Tangan

Mereka merupakan remaja yang masih duduk di bangku SMP dan menjalani pekerjaan sebagai tukang pikul di pasar untuk membantu ekonomi keluarga yang sudah dijalankan sejak duduk di bangku SD.

Hiruk-pikuk? pasar mengiringi langkah mereka untuk menawarkan jasa pikul kepada para pengunjung yang berbelanja, untuk mengangkut barang mereka menggunakan sebuah alat pengangkut barang yang terbuat dari kayu yang mereka buat sendiri,  berbentuk panjang serta ada beberapa paku di ujung kayu sebagai pengait barang pikul agar tidak jatuh.

"Kami datang jam 6 pagi untuk memikul di pasar dan pulang jam 12 siang, karena suasana pasar rame hanya sampai siang," ucap seorang tukang pikul, Dolo, Rabu (28/12/2022).

Tukang pikul lainnya, Efan mengatakan, bayaran untuk memikul tergantung dari pengunjung yang menggunakan jasanya.

Baca Juga: Rela Jualan Gado-Gado hingga Malam demi Impian Naik Haji

"Tidak ada tarif pikul yang kami tentukan," beber Efan.

Dari pekerjaan pikul dari pagi sampai siang mereka bisa membawa pulang uang mulai dari Rp 50 ribu hingga ratusan ribu, tergantung ramainya pasar dan banyaknya pengunjung yang menggunakan jasa pikul mereka.

"Barang-barang yang saya angka?t setiap hari bermacam-macam, ada sayur-sayuran, cabai, bawang, ikan asin dan lainnya. Tergantung siapa pun yang memanggil (meminta jasa angkat barang)," ujar Reiman. (A)

Penulis: Jekaristian Lase

Editor: Kardin 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS