Kota Kendari Diterjang Banjir Sedimen Lumpur, CCC Tuding Empat Developer sebagai Biang Keladi
Reporter
Sabtu, 30 November 2024 / 7:54 pm
KENDARI, TELISIK.ID – Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, kembali dilanda bencana banjir yang disertai sedimen lumpur, terutama di wilayah Kelurahan Wua-Wua, Kecamatan Wua-Wua, pada Sabtu (30/11/2024).
Beberapa perumahan dituding menjadi penyebab banjir tersebut, di antaranya BTN Tapalosa, BTN Griya Mulya Tunggal, dan BTN Green Tunggala Indah.
Bencana ini memicu reaksi keras dari NGO Celebes Conservation Center (CCC) yang menuding sejumlah developer perumahan sebagai penyebab utama terjadinya banjir.
Menurut Kabid Riset dan Advokasi CCC, Andi Zulkifli, hasil investigasi lapangan oleh pihaknya menunjukkan bahwa beberapa pengembang perumahan di Wua-Wua tidak mematuhi prosedur penataan ruang dan pengelolaan lingkungan yang benar.
Baca Juga: RSJPDO Oputa Yi Koo Perkuat Komitmen dalam Layanan Kardiovaskular
Hal ini menyebabkan aliran air meluap dan merembes ke permukiman warga hingga membawa serta lumpur yang menambah parah bencana banjir.
“Hasil investigasi lapangan kami menduga bahwa beberapa developer perumahan di Wua-Wua tidak taat dalam soal penataan ruang dan penataan lingkungan. Akibatnya, aliran air merembes ke perumahan warga, membawa sendimen lumpur,” ujar Zulkifli.
Menurutnya, pengelolaan lahan yang buruk dan kurangnya perhatian terhadap pengaturan drainase telah memperburuk kondisi saat musim penghujan.
Ketua Umum CCC, La Ode Arwan, turut membenarkan hasil penyelidikan oleh timnya. Ia menegaskan bahwa penataan ruang dan lingkungan di lokasi tersebut sangat berantakan, yang mengakibatkan banjir dan sedimentasi lumpur setiap kali hujan turun.
“Kami sudah melakukan investigasi dan pengkajian lapangan, dan memang kondisi penataan ruang dan lingkungan di lokasi tersebut sangat buruk. Ini menjadi penyebab utama terjadinya banjir dan lumpur,” kata La Ode Arwan.
La Ode Arwan juga mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari untuk tidak tinggal diam dalam menangani masalah ini. Ia meminta agar pihak yang terlibat dalam pemberian izin perumahan, penataan ruang, serta pengelolaan lingkungan hidup segera ditindaklanjuti.
“Kami meminta Pemkot Kendari yang bertanggung jawab dalam perizinan perumahan dan pengelolaan lingkungan agar segera menindaklanjuti masalah ini. Jangan biarkan masyarakat terus menderita akibat bencana ini,” tegasnya.
Salah satu warga Kelurahan Wua-Wua, Erik Lerihardika, mengungkapkan bahwa banjir sering terjadi setiap musim hujan. Namun, tahun ini menjadi yang terparah.
“Banjir ini sudah sering terjadi setiap hujan. Tapi tahun ini yang paling parah. Jembatan warga rusak, rumah terendam banjir sampai satu meter. Semua ini akibat developer yang tidak mematuhi regulasi untuk membangun,” ujarnya.
Kekhawatiran tentang dampak lingkungan akibat pembangunan perumahan juga sudah menjadi sorotan sebelumnya.
Pada Senin (14/10/2024), belasan aktivis dari Konsorsium Aktivis Muda Indonesia (KAMI) Sultra dan Aliansi Pemuda Sultra menggelar demonstrasi di depan Kantor Wali Kota Kendari.
Mereka menuntut Pemkot Kendari untuk menanggapi masalah banjir yang sering terjadi akibat maraknya pembangunan perumahan yang tidak memperhatikan dampak lingkungan.
Baca Juga: Tingkatkan SDM dengan Inovasi Kreatif, Dikbud Sultra Pamerkan Karya Anak SMK
Aksi demonstrasi tersebut sempat ricuh, dengan sejumlah demonstran terlibat bentrok dengan Satpol PP Kota Kendari.
Dalam orasinya, Andri Togala, koordinator aksi, mempertanyakan apakah Pemkot Kendari lebih mengutamakan kepentingan pengusaha perumahan dibandingkan kepentingan masyarakat yang terkena dampak banjir.
“Apakah Pemkot Kendari lebih melindungi pengusaha perumahan dan tanah kaplingan daripada masyarakat yang terancam dengan bencana banjir?” kritik Andri, mempertanyakan sikap Pemkot Kendari.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada respon resmi dari Pemkot Kendari terkait tuntutan tersebut. Telisik.id akan terus memantau perkembangan masalah ini dan berupaya mengkonfirmasi pihak-pihak terkait, termasuk developer yang diduga terlibat. (A)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS