Kurang Sosialisasi, Jatim Bejo Disorot
Reporter Surabaya
Minggu, 14 Maret 2021 / 1:07 pm
SURABAYA, TELISIK.ID - Anggota Komisi B DPRD Jatim, Agatha Retnosari mengatakan, program Jatim Bejo sampai saat ini masih minim sosialisasi. Akibatnya, banyak masyarakat kurang mengetahui program tersebut.
“Bisa dikatakan program ini sama dengan program lainnya, kurang sosialisasi kepada masyarakat,” ungkap politisi PDIP ini saat dikonfirmasi di Surabaya, Minggu (14/3/2021).
Dikatakan oleh Agatha, program yang dibuat oleh Pemprov Jatim ini merupakan upaya dalam membantu memasarkan produk-produk UMKM di Jatim.
“Bentuknya itu aplikasi, dimana OPD milik Pemprov Jatim membantu untuk membeli produk UMKM. Transaksi pasar dipindahkan dalam sebuah aplikasi dengan memasarkan produk-produk UMKM,” jelasnya.
Alumnus ITS ini mengatakan, sebenarnya pihaknya mengapresiasi program Jatim Bejo secara online karena terlihat adanya transparansi dalam transaksi.
Baca juga: Pengaspalan Jalan Pelabuhan Feri Lagasa Dianggarkan Rp 4 Miliar
“Saat ini, pemerintah yang mengelola keuangan terbesar. Pemerintah membelanjakan uangnya kepada UMKM yang ada di Jatim. Ini jelas menghidupkan perekonomian Jatim di tengah pandemi,” lanjutnya.
Diungkapkan oleh Agatha, pihaknya berharap agar pemerintah menggencarkan sosialisasi Jatim Bejo.
“Dua OPD Pemprov Jatim yaitu Dinas Koperasi dan UKM serta Bagian Pengadaan untuk lebih gencar sosialisasi agar masyarakat khususnya pelaku UMKM mengetahui program Jatim Bejo,” jelasnya.
Tak hanya itu, lanjut Agatha, dalam pelaksanaan Jatim Bejo juga diperluas dengan memberikan pelatihan bagi pelaku UMKM di Jatim.
“Tentunya ini akan menjaga kualitas dari produk UMKM tersebut,” tandasnya.
Jatim Bejo atau Jawa Timur Belanja Online adalah internalisasi yang terintegrasi terhadap perubahan budaya kerja menuju digitalisasi proses pengadaan barang/jasa, sebagai upaya peningkatan peran serta pelaku UMKM dan transparansi serta akuntabilitas pengadaan barang/jasa. (B)
Reporter: Try Wahyudi Ari Setyawan
Editor: Haerani Hambali