Kurangi Pengangguran, Pemkab Konawe Fasilitasi Warga Bekerja di Mega Industri Morosi
Reporter Konawe
Selasa, 28 September 2021 / 2:21 pm
KONAWE, TELISIK.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe terus berupaya mengurangi angka pengangguran di wilayah itu.
Pemkab memfasilitasi warganya untuk bekerja di kawasan mega industri pemurnian nikel di Kecamatan Morosi.
Tak hanya disitu, warga luar Konawe bahkan diberikan ruang untuk bekerja di PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan Obsidian Stainless Stell (OSS).
Sudah hampir setahun sejak Juni 2020, Pemkab Konawe resmi menangani penerimaan pekerja lokal di kompleks mega industri Morosi.
Pengalihan perekrutan tersebut disepakati antara Pemkab Konawe dan manajemen PT VDNI, ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara kedua belah pihak.
Berdasarkan poin-poin kesepakatan, perekrutan TKL dibagi menjadi 7 klaster. Untuk klaster pertama, meliputi tiga kecamatan penyangga di lingkar industri, yakni Kecamatan Morosi, Bondoala dan Kapoiala. Klaster kedua, meliputi 9 kecamatan yang lokasinya berdekatan dengan kompleks mega industri tersebut. Sementara untuk klaster ketiga, meliputi 18 kecamatan lainnya di Konawe.
Klaster keempat meliputi kabupaten/kota di daratan Sultra. Klaster kelima meliputi seluruh daerah kepulauan di Bumi Anoa.
Selanjutnya untuk klaster keenam mencakup wilayah Sulawesi, serta klaster ketujuh menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Ketua perekrutan TKL bentukan Pemkab Konawe, Sukri Nur mengatakan, saat ini perekrutan TKL PT VDNI oleh Pemkab terus berjalan. Kendati demikian, perekrutan karyawan tidak sepenuhnya menjadi wewenang Pemkab.
Secara teknis, Pemkab hanya menangani administrasi perekrutan saja seperti data kependudukan dan spesifikasinya. Pihak perusahaan smelter itu tetap menjadi penentu masuk tidaknya calon pendaftar sesuai divisi kerja yang dibutuhkan.
"Kerja sama yang dijalin antara Pemkab Konawe dan PT VDNI dalam hal perekrutan karyawan tidak ada masa berakhirnya. Selama masih ada perusahaan, maka selama itu juga ada perekrutan," ujar Sukri Nur, beberapa waktu lalu.
Kabag Humas dan Protokoler Setda Konawe itu menuturkan, peran Pemkab dalam perekrutan TKL hanya sebatas fasilitator, dengan melakukan pengumuman lulus berkas saja.
Menyangkut tahapan pemanggilan uji swab serta tes lapangan, hal itu menjadi kewenangan PT VDNI. Sebab, pihak yang berwenang menyodorkan kontrak kerja maupun penentuan gaji hanyalah dari manajemen perusahaan smelter itu sendiri.
"Pengumuman yang dikeluarkan Pemkab sesuai permintaan dari pihak perusahaan. Sebab, mereka yang meminta data calon TKL sesuai kebutuhan dari divisi masing-masing," ungkap Sukri Nur.
Sementara itu, Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa berharap, tenaga lokal Konawe maupun Sultra yang mengadu nasib di kawasan industri Morosi, harus mendapat prioritas oleh pihak perusahaan.
Prioritas itu bukan hanya dari segi penerimaannya, namun juga dalam pelatihan keterampilan serta magang bagi putra asli daerah.
Mantan Ketua DPRD Konawe itu meminta, manajemen PT VDNI bisa mengutamakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi TKL. Keinginan itu tak lain untuk membuka ruang bagi tenaga lokal untuk menduduki jabatan-jabatan strategis di dua perusahaan tersebut.
"Keahlian khusus yang dimiliki tenaga kerja asing (TKA) hendaknya dapat ditularkan kepada para TKL. Sehingga TKL nantinya bisa memiliki keahlian dan handal di bidangnya masing-masing," harap Kery Saiful Konggoasa.
Baca Juga: Warga Kendari Belum Dibolehkan Gelar Acara Lulo, Hindari Gelombang Ketiga COVID-19
Baca Juga: Kolaka Bakal Bangun Puskesmas Prototipe Standar Nasional Pertama di Sultra
Bupati Konawe dua periode itu memberikan apresiasi kepada PT VDNI karena secara tidak langsung telah membantu Pemkab Konawe mengurangi angka pengangguran yang terus bertambah.
Apalagi, terpaan pandemi COVID-19 membuat peluang kerja ikut berkurang. Kery mengemukakan, jumlah penduduk di Konawe dan Sultra secara umum terus bertambah. Pastinya para pencari kerja pun juga ikut bertambah.
Dengan melibatkan Pemkab Konawe dalam perekrutan tenaga kerja lokal, katanya, secara tidak langsung pihak perusahaan smelter telah menciptakan keharmonisan bagi masyarakat Konawe dan Sultra pada umumnya.
"Kehadiran perusahaan tambang di Morosi ini berdampak baik kepada masyarakat terutama soal perekonomian. Bayangkan saja, uang yang berputar di kawasan itu sekitar miliaran rupiah. Jika hal ini terus terjadi, maka masyarakat akan semakin sejahtera. Itulah yang menjadi harapan kami selaku pemangku kebijakan di Konawe," tandas Kery Saiful Konggoasa. (B-Adv)
Reporter: Muh. Surya Putra
Editor: Haerani Hambali