Masjid Quba Tempat Ideal Beriktikaf
Reporter Baubau
Minggu, 17 Mei 2020 / 8:37 pm
BAUBAU, TELISIK.ID - Masjid Quba terletak di Kelurahan Baadia Kota Baubau, merupakan salah satu masjid tertua di jazirah Pulau Buton. Masjid Quba merupakan masjid tertua ke lima yang dibangun di Buton setelah masjid Wawoangi, masjid Agung Keraton (Masigi Ogena), masjid Sorawolio, dan masjid Loji.
Jika masjid-masjid pada umumnya memiliki menara dan kubah, berbeda halnya dengan masjid yang satu ini. Arsitekturnya menyerupai rumah beton dan bangunannya belum pernah diubah, hanya lantai tehel dan plafonnya yang ditambah agar terlihat lebih baru.
Masjid Quba didirikan sekira Abad ke 18, pada saat Sultan La Ode Muhammad Idrus Kaimudin masih menjabat sebagai sultan ke-29 pada kala itu.
Di sekitar masjid terdapat makam Sultan La Ode Muhammad Idrus Kaimudin beserta turunan-turunannya. Perangkat masjid Quba berjumlah tujuh orang terdiri dari empat Moji, dua Khatib , dan satu imam. Konon, perangkat masjid tersebut juga harus berasal dari keturunan Sultan Muhammad Idrus Kaimudin.
"Yang jadi perangkat masjid Quba itu dari dulu sampai sekarang hanya keturunan-keturanan Sultan Muhammad Idrus Kaimudin," ucap Budayawan Kota Baubau La Ode Abdul Munafi MSi.
Juga katanya, tujuan awal didirikannya masjid tersebut ialah sebagai tempat pengkaderan pemuda di Baadia sebelum diangkat menjadi bagian dari perangkat masjid Agung Keraton Wolio.
Yang unik dari masjid tersebut selain arsitektur, dan struktur bangunannya yang tahan lama, juga menjadikan masjid tersebut sebagai tempat berdiam diri sejenak atau beriktikaf.
Baca juga: Pasien Positif COVID-19 di Kota Kendari Tembus 50 Kasus, Masyarakat Waspada
Menurut salah satu perangkat masjid, Noval (24), masjid tersebut banyak dikunjungi jamaah yang khusus mau beriktikaf.
Katanya, saat pendirian masjid tersebut memang diperuntukkan untuk masyarakat yang mau menyendiri.
Hal unik lain dari masjid ini adalah, jika masjid pada umumnya memiliki beduk, lain halnya dengan masjid ini. Sehingga ketika memasuki waktu salat, perangkat masjid tidak lagi memukul beduk, tetapi langsung mengumandangkan Azan.
Di bulan Ramadan, masjid ini biasa melakukan berbagai kegiatan, mulai dari peringatan malam qunut hingga malona khadiri atau malam lailatul qadar. Biasanya perangkat masjid bersama masyarakat datang dengan sajian berbagai makanan khas daerah Buton. Tak terkecuali tahun ini, Jika masjid lain tak melaksanakan Salat Tarawih berjamaah, lain halnya dengan masjid ini yang sejak malam awal Ramadan selalu ramai dengan kegiatan ibadah.
Reporter: Ridwan Amsyah
Editor: Sumarlin