Melalui Swinger, Seorang Dosen Diduga Lecehkan 50 Wanita
Reporter Yogyakarta
Selasa, 04 Agustus 2020 / 4:08 pm
YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Setelah Gilang fetish kain jarik mereda, kini muncul nama BA Swinger yang viral di media sosial. Ia diduga melakukan pelecehan seksual terhadap 50 wanita.
Seorang pria alumnus PTN dan dosen universitas swasta Islam di Yogyakarta ramai diperbincangkan publik karena diduga melakukan kekerasan seksual secara tak langsung pada puluhan wanita.
Pria bernama BA ini menggunakan kedok riset bertukar pasangan atau swinger untuk memuaskan fantasi seksualnya.
Swinger, julukan yang disematkan pada pasangan atau lajang yang memiliki hubungan terbuka, membebaskan pasangannya melakukan hubungan seksual dengan orang lain. Mereka mendapatkan kepuasan ketika melihat atau melakukan aktivitas seks bersama pasangan lain.
BA mengaku melakukan pelecehan seksual lewat video yang diunggah di media sosial miliknya, dengan mengaku sebagai dosen sebagai kedok. Salah satunya melakukan penelitian tentang Swinger.
Pria berinisial BA ini membuat video pengakuan di media sosial Facebook miliknya @Bams Utara.
"Terima kasih kepada teman-teman yang sudah mendengarkan video saya ini. Saya membuat rekaman ini dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan dari siapapun," kata BA dalam video miliknya.
"Saya ingin menjelaskan bahwa pernyataan saya mengenai rencana penelitian tentang swinger kepada banyak perempuan adalah bohong. Bahwa sesungguhnya saya sebenarnya lebih ingin berfantasi swinger secara virtual semata. Hal itu dikarenakan kata Swinger sering menghantui saya di setiap waktu dan tempat," lanjutnya menerangkan.
Selain berfantasi secara virtual tentang Swinger, BA juga mengaku, pernah melakukan pelecehan secara fisik. Oleh sebab itu, secara khusus, dirinya meminta maaf kepada seluruh korban baik dari Kampus UGM Bulaksumur, maupun yang lain, yang pernah menjadi korban pelecehannya baik secara fisik, tulisan maupun verbal sehingga menimbulkan banyak trauma.
BA juga meminta maaf kepada NU dan UGM karena selama ini menyalah gunakan nama keduanya dalam mencari target.
"Secara umum saya memohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dan berjanji tidak lagi melakukan kebohongan ini," paparnya.
Baca juga: Dua Buron Kelas Kakap Ditangkap di Amerika, IPW: Polisi Masih Slow
Katanya, apa yang dilakukannya selama ini tidak diketahui oleh istrinya. Setelah itu dia akan menceritakan kepada istrinya dan meminta dia mendampingi dalam melakukan terapi secara intensif ke psikolog maupun psikiater agar bisa terbebas dari penyimpangan dan kelainan.
"Kemudian, terakhir saya berjanji untuk tidak melakukan hal ini lagi dan bila terbukti melakukan lagi saya siap menerima semua konsekuensi hukum yang ada. Terimakasih perhatianya teman-teman yang mau mendengarkan," ujar BA dalam video pengakuanya yang diunggah di akun media sosial Facebooknya @Bams Utara.
Namun, saat dicek, pada Senin (3/8/2020), akun media sosial Facebok dan video sudah dihapus.
Dilansir TribunnewsBogor.com, dari akun Facebook Laeliya Almuhsin, wanita inilah yang pertama kali membongkar kasus BA Swinger.
Laeliya Almuhsin menceritakan, ia sempat punya pengalaman buruk mengarah kepada aksi pelecehan seksual.
Salah satu penyintas, IA, menceritakan BA menghubunginya pada Januari 2019. Sebelum menghubungi, BA meng-add akun Facebooknya.
Awalnya, BA menjalin komunikasi via Chat Facebook.
"Dia mengaku akan melakukan penelitian, membantu penelitian temannya yang dari psikolog. Dia membantu penelitian sosial," ucap IA saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/8/2020).
Diungkapkannya, BA sempat telepon sebanyak dua kali. Namun pembicaraan dalam telepon itu dirasa aneh.
"Saya blokir pada tahun itu juga setelah telepon dua kali kok aneh kemudian saya blokir. Sebelum itu saya tidak pernah mengenal dia," urainya.
BA bisa Add akun Facebook penyintas setelah masuk ke salah satu grup. BA memang sengaja masuk ke grup-grup untuk mencari target.
Baca juga: Rekening Nasabah Bank BRI Dibobol, Terdebet Empat Kali
"Iya dia tahu saya melakukan penelitian karena masuk ke grup-grup lalu semua di-add terus random," ungkapnya.
Terkait peristiwa tersebut, IA kemudian memposting di media sosial Facebooknya. BA lantas meminta seseorang untuk menghubungi IA guna meminta maaf.
"Karena sudah saya blokir, dia meminta seseorang untuk menghubungi saya sebagai mediasi mau meminta maaf. Karena sejak tulisan saya viral, dia ditekan sana sini," tegasnya.
Sebelum bertemu, IA meminta agar BA menyampaikan permohonan maaf lewat media sosial kepada semua korban.
Waktu itu, BA sudah menyampaikan permintaan maaf. Hanya saja masih berkilah jika yang dilakukannya adalah penelitian.
"Saya dan kawan-kawan tidak sreg dengan permintaan maaf itu. Akhirnya, waktu kemarin bertemu dia mengakui bahwa dia menghubungi banyak perempuan dengan modus penelitian, konsultasi, ada yang curhat keluarga itu hanya untuk memuaskan fantasi bercerita seksual swinger membuat dia merasa puas, intinya seperti itu," bebernya.
Sejak postingannya di akun Facebooknya viral, sampai saat ini sebanyak 50 laporan korban yang masuk. Penyintas kebanyakan dihubungi oleh BA melalui Chat media sosial atau telepon. Ada yang lewat Facebook, Messenger, juga melalui komen.
"Dan kami konfirmasi apakah sama ini orangnya dan sebagainya. Pendataan masih, kayaknya bertambah pada bilang, Mbak saya dihubungi ini, dengan berbagai modus," jelasnya.
Diungkapkannya, dari laporan yang masuk, BA sudah pernah berurusan dengan hukum pada tahun 2004 karena melakukan pelecehan seksual secara fisik di Balairung UGM Yogyakarta.
"Itu korban menghubungi saya langsung dan itu cukup ramai katanya dulu dan BA mengakui itu," ungkapnya.
BA sempat disebut-sebut sebagai dosen di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta. Namun, Bambang hanya membantu saat ada seminar atau diskusi di kampus tersebut.
Baca juga: Sepasang Mahasiswa Kedokteran Buang Bayi Hasil Luar Nikah
Terkait kasus BA ini, sudah terendus kampus sejak satu tahun lalu. Muncul aduan secara personal. BA kemudian ditegur lalu jarang terlihat di UNU.
Setahun yang lalu dia dtegur karena ada aduan dari Fatayat.
"Mungkin korban rata-rata sudah punya suami, bukan mahasiswa. Bukan mahasiswa yang muda-muda itu, tidak ada aduan dari mahasiswa. Aduan dari Fatayat pun tidak ke saya tapi ke Prof Purwo," ujar Wakil Rektor I UNU, Abdul Ghoffar.
BA sendiri merupakan alumni UGM. Korbannya juga alumni UGM dari berbagai fakultas, seperti ekonomi, hukum, psikologi, dan sebagainya. Semua yang teridentifikasi dari UGM semua.
Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Iva Ariyani mengatakan, jajarannya bersedia melakukan pendampingan. Bagi mereka yang merasa pernah jadi korban, khususnya dari UGM, dipersilakan buat melapor.
"Kami persilakan untuk melapor melalui layanan pencegahan kekerasan seksual milik kampus, ult.ugm.ac.id. Kami siap melakukan pendampingan kepada korban apabila diperlukan," kata Iva.
Dalam video yang ia unggah, BA minta maaf kepada UGM dikarenakan sering menyalahgunakan nama kampus itu dalam menjaring mangsa.
Secara umum, UGM sangat menyayangkan kejadian tersebut.
"Jika memang berhubungan dengan civitas UGM akan diambil tindakan tegas," kata Iva.
Menurutnya, UGM mengecam segala bentuk tindak pelecehan dan kekerasan seksual apapun bentuknya dan menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut.
Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto, memastikan sampai detik ini belum ada laporan resmi dari korban pelecehan BA.
Reporter: Affan Safani Adham
Editor: Kardin