Mengenal Topan Super Yagi Hantam Hanoi, Tewaskan 262 Orang

Merdiyanto

Content Creator

Senin, 16 September 2024  /  12:51 pm

Warga dibantu melewati banjir oleh personel militer di Pyinmana di wilayah Naypyidaw setelah Topan Yagi. Foto: Repro AFP

JAKARTA, TELISIK.ID - Topan Super Yagi menerjang Hanoi ibu kota Vietnam pada 8 September 2024, menyebabkan kerusakan luas dan melumpuhkan provinsi pulau wisata tersebut.

Dikutip dari laman Liputan6.com, selain menerjang Vietnam, Topan Super Yagi juga melanda negara-negara lain seperti China dan Filipina, dan tercatat sebagai siklon tropis terkuat kedua di dunia pada tahun 2024, setelah badai Atlantik Kategori 5 Beryl.

Topan Yagi memiliki kecepatan angin maksimum yang sangat tinggi, yaitu 234 km per jam di dekat pusatnya. Badai ini juga menjadi yang terparah di cekungan Pasifik pada tahun 2024.

Dikutip dari laman Science, nama topan Yagi berasal dari bahasa Jepang. Yagi sendiri merujuk pada kata kambing dan juga terkait dengan konstelasi Capricornus, yang dalam mitologi Yunani digambarkan sebagai makhluk setengah kambing setengah ikan.

Nama Yagi yang diajukan oleh Jepang untuk menamai siklon tropis di Samudra Pasifik barat laut telah digunakan untuk lima badai, termasuk Topan Yagi yang terbentuk di sebelah timur Filipina dan kemudian melanda sejumlah negara di Asia Timur dan Tenggara seperti China dan Vietnam.

Baca Juga: Fenomena Langka di Gurun Sahara: Dari Tandus Menjadi Hijau

Topan Yagi tiba di China dengan kekuatan kategori-4. Badai ini menyebabkan kerusakan yang luas, termasuk tumbangnya pepohonan dan kerusakan infrastruktur. Selain itu, topan ini juga memaksa penutupan sekolah, bisnis, dan transportasi di beberapa wilayah.

Saat mencapai wilayah Vietnam pada tanggal 7 September 2024, Topan Yagi telah memicu gelombang pasang setinggi 4 meter, menyebabkan pemadaman listrik dan gangguan komunikasi yang berkepanjangan.

Baca Juga: Lima Negara di ASEAN Paling Miskin Ekstrem 2024, Indonesia Masih Tertinggal dengan PDB Terendah

Para ilmuwan meyakini bahwa pemanasan suhu lautan akibat perubahan iklim menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan intensifikasi topan.

Suhu air mencapai 29 derajat Celsius atau lebih hangat dapat mendukung terbentuknya badai petir dan memberikan energi maksimal bagi topan untuk berkembang.

Perairan di sekitar Filipina, yang menjadi tempat pembentukan badai, saat ini sangat hangat dengan suhu rata-rata lebih dari 31 derajat Celsius. (C)

Penulis: Merdiyanto

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS