Meraup Rezeki di Bulan Ramadan dengan Menjual Takjil
Reporter Muna Barat
Selasa, 20 April 2021 / 11:20 pm
MUNA BARAT,TELISIK.ID - Bulan Ramadan bukan hanya menjadi waktu terbaik bagi umat Islam dalam beribadah. Di bulan suci ini, banyak juga warga yang memanfaatkan untuk mengais rezeki.
Hal itu terlihat dengan menjamurnya para pedagang takjil dadakan di sepanjang jalan wilayah Kecamatan Lawa, Kabupaten Muna Barat. Pedagang takzil ini mayoritas ibu rumah tangga.
Selama 8 hari memasuki bulan Ramadan, penjual takjil mulai menghiasi di pinggir-pinggir jalan. Kondisi ini sudah menjadi hal yang biasa ketika memasuki bulan suci ini.
Para pedagang takjil tersebut biasanya muncul saat menjelang berbuka puasa sekitar pukul 17.00 Wita. Mereka duduk dengan menyajikan berbagai menu dan berharap dagangannya laris diserbu para pembeli.
Waktu berbuka puasa adalah momen yang manis bagi pedagang takjil dadakan ini. Selain nikmatnya menunggu buka puasa, juga ada pundi-pundi rupiah yang mereka dapatkan.
Berdasarkan pantauan Telisik.id, sejumlah menu takjil yang dijajakan, di antaranya ada pisang ijo, es kelapa, ditambah dengan berbagai macam gorengan. Harganya pun bervariasi, namun sangat terjangkau dan tidak menguras dompet para pembeli. Harga pisang ijo satu porsi dihargai Rp 5 ribu - Rp 10 ribu, es buah Rp 5000 per porsi. Gorengan seperti tahu isi dan moleng rata Rp 1000 per biji.
Salah seorang pedagang takjil di Kelurahan Wamelai, Kang Faruk mengaku, telah lama berjualan pisang ijo dan gorengan. Sebelumnya, ia menjual hanya di waktu pagi. Namun, selama bulan Ramadan ia harus menyesuaikan dan baru menyajikan jualannya saat menjelang berbuka puasa.
"Tentu omsetnya beda dengan hari-hari biasanya. Bulan Ramadan pemburu takjil cukup banyak. Pendapatanpun lebih besar. Kalau di momen Ramadan ini pendapatan sekira Rp 300 ribu ke atas," katanya kepada Telisik.id Selasa (20/4/2021).
Baca Juga: Spot Kuliner Ramadan Jadi Tempat Ngabuburit yang Tepat di Kendari Water Sport
Hal serupa juga dirasakan oleh Jarot, salah seorang penjual takjil dadakan lainnya yang ada di pinggir jalan, Poros Raha-Wamengkoli. Ia manfaatkan keahlian istrinya dengan membuat takjil pisang ijo.
Jualannya pun cukup laris. Selama menjual, ia bisa meraup keuntungan hingga Rp 150 ribu per hari.
"Hanya es pisang Ijo. Setiap hari jualan pasti habis, rata-rata laku sampai Rp 300 ribu per hari. Untung paling Rp 150 ribu," terangnya.
Dari beberapa penjual yang ada di wilayah Kecamatan Lawa, es pisang ijo menjadi menu favorit masyarakat Lawa saat melepas dahaga selama seharian puasa.
Bukan hanya segar dan nikmat, makanan khas Sulawesi Selatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan imun tubuh sebab dapat mencegah infeksi bakteri dan virus karena memiliki kandungan Vitamin A, C, dan B6.
Jabar (28), salah satu pemburu takjil mengaku, es pisang ijo sangat tepat untuk menu buka puasa. Selain rasanya yang nikmat, es pisang ijo juga sangat memuaskan dahaga karena dicampur dengan es batu dan susu.
"Rasanya tidak membosankan. Musim panas seperti ini sangat cocok berbuka dengan yang dingin-dingin juga manis," katanya.
Hal serupa juga disampaikan salah satu penikmat pisang ijo, Riska, (18). Ia mengaku, pisang ijo sangat cocok dijadikan menu utama berbuka usai membatalkan puasa. Selain segar dan nikmat, pisang ijo juga sedikit mengobati lapar.
"Cocok jadi makanan pembuka sebelum makan nasi," pungkasnya. (A)
Reporter: Laode Pialo
Editor: Fitrah Nugraha