Mokole Raja Konawe ke 34, Lukman Abunawas Minta Tak Terprovokasi Isu SARA

Erni Yanti

Reporter

Rabu, 24 Juli 2024  /  12:37 pm

Mokole Raja Konawe ke 34 Lukman Abunawas minta masyarakat tidak terprovokasi isu SARA. Foto: Ist.

KENDARI, TELISIK.ID - Dewan Pembina Lembaga Adat Tolaki Sulawesi Tenggara dan Mokole (Raja Konawe) ke-34, Lukman Abunawas, meminta masyarakat agar tidak terprovokasi isu SARA.

Hal ini diungkapkan Lukman Abunawas melalui video berdurasi 4 menit 19 detik diterima Telisik.id, menyampaikan soal keberadaan patung Oputa Yi Koo yang dibangun di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara.

"Saya secara pribadi dan atas nama semua etnis Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara meminta mari kita hargai dan menjunjung tinggi apalagi pahlawan nasional," kata Lukman.

Ia menyampaikan, sosok Oputa Yi Koo merupakan putra daerah asli Sulawesi Tenggara yang telah betul-betul memberikan semangat dan perjuangan membela rakyat dari penindasan para penjajah di bumi Baubau khususnya di Sulawesi Tenggara.

Oputa Yi Koo adalah pahlawan nasional yang berasal dari Kesultanan Buton. Ia menilai pahlawan Oputa Yi Koo juga setara atau sejajar dengan para pejuang-pejuang nasional yang berasal dari Sulawesi Tenggara lainnya.

Baca Juga: PKB Resmi Usung Pasangan Lukman Abunawas-La Ode Ida di Pilgub Sulawesi Tenggara

"Walaupun belum mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah, melalui keputusan Presiden RI, seperti Halu Oleo kemudian pahlawan Sulewatang Wawotobi, Ponggawa Tonggauna," ucapnya.

Lukman mengatakan, masing-masing daerah mempunyai pahlawan yang mencirikan sejarah perjuangan membela rakyat, dan cinta tanah air yang bertekad untuk membebaskan rakyat dan daerah dari penjajah yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat Sulawesi Tenggara.

"Sekali lagi saya selaku Pembina Lembaga Adat Tolaki Sulawesi Tenggara, menghormati dan menjunjung tinggi pahlawan nasional yang berasal dari Kesultanan Buton Oputa Yi Koo. Mari semua saudara-saudara saya, sebagai putra asli daerah Sulawesi Tenggara, rumpun keluarga Tolaki, Buton Wolio, Muna, Mekongga, Moronene, dari Tiworo beberapa simbol-simbol kerajaan daerah yang diakui bersatu membangun daerah," ungkapnya.

Mantan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara ini kembali menekankan agar tidak terpancing hasutan-hasutan dari pihak-pihak lain yang sengaja memecah belah persatuan daerah Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Dianggap Mumpuni, Sahabat Milenial Dukung Pasangan Balon Gubernur Sultra Lukman Abunawas-La Ode Ida

"Kita bersama bersatu membangun daerah, karena sejak perjuangan, bagaimana kita memperjuangkan daerah Sulawesi Tenggara sebagai daerah yang otonom," ujar Lukman.

Lukman mengatakan, di Sulawesi Tenggara sebelumnya, terdiri  dari Kesultanan Buton, Kerajaan Muna, Kerajaan Mekongga, Kerajaan Konawe dan kerajaan lainnya yang bersatu untuk membangun daerah.

"Mari dengan semangat, kepahlawanan kita junjung tinggi, persatuan, kita tidak boleh terprovokasi dari pihak lain yang sengaja memporak-porandakan," tandasnya. (C-Adv)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS