Penerbang Layangan Asal Jerman dan Prancis Meriahkan Festival Liangkabori Muna 11-14 Juli 2025
Sunaryo, telisik indonesia
Senin, 07 Juli 2025
0 dilihat
Bupati Muna, Bachrun Labuta bersama Wabup, La Ode Asrafil Ndoasa dan para kepala OPD saat rapat mematangkan persiapan Festival Liangkabori, Senin (7/7/2025). Foto: Sunaryo/Telisik
" Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Liangkabori, Kecamatan Loghia, terus mematangkan persiapan Festival Liangkabori yang dijadwalkan berlangsung pada 11-14 Juli 2025 "

MUNA, TELISIK.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Liangkabori, Kecamatan Loghia, terus mematangkan persiapan Festival Liangkabori yang dijadwalkan berlangsung pada 11-14 Juli 2025.
Bupati Muna, Bachrun Labuta, menegaskan bahwa Festival Liangkabori tahun 2025 ini gaungnya besar karena menarik perhatian warga dunia.
Sesuai rencana festival akan dihadiri oleh Menteri Kebudayaan, Fadlin Zon; Gubernur Sulawesi Tenggara, Andi Sumangerukka (ASR); dan Wakil Gubernur Hugua.
Festival Liangkabori akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan dan bermacam lomba tradisional, salah satunya adalah lomba layangan.
Baca Juga: Buton 66 Tahun, Ini Deretan Kepala Daerah dan Fakta Unik Dimiliki
Bachrun memastikan akan banyak tamu dan wisatawan yang akan hadir, sehingga Pemkab Muna pun telah membenahi dan melengkapi fasilitasi di Liangkabori, gua prasejarah yang berada di Kecamatan Loghia.
"Festival ini harus sukses karena menjadi ajang promosi daerah," tegas Bachrun, Senin (7/7/2025).
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Liangkabori, La Ode Farlin, menyebut bahwa untuk lomba layang-layang akan diikuti oleh wisatawan mancanegara asal Jerman dan Prancis.
Selain dari mancanegara, penerbang layangan dalam negeri juga akan memeriahkan Festival Liangkabori, antara lain dari Yogyakarta, Bandung, BRIN, dan Asosiasi Desa Wisata Indonesia.
"Penerbang layangan dari Jerman dan Prancis sudah mendaftar," sebutnya.
Baca Juga: Harga Kebutuhan Pokok di Sampolawa Buton Selatan Meroket, Ikan Naik Empat Kali Lipat
Sebelum lomba akan diawali dengan ritual Kagao-ago, yang merupakan upacara adat suku Muna yang dilakukan sebelum pergantian musim, baik dari musim timur ke musim barat atau sebaliknya.
Tujuan ritual ini adalah untuk mencegah penyakit dan menjalin hubungan dengan kekuatan gaib agar mereka tidak mengganggu manusia dan hasil panen.
Kemudian, di festival akan dipamerkan hasil kerajinan tradisional UMKM, tenunan motif cadas, pembuatan tenun, dan pembuatan layang-layang kolope (layangan yang terbuat dari daun umbi hutan).
"Konsep dari festival ini semuanya natural," tandas La Ode Farlin. (B)
Penulis: Sunaryo
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS