Mosehe Wonua, Tradisi Sakral Mensucikan Daerah dan Tolak Bencana
Reporter Kolaka
Selasa, 07 September 2021 / 9:40 am
KOLAKA, TELISIK.ID - Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), merupakan salah satu daerah yang penduduknya terdiri dari beragam suku. Salah satunya adalah suku Tolaki.
Suku ini merupakan suku asli di daratan Sultra, selain Muna dari Pulau Muna dan suku Buton yang berasal dari Pulau Buton.
Menurut keterangan budayawan Tolaki, Adjemain Suruambo, sekitar abad ke-10 silam, daratan Sultra memiliki dua kerajaan besar Tolaki, yaitu Kerajaan Konawe (wilayah Kabupaten Konawe) dan Kerajaan Mekongga (wilayah Kabupaten Kolaka).
Secara umum, kedua kerajaan ini serumpun dan dikenal sebagai suku Tolaki-Mekongga.
"Dua kerajaan besar ini, Konawe dan Mekongga, sebenarnya satu rumpun semua pada dasarnya berasal dari orang Tolaki," terang Adjemain, Senin (6/9/2021).
Lanjut Adjemain, salah satu tradisi yang masih hidup dari dulu hingga kini di Kabupaten Kolaka adalah ritual upacara 'Mosehe Wonua'.
Hal tersebut merupakan suatu tradisi suku Tolaki yang dilaksanakan turun temurun secara besar-besaran, ramai, penuh hikmat dan sakral.
Ritual Mosehe Wonua dilaksanakan apabila ada suatu peristiwa yang menimpa negeri atau fenomena alam yang merugikan manusia, misalnya terjadi bencana alam, gagal panen pada tanaman, timbulnya wabah penyakit, tidak adanya keserasian, serta keselarasan dalam kehidupan manusia sehingga menimbulkan permusuhan dan kekacauan.
Hal senada juga diterangkan oleh budayawan lainnya, Muslimin Su'ud. Dia mengungkapkan, Mosehe Wonua digunakan masyarakat suku Tolaki untuk mensucikan daerah dan menolak bencana.
"Mosehe memiliki arti melakukan sesuatu yang suci. Mosehe Wonua menjadi sebuah ritual yang diadakan secara rutin untuk menolak bala dan menyucikan negeri atau daerah dari hal-hal yang merugikan masyarakat," jelas Muslimin.
Baca Juga: Iming-Iming akan Diberi Pekerjaan, Seorang Gadis Nyaris Dicabuli
Baca Juga: Menteri Tito Karnavian Mendadak ke Papua Atas Perintah Jokowi, Ada Apa?
Sementara itu, Penulis Sejarah Tolaki, Prof Rustam E Tamburaka, saat dihubungi via telepon seluler menuturkan, melalui pelaksanaan ritual adat Mosehe Wonua sebagai kepercayaan tradisi leluhur masyarakat Tolaki, bertujuan agar Ombu (Tuhan Yang Maha Kuasa) berkenan menerima ritual adat tersebut bagi kepentingan keselamatan orang banyak, sehingga mendapat berkat dan rahmat dari Sang Pencipta.
Ketua DPP Tamalaki Mekongga Kolaka, Yusran Wasiri, S.Pd, M.Pd mengatakan, setiap tahunnya, penduduk suku Tolaki akan mengadakan tradisi yang sangat sakral ini.
"Alhamdulillah ini juga patut disyukuri karena tradisi Mosehe Wonua ini sampai sekarang masih tetap dilestarikan setiap tahunnya masih selalu dilaksanakan, berarti tradisi ini masih terjaga hingga saat sekarang," tuturnya.
Lebih lanjut, kata Yusran Wasiri, bagi suku Tolaki, melakukan Mosehe Wonua tidak hanya meminta keberkahan saja tetapi juga melestarikan tradisi nenek moyang yang akan sangat sayang jika sampai hilang dan akhirnya tidak bisa dilakukan lagi.
Apalagi tradisi ini berasal dari kerajaan masa lalu dan telah berusia ratusan tahun. (A)
Reporter: Muh Sabil
Editor: Haerani Hambali