Muhammad Sultanul Aulya, Keliling Indonesia Hanya untuk Tangkap Nyamuk
Reporter
Minggu, 28 Januari 2024 / 3:19 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Muhammad Sultanul Aulya atau sering disapa Sultan, adalah seorang peneliti di bidang parasitologi dan entomologi. Sudah hampir 8 tahun ia berkecimpung sebagai peneliti serangga khususnya nyamuk.
Awalnya, pria kelahiran Kendari, 21 September 1988 ini tidak tertarik untuk mengikuti atau bergabung dengan penelitian serangga (nyamuk) yang menurutnya pada saat itu adalah hal yang aneh. Di awal menjalani kuliah jenjang S1 di Universitan Hasanuddin Jurusan Teknologi Laboratorium Kesehatan, Sultan memilih fokus ke laboratorium.
Pada saat perkuliahan, Sultan sangat mengagumi salah satu dosen Universitas Hasanuddin, yaitu dr. Isra Wahid. Berbeda dengan dosen lain, dosen ini memiliki mobil jeep Jurassic Park. Menurut Sultan, kendaraan tersebut lebih cocok dipakai untuk bepergian jauh, namun dr. Isra Wahid menggunakan kendaraan itu ke kampus setiap hari. Uniknya, setiap mahasiswa punya mimpi untuk bisa duduk di mobil tersebut, karena saat itu sangat jarang yang menggunakan mobil Jurassic Park.
Setelah menyelesaikan pendidikan S1, ia bekerja sebagai dosen di Politeknik Bina Husada Kendari. Namun karena peraturan baru salah satu syarat untuk menjadi dosen minimal berpendidikan S2, Sultan pun kembali melanjutkan pendidikannya di Universitas Hasanuddin dengan Jurusan Biomedik.
Pada tahun 2016, Sultan bertemu kembali dengan dosen yang ia kagumi dan dosen tersebut mengajar mata kuliah biologi monokuler dan tentunya Sultan semakin penasaran dengan dosen tersebut.
Suatu ketika dosen tersebut ada tugas di Universitas Halu Oleo Kendari dan ia mengajak beberapa mahasiswanya yang domisili Kendari untuk ikut bersamanya, dan salah satunya adalah Sultan.
Baca Juga: Profil 3 Anak Mahfud MD, Tak Ikut-Ikut Politik tapi Punya Pekerjaan Mentereng
Sebelumnya Sultan sudah berkomunikasi terkait ajakan dosennya, bahwa di Kendari nanti ia dan timnya akan menangkap nyamuk. Mendengar hal tersebut Sultan merasa aneh dengan pekerjaan yang akan mereka lakukan, namun ia tetap mengiyakan ajakan tersebut. Bukan karena pekerjaannya, tetapi karena traveling gratis dan pastinya Sultan beranggap ini adalah langkah awal mewujudkan mimpinya untuk bisa naik mobil dosennya.
Setelah selesai proyek di Kendari, Sultan sering dapat tawaran untuk mengikuti penelitian-penelitian nyamuk, tentunya bersama orang-orang hebat dan sejak saat itu ia mulai jatuh cinta dengan pekerjaannya sebagai peneliti nyamuk. Sultan beranggapan bahwa berkat nyamuk ia mampu menjelajahi Indonesia dari Sabang hingga Merauke.
Berkat nyamuk, Sultan dapat mewakili Universitas Hasanuddin dalam riset khusus vektor dan reservoir yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan.
Dalam perjalanannya menjadi seorang peneliti nyamuk, Sultan sempat mengalami sakit dan penyakitnya tidak diketahui oleh dokter rumah sakit tempat Sultan dirawat. Sultan pun menceritakan kepada pihak rumah sakit tentang kegiatannya sebelum sakit yaitu melakukan penelitian tesis untuk mendeteksi nyamuk khususnya penyakit malaria knowlesi (malaria monyet) yang bekerja sama dengan Unicef. Sultan meyakini bahwa ia terkena penyakit malaria monyet yang pada saat itu penyakit tersebut belum diketahui oleh banyak orang.
Keuntungan menjadi peneliti nyamuk menurut Sultan adalah mereka lebih cepat mengetahui jika ada penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk.
"Kami lah yang mengetahui lebih dulu penyakitnya dan jenis nyamuknya," ujarnya.
Di setiap daerah, kata Sultan, nyamuknya juga berbeda. Dan peneliti nyamuk seperti Sultan, akan merasa sangat bahagia jika menemukan nyamuk jenis baru.
Hingga saat ini Sultan masih menekuni profesinya sebagi peneliti nyamuk dan telah memelihara ribuan nyamuk khas Sulawesi Tenggara di Laboratorium Parasitologi, Politeknik Bina Husada Kendari.
Baca Juga: Sosok Amira Yusmalia Julan, Gadis Cantik Asal Baubau Raih Juara II Bintang Radio Nasional 2023
Mengutip fk.ui.ac.id, Parasitologi adalah suatu ilmu cabang Biologi yang mempelajari tentang semua organisme parasit. Dengan kemajuan ilmu saat ini, parasitologi kini terbatas mempelajari organisme parasit yang tergolong hewan parasit, meliputi: protozoa, helminthes, arthropoda dan insekta parasit, baik yang zoonosis ataupun anthroponosis.
Cakupan parasitologi meliputi taksonomi, morfologi, siklus hidup masing-masing parasit, serta patologi dan epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Organisme parasit adalah organisme yang hidupnya bersifat parasitis; yaitu hidup yang selalu merugikan organisme yang ditempatinya (hospes).
Menyadari akibat yang dapat ditimbulkan oleh gangguan parasit terhadap kesejahteraan manusia, maka perlu dilakukan usaha pencegahan dan pengendalian penyakitnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat diperlukan suatu pengetahuan tentang kehidupan organisme parasit.
Parasitologi di antaranya mengajarkan tentang siklus hidup parasit serta aspek epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Dengan mempelajari siklus hidup parasit, kita akan dapat mengetahui bilamana dan bagaimana kita dapat terinfeksi oleh parasit, serta bagaimana kemungkinan akibat yang ditimbulkannya. Selanjutnya ditunjang oleh pengetahuan epidemiologi penyakit, kita akan dapat menentukan cara pencegahan dan pengendaliannya. (B)
Penulis: Nur Aziza
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS