Partai Mahasiswa Indonesia Sorot Kinerja Dua Menteri Soal Impor Beras

Try Wahyudi Ary Setyawan

Reporter Surabaya

Senin, 05 Desember 2022  /  7:06 pm

Para pengurus Partai Mahasiswa Indonesia sedang bersama petani di salah satu daerah di Indonesia. Foto: Ist.

SURABAYA, TELISIK.ID - Partai Mahasiswa Indonesia menyoroti masalah yang terjadi antara Kementerian Perdagangan dengan Kementerian Pertanian terkait impor beras Perum Bulog, sedangkan Kementerian Pertanian menolaknya dengan alasan stok kesedian beras nasional mencukupi.

Ketua Umum Partai Mahasiswa Indonesia, Eko Pratama mengatakan, masalah tersebut  sungguh suatu kejadian ironi bagi kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kementerian pertanian kekeh dengan data yang menjadi pegangannya selama ini melalui data BPS, yang merilis kesedian beras nasional tahun 2022 mencapai 9,71 juta ton, sedangkan Dirut Bulog mengatakan kesediaan beras nasional yang berada di gudang saat ini hanya 600.00 ton. Mana kah yg benar?," jelasnya, Senin (5/12/2022).

Baca Juga: Dinilai Arogan Kursi Camat Angata Konawe Selatan Digoyang

Sedangkan Sekjen Partai Mahasiswa Indonesia Muhammad, Al Hafiz mengatakan  sungguh ironi, dua kementerian yang harusnya bekerjasama malah saling gontok-gontokan mempertahankan argumennya masing-masing soal impor beras.

"Bagaimana bisa dua kementrian ini berpegangan pada data ysng berbeda? Tidak saling sinkron antara satu dengan yang lain. Bagaimana dengan nasib petani kita?" jelasnya.

Hal ini lanjut Hafiz menunjukkan, dua kementerian ini belum bisa menyamakan persepsinya dalam menyediakan beras untuk cadangan nasional. Kementerian perdagangan merasa perlu melakukan impor beras dalam menstabilkan harga beras nasional dan mencukupi kesediaan pangan nasional.

Menurut data BPS yang menjadi pegangan kementerian pertanian merilis bahwa perkiraan produksi beras 2022 akan mencapai 32,07 jutan ton dengan luas panen padi sekitar 10,61 juta hektare lahan.

"Nah yang menjadi pertanyaan kita bersama di manakah kesediaan beras 32,07 juta ton itu? Apakah ada di gudang apa di lapangan?" tambah Hafiz.

Baca Juga: Akibat 'Nyayian' Aipda Aksan, Tiga Polres di Susel Diperiksa Mabes

Selama ini, lanjutnya bulog sebagai penyedia beras nasional mendapatkan pengadaan stock melalui pihak ke tiga melalui tengkulak dan penguasa lahan. Tentu seluruh produksi beras yang dihasilkan tidak semuanya akan diserahkan ke bulog, akan ada permainan harga yang dilakukan oleh para tengkulak setelah lewatnya masa panen pada Februari-April dan Juli-Agustus, sehingga kesediaannya ada tapi tentu dengan harga yang berbeda.

"Kita berharap Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian bisa bekerja sama dalam memutus tata niaga hasil panen ke tengkulak, sehingga serapan hasil gabah petani bisa langsung dibeli dan diolah langsung oleh perum bulog selaku penyedia beras nasional, kita rasa kita mampu mengolahnya, masa kita kalah dengan para tengkulak," kata Hafiz.

Hal ini diharapkan bisa membantu kementerian terkait dalam penggunan data yang valid.

"Kita tidak ingin adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan, sehingga kalaupun harus melaukan impor tentu berdasarkan kekurangan yang ada, sehingga petani tidak lagi merasa di rugikan karna impor yang berlebihan," tambahnya. (B)

Penulis: Try Wahyudi Ari Setyawan

Editor: Kardin 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS