Pedagang Kecil Keluhkan Keuntungan Berkurang Pasca Kenaikan Harga BBM

Wa Ode Sunaimi Rahman

Reporter

Kamis, 06 Oktober 2022  /  11:14 am

Kenaikan harga BBM sangat berdampak pada pedagang kecil seperti As dan Mas Ipul. Foto: Wa Ode Sunaimi Rahman/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang telah diberlakukan pemerintah membuat harga kebutuhan pokok melambung, sehingga berdampak pada pedagang kecil.

Kondisi ini membuat pedagang mengeluh karena biaya yang dikeluarkan sebagai modal untuk membeli bahan-bahan juga bertambah, sementara penghasilan mereka tidak pasti.

Seperti yang dialami oleh As yang sehari-hari bekerja sebagai penjual buroncong keliling. Ia mengaku setelah kenaikan harga BBM, jumlah pembelinya berkurang.

Ia mengatakan, harga bahan-bahan untuk membuat buroncong mengalami kenaikan. Sementara ayah 4 anak ini harus menghidupi keluarga, juga menanggung biaya pendidikan anak-anaknya.

Ia mengaku keuntungannya berkurang sejak kenaikan harga BBM. Buroncong yang dulunya dijual dengan harga Rp 5 ribu untuk 10 buah buroncong, selama kenaikan harga BBM menjadi Rp 5 ribu untuk 8 biji buroncong. Namun akibatnya, pembeli semakin berkurang.

Baca Juga: Tina Nur Alam Minta Doa Restu dan Bantu Infrastruktur di Sekolah Ini

Ia juga harus berjalan kaki sambil memikul dagangannya, berkeliling ke pasar-pasar supaya dagangannya tetap laku. Ia mulai jualan dari pukul 6 sampai 9 pagi, dilnjutkan sore hari pada pukul 16.00 hingga pukul 18.00.

“Selama naik BBM, sangat mengurangi keuntungan karena harga bahan-bahan semakin naik. Saya yang dulu jual Rp 5 ribu bisa dapat 10 biji, sekarang kalau Rp 5 ribu hanya 8 biji, berkurang 2,” ucapnya.

Senada dengan Mas Ipul yang juga penjual buroncong. Pedagang yang sering mangkal di depan kampus UHO ini mengatakan, keuntungannya dalam menjual sangat sedikit dikarenakan harga bensin naik. Sementara ia harus berangkat jualan menggunakan sepeda motor, belum lagi harga bahan-bahan yang ikut naik seperti terigu, dan lain lain.

Baca Juga: Dapat Bantuan Kadin, RSUD Kota Kendari Punya Pasokan Oksigen Sendiri

"Keuntunganku sedikit sekali. Harga terigu ikut naik dulu Rp 120 ribu/karung, sekarang jadi Rp 140 ribu/karung. Tapi sy tidak bisa mengurangi jumlah buroncong yang saya jual karena tidak ada nanti pembeli," keluh Mas Ipul.

Sebelum kenaikan harga BBM, Mas Ipul menjual buroncongnya Rp 5 ribu per 8 biji. Setelah kenaikan harga BBM, dia tetap menjual buroncongnya Rp 5 ribu per 8 biji.

"Jadi walaupun untung sedikit tetap harus jualan. Bahkan untuk adonan 1 kilogram saya hanya dapat untung Rp 10 ribu," ucapnya. (B)

Penulis: Wa Ode Sunaimi Rahman

Editor: Haerani Hambali