Pemkab Konawe Target Penurunan Stunting hingga 14 Persen Tahun 2024

Sigit Purnomo

Reporter

Senin, 19 Juni 2023  /  8:23 am

Sekertaris Daerah Konawe Ferdinand Sapan, terus tekankan untuk lakukan langkah strategis dalam mitigasi kasus stunting. Foto: Ist.

KONAWE, TELISIK.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe menargetkan penurunan angka stunting hingga 14 persen di tahun 2024, dengan melakukan langkah-langkah strategis.

Kepala Bidang BKKBN Kabupaten Konawe, Ismail mengatakan, angka stunting berdasarkan data tahun ini di Kabupaten Konawe mencapai 28 persen.

"Angka ini berdasarkan data SSGI atau secara nasional," ungkapnya.

Kepala Bidang Rencana Strategis (Renstra), Dinas Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Konawe, Edwar Ariano mengatakan, upaya mencegah dan menurunkan kasus stunting di Kabupaten Konawe dilakukan secara terpadu dengan melibatkan peran pemerintah desa dan OPD terkait.

Ia mengungkap, Pemerintah Kabupaten Konawe juga mendorong keterlibatan pihak eksternal melalui aksi inovasi yang digagas melalui orang tua asuh stunting.

Baca Juga: Tim Pendamping Keluarga Bantu Cegah Stunting

"Konkritnya para stakeholder yang terlibat masing-masing memberikan pendampingan pada masyarakat kategori stunting," ungkapnya.

Lanjut Edwar, pendampingan pada masyarakat bisanya dalam bentuk memberikan tambahan makanan bergizi setiap bulannya dan lain-lain.

"Kemudian pemerintah desa didorong untuk terlibat aktif dalam usaha pencagahan dan penurunan stunting melalui intervensi dana desa," tambahnya.  

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Konawe, Sulawesi Tenggara, Ferdinand Sapan mengatakan, langkah strategis mitigasi kasus stunting dimulai dengan deteksi dini.

Menurut Ferdinand, terdapat dua skema pengukuran stunting yakni yang pertama, pengukuran yang melibatkan tim independen dan kedua, pengukuran yang melibatkan pemerintah provinsi dan kabupaten.

Baca Juga: Kondisi Lingkungan jadi Faktor Dominan Stunting di Sulawesi Tenggara

"Bukan masalah meningkat, tapi bagaimana langkah apa yang akan kita lakukan dalam mengatasi masalah stunting," imbuhnya.

Ferdinan menambahkan, semua program terkoneksi dengan langkah mitigasi stunting baik sektor pertanian, kesehatan, BKKBN, hingga lintas instansi lainnya.

"Harus vertikal kalau stunting itu jangan lihat di muaranya. Tapi lihat di hulunya juga. Stunting itu kan bisa saja terjadi karena perilaku, lingkungan bisa terjadi karena memang ada penyakit bisa jadi memang  karena kekurangan gizi," tambahnya. (A-Adv)

Penulis: Sigit Purnomo

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS