Percepatan Penanggulangan TBC dengan Investigasi Kontak Pasien di Kota Kendari

Siti Nabila

Reporter

Rabu, 02 Oktober 2024  /  2:08 pm

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kendari Ellfi saat ditemui di ruangannya. Foto: Nabila/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID - Pemerintah Kota Kendari melalui Dinas Kesehatan, terus berupaya mempercepat penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TBC) melalui program investigasi kontak pasien.

Program ini dilakukan untuk mengidentifikasi, memeriksa, dan memberikan penanganan medis kepada orang-orang yang memiliki kontak erat dengan pasien TBC, guna menekan penyebaran penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.

Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kendari, Ellfi, menyatakan bahwa langkah investigasi kontak ini bertujuan untuk mendeteksi kasus TBC laten yang tidak menunjukkan gejala namun dapat berkembang menjadi aktif jika tidak segera diobati.

"Kita mencari orang-orang yang kita anggap tertular dari orang yang sudah terkonfirmasi TBC melalui kegiatan investigasi kontak TBC. Jadi kalau berdasarkan teorinya satu orang yang terkonfirmasi TBC itu bisa menularkan ke 10-20 orang karena cara penularan dapat ditularkan melalui droplet atau air liur dan melalui udara juga bisa bahkan tidak memerlukan waktu atau media khusus," ujarnya, Selasa (1/10/2024).

Ditambahkan, ketika kita berada dekat dengan orang yang sudah terkonfirmasi TBC, berarti kita adalah orang yang paling berisiko untuk tertular TBC. Apalagi  pasien ini sudah dinyatakan terkonfirmasi.

Baca Juga: Dinkes Kota Baubau Temukan 330 Kasus TBC

Dinas Kesehatan Kota Kendari bekerja sama dengan puskesmas di berbagai kecamatan melakukan investigasi kontak terhadap keluarga dan orang-orang yang berinteraksi langsung dengan penderita TBC.

Tim kesehatan mengunjungi rumah-rumah pasien TBC untuk melakukan pemeriksaan awal, memberikan edukasi terkait gejala-gejala TBC, serta menekankan pentingnya deteksi dini dan pengobatan tepat waktu.

"Dengan investigasi kontak, kami berharap dapat memutus rantai penularan TBC, khususnya di kalangan keluarga pasien dan lingkungan terdekat mereka. TBC adalah penyakit menular yang bisa diobati, namun membutuhkan deteksi cepat dan pengobatan yang tuntas," ungkapnya.

Program ini juga didukung oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan dalam rangka mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030. Salah satu pendekatan penting yang diusung adalah pengobatan profilaksis bagi kontak pasien yang hasil tesnya menunjukkan kemungkinan besar terinfeksi, meski belum menunjukkan gejala. Hal ini diharapkan dapat mencegah perkembangan infeksi menjadi penyakit TBC yang aktif.

Dinas Kesehatan Kota Kendari juga mengimbau agar masyarakat tidak takut atau malu untuk melapor jika ada gejala seperti batuk berkepanjangan, demam, atau penurunan berat badan, karena penanganan dini adalah kunci utama dalam mengatasi penyakit ini.

Baca Juga: Upaya Penanggulangan 2.024 Kasus TBC Terbanyak di Kendari dan Kematian Tertinggi di Muna

"Jadi, imbauan saya kepada seluruh masyarakat Kota Kendari, tidak perlu takut, tidak perlu merasa bahwa saya terdiskriminasi dengan adanya orang TBC, masyarakat harus tahu TBC ini bisa sembuh walaupun dia penularannya lebih cepat tapi bisa sembuh. Kalau kita minum obat sesuai dengan anjuran, bahkan dengan yang sudah resisten obat pun itu bisa sembuh," tambahnya.

Terakhir melalui program investigasi kontak pasien ini, diharapkan dapat menurunkan angka kejadian TBC di Kota Kendari, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan diri dan keluarga dari penularan penyakit.

"Saya berharap di tahun 2024 ini dengan komitmen semua pihak, investigasi kontak ini bisa berjalan dengan bagus, sehingga tujuan kita untuk memutus mata rantai penularan ini bisa, karena TBC ini tidak akan bisa selesai dengan kita mengobati si orang yang sudah terkonfirmasi TBC, tapi kita juga harus memastikan orang yang berada di sekitarnya tidak tertular, salah satunya dengan melakukan investigasi kontak ini," tutupnya. (C)

Penulis: Siti Nabila

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS