Polisi Bingung Pelaku Lolos dari Hukuman, Ini Rumitnya Kasus Libatkan Pasangan Kembar Seperti Rihana Rihani

Ibnu Sina Ali Hakim

Reporter

Rabu, 05 Juli 2023  /  9:06 pm

Penanganan kasus dugaan penipuan yang dilakukan pasangan kembar Rihana-Rihani sempat membuat masyarakat geram. Foto: Kolase

JAKARTA, TELISIK.ID - Penanganan kasus dugaan penipuan yang dilakukan pasangan kembar Rihana-Rihani, sempat membuat masyarakat geram.

Maklum, keduanya seolah tak tersentuh selama hampir satu tahun lamanya, hingga pada akhirnya berhasil ditangkap oleh kepolisian. Faktanya, menangani kasus kriminal yang melibatkan pasangan kembar memang memiliki tingkat kesulitan tersendiri.

Sepanjang sejarah, tak jarang tindakan kriminal yang melibatkan pasangan kembar berakhir dengan lolosnya pelaku dari jeratan hukum.

Bahkan, ada pasangan kembar dari Malaysia yang lolos dari hukuman mati meski terbukti membawa narkoba dalam jumlah sangat besar.

Melansir slate.com, pada zaman dulu, koran-koran penuh dengan cerita tentang kembar yang membingungkan polisi dan jaksa, baik dengan sengaja maupun tidak.

Duo paling terkenal mungkin adalah George dan Charles Finn, mantan pilot Perang Dunia II yang terlibat dalam pertempuran hukum dengan pemerintah federal pada tahun 1950-an atas klaim mereka terhadap pesawat angkut C-46.

Untuk mencegah pemerintah menyita pesawat itu, salah satu kembar melarikan diri dengan pesawat dan menyembunyikannya di gurun Nevada.

Meskipun polisi akhirnya menemukan keduanya dan pesawat yang hilang, para juri gagal menuntut salah satu Finn, karena saksi mata tidak bisa membedakan antara mereka.

Baca Juga: Korban Dugaan Penipuan Proyek AC di Bandara Kualanamu Deli Serdang Kecewa pada Penyidik

Kemiripan fisik Finn kembali menimbulkan masalah pada tahun 1960, ketika polisi salah tangkap Charles dalam pencarian George atas tuduhan yang tidak terkait dengan kontroversi pesawat.

Melansir Intisari.grid.id, Charles berkelahi dengan polisi melalui gedung federal sebelum otoritas akhirnya menyadari bahwa mereka menangkap “Finn yang salah". Puluhan tahun kemudian, polisi masih berjuang dengan masalah yang sama.

Pada tahun 2009, sepasang kembar identik Malaysia lolos dari hukuman mati ketika hakim memutuskan bahwa jaksa gagal membuktikan siapa pemilik sebenarnya dari gudang narkoba.

Pada Februari tahun lalu, saksi mata bersikeras bahwa Orlando Nembhard atau saudara kembarnya, Brandon, melakukan pembunuhan di luar sebuah klub malam di Arizona. Masalahnya bagi penyelidik adalah saksi mata tidak sepakat siapa kembar yang menjadi penembak.

Setelah menahan Orlando selama berbulan-bulan, jaksa akhirnya membatalkan tuduhan, karena mereka tidak bisa membuktikan di luar keraguan yang wajar, salah satu kembar Nembhard melakukan kejahatan itu.

Kerabat korban yang marah menuntut polisi “memasukkan [pasangan kembar tersebut] ke dalam ruangan dan membiarkan mereka bertarung.”

Polisi belum mencoba taktik itu, tetapi mereka telah menggunakan berbagai metode untuk membedakan pasangan kembar. Pada tahun 1993, misalnya, seorang wanita New York menuduh salah satu anak tirinya kembar melakukan pelecehan seksual dan percobaan pembunuhan, tetapi setelah penyelidikan, akhirnya polisi malah memutuskan untuk menangkap saudaranya.

Ketika sepasang kembar berulang kali melakukan trik identitas yang keliru, aparat hukum kadang-kadang tertolong oleh bekas luka atau tato untuk membedakan si kembar.

Kembar identik memang memiliki sidik jari yang berbeda, karena faktor genetik dan lingkungan berkontribusi pada pembentukan sidik jari. Ada banyak situasi di mana sidik jari telah membantu polisi mengetahui bahwa mereka memiliki kembar yang salah.

Contohnya saat polisi di Signal Mountain, Tenn. menjebloskan seorang pria ke penjara selama 36 jam dan hampir diekstradisi ke Louisiana sebelum sidik jari membuktikan bahwa orang yang dicari sebenarnya adalah saudara kembarnya (yang sudah meninggal).

Baca Juga: Pekerja Migran Asal Jawa Timur di Hongkong Sering jadi Korban Penipuan dan Pemerasan

Tentu saja, bukti sidik jari tidak selalu tersedia atau benar-benar berguna. Dalam kasus Nembhard di Arizona, polisi belum menemukan senjata pembunuhan sehingga mereka tidak bisa menentukan siapa yang menggunakannya.

Sedangkan untuk kembar Finn, kedua saudara itu telah meninggalkan sidik jari di seluruh kokpit pesawat yang dicuri. Untungnya, saat ini ada jenis bukti genetik baru mungkin akan berperan dalam kasus-kasus yang melibatkan pasangan kembar.

Bukti genetik yang dimaksud adalah epigenetik yang mengacu pada modifikasi kimia pada DNA yang dapat mengubah cara gen diekspresikan.

Sebuah studi yang dirilis awal tahun 2012 menunjukkan, profil epigenetik kembar identik berbeda saat lahir, diduga karena perbedaan kecil dalam lingkungan rahim kembar.

Meskipun belum ada jaksa yang menggunakan bukti epigenetik untuk membedakan kembar bersalah dari saudaranya yang tidak bersalah, temuan ini harus memberi peringatan kepada kembar yang berniat menjadi penjahat. (C)

Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS