Polusi Jakarta Terparah ke-20 di Dunia, Sebabkan Ribuan Kematian
reporter
Jumat, 28 April 2023 / 7:30 am
JAKARTA, TELISIK.ID - Sudah jadi rahasia umum Kota Jakarta merupakan kota dengan udara tidak sehat. Maraknya pembuangan emisi yang salah satunya disumbang oleh sibuknya kendaraan yang lalu lalang, semakin membahayakan kualitas udara.
Dikutip dari Kompas.id, besarnya dampak kesehatan dan ekonomi dari polusi udara di Jakarta ini dilaporkan Ginanjar Syuhada dari Environmental, Climate, and Urban Health Division Vital Strategies Singapura dan tim di jurnal Environmental Research and Public Health edisi Februari 2023.
Turut menulis kajian ini, sejumlah peneliti dari Universitas Padjadjaran, Bandung, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, serta Institut Teknologi Bandung.
Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 10.000 kematian dan lebih dari 5.000 pasien rawat inap yang dapat dikaitkan dengan polusi udara setiap tahun di Jakarta. Selain itu, polusi udara juga menyebabkan lebih dari 7.000 dampak kesehatan yang merugikan pada anak-anak, meliputi 6.100 kasus tengkes, 330 kematian bayi, dan 700 bayi dengan kelahiran yang merugikan setiap tahun.
”Total biaya tahunan dampak kesehatan dari polusi udara mencapai sekitar 2.943,42 juta dollar Amerika Serikat,” tulis Syuhada dan tim.
Baca Juga: Jakarta Kota Paling Berpolusi se-Indonesia, Simak Penjelasannya
Hasil penelitian ini memberikan bukti saintifik bahwa polusi udara merupakan ancaman utama bagi kesehatan lebih dari 10,5 juta orang di Jakarta. Berdasarkan data Badan Lingkungan Hidup DKI Jakarta, konsentrasi PM 2,5 ambien tahunan di Jakarta merupakan yang tertinggi di antara semua pusat perkotaan di Indonesia.
Pencemaran PM 2,5 harian di Jakarta disebut mencapai 36,2 µgram/m3 dan menempati peringkat ke-20 terburuk di dunia.
Hal ini menunjukkan bahwa polusi udara telah menjadi masalah besar bagi Indonesia, terutama di kota-kota besar. Selain Jakarta, kota besar dengan tingkat polusi udara tinggi di Indonesia adalah Surabaya (34,4 µgram/m3), Bandung (26,1 µgram/m3), dan Semarang (24,3 µgram/m3).
Dilansir dari Kumparan.com, kualitas udara di hari ketiga dan keempat lebaran yaitu pada Selasa (24/4) dan Rabu (25/4), mengalami perbaikan kualitas. Dari yang sebelumnya indeks polutan PM2.5 berada di angka 37 µg/m³ atau sensitif bagi kelompok tertentu, dalam dua hari itu berada dalam kualitas moderat atau sekitar 25 µg/m³ sampai 39,26 µg/m³.
Kualitas udara ini terpantau kembali memburuk ketika cuti bersama usai dan para pemudik kembali ke Jakarta. Pada siang ini saja kualitas udara terpantau tidak sehat dengan jumlah polutan PM2.5 sebesar 46.8 µg/m³.
Motor dan Mobil Bukan Satu-satunya Penghasil Polutan
Jika melihat hasil penelitian yang disusun oleh Komite Penghapusan Bensin Bertimbel, maka sumber polusi di Jakarta bukan hanya dihasilkan oleh kendaraan pribadi roda dua dan roda empat saja.
Menurut Direktur KPBB Ahmad Syafrudin, DKI Jakarta menghasilkan emisi sebesar 19.165 ton hanya dari transportasi. Sepeda motor menjadi penyumbang utama yaitu sebesar 45% emisi, lalu truk sebesar 20%, bus sebesar 13%, mobil diesel sebesar 6%, mobil bensin sebesar 16 %, dan kendaraan roda tiga seperti bajaj sebesar 0,23% persen dari jumlah emisi per hari. (C)
Penulis: Adinda Septia Putri
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS