Profil Lengkap Satryo Seomentri Brodjonegoro: Jabat Mendiktisaintek 100 Hari, Didemo dan Dituding Permalukan Pegawai
Reporter
Selasa, 21 Januari 2025 / 12:44 pm
JAKARTA, TELISIK.ID - Hanya seratus hari sejak dilantik sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro langsung berada di pusaran kontroversi.
Demonstrasi besar-besaran pegawai kementerian di depan kantornya, Jakarta, pada senin 20 Januari 2025, menjadi pemandangan yang tak terelakkan.
Tuntutan keadilan atas dugaan pemecatan sepihak dan tudingan penyalahgunaan wewenang mewarnai aksi tersebut, menciptakan tekanan besar pada menteri yang baru menjabat.
Profil Satryo Seomentri Brodjonegoro
Mengutip CNBC Indonesia, Selasa (21/1/2025), Satryo adalah sosok yang tidak asing di dunia pendidikan Indonesia. Ia lahir di Delft, Belanda, pada 5 Januari 1956, dari keluarga yang sarat prestasi di bidang akademik.
Ayahnya, Soemantri Brodjonegoro, pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sekaligus Rektor Universitas Indonesia. Satryo sendiri mengukir jejak gemilang sebagai ilmuwan dengan lebih dari 99 publikasi ilmiah dan peran aktif di berbagai lembaga pendidikan terkemuka.
Baca Juga: Sosok Verrel Uziel: Presiden BEM UI Diberhentikan Tidak Hormat Gegara Plagiat Kajian Diajukan DPR
Namun, kiprahnya sebagai Mendiktisaintek tidak berjalan mulus. Demo yang dilakukan puluhan pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) di kementeriannya memprotes kebijakan mutasi yang dinilai tidak sesuai prosedur.
Didemo Pegawainya Lantaran Dinilai Sewenang-wenang
Dalam aksinya, mereka mengenakan pakaian hitam dan membentangkan spanduk bertuliskan "Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri," yang menyoroti dugaan campur tangan keluarganya dalam pengelolaan kementerian.
Salah satu isu mencuat adalah pemecatan seorang pegawai rumah tangga bernama Neni Herlina. Ia mengaku diberhentikan sepihak setelah insiden penggantian meja kerja di ruangan menteri.
Neni bahkan mengungkapkan bahwa permintaan itu datang dari istri Satryo. Ia merasa diperlakukan tidak adil, bahkan diminta keluar dari kementerian di depan staf dan magang.
Baca Juga: Viral WNA China Selip Rp 500 Ribu di Paspor, Sebut Tradisi Muluskan Jalur Hijau Bea Cukai
Menanggapi hal ini, Satryo berdalih bahwa kebijakan yang diambilnya bertujuan untuk efisiensi dan pembenahan birokrasi. Ia juga membantah tudingan adanya tindak kekerasan terhadap pegawai.
"Kami sedang melakukan bersih-bersih untuk mengurangi pemborosan," ujar Satryo, seperti dikutip dari tribunnews.com.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendiktisaintek, Khairul Munadi, turut memberikan klarifikasi. Ia menyatakan bahwa rotasi, promosi, dan mutasi ASN adalah hal yang lumrah pada masa transisi kementerian.
Kendati demikian, ia berjanji menindaklanjuti aspirasi pegawai yang disampaikan melalui aksi demonstrasi tersebut.
Sebagai menteri yang diangkat oleh Presiden Prabowo Subianto, Satryo menghadapi tantangan besar untuk membangun citra positif di tengah kontroversi. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS