Pulang dari Buka Blokade Jalan, Rombongan Bupati Muna Dihadang Warga
Reporter Muna
Senin, 16 Agustus 2021 / 7:54 pm
MUNA, TELISIK.ID - Usai membuka blokade jalan di Desa Laiba dan Wakumoro, Kecamatan Parigi, rombongan Bupati Muna, LM Rusman Emba, dihadang oleh puluhan warga.
Penghadangan yang dilakukan puluhan warga Kelurahan Laimpi, Kecamatan Kabawo dengan menggunakan tenda dan balok kayu itu, terjadi pada sekira pukul 14.00 Wita, Senin (16/8/2021).
Aksi tersebut sontak membuat kaget bupati Rusman, Kapolres Muna, AKBP Debby Asri Nugroho, dan Kajari, Agustinus Baka Tangdililing.
Di tengah guyuran hujan, bupati bersama kapolres dan kajari turun menemui warga yang melakukan pemblokiran jalan provinsi itu.
Warga melakukan pemblokiran itu dikarenakan menganggap, jalan provinsi itu tidak jadi dikerjakan. Karena alat berat, akan dialihkan ke Desa Wakumoro, Kecamatan Parigi.
Bupati, LM Rusman Emba menyampaikan, poros Desa Bea dan Kelurahan Laimpi tetap akan dilakukan pengaspalan. Anggaranya sudah tersedia sebesar Rp 6,3 miliar dan telah ada pemenang tender dari PT Mitra Pembangunan Sultra.
"Tidak ada hubungannya dengan poros Wakumoro. Jalan ini sudah ada pemenang tendernya," kata Rusman.
Baca juga: Buka Blokiran Jalan, Bupati Muna: Kalau Belum Terealisasi Kita Buat Gerakan Lebih Ekstrem
Baca juga: Sebelum Terbakar, ABK KM Sumber Poleang Pastikan Mesin Normal
Kajari, Agustinus Baka Tangdililing meminta warga tidak menghalangi proses pekerjaan. Sebab, bisa berdampak pada kontraktor yang nantinya tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu.
"Sudah ada surat perintah kerjanya (SPK), jangan halangi, silakan kalian kawal pekerjaannya," kata Agustinus.
Sementara itu, pimpinan PT Mitra Pembangunan Sultra, Gomberto menegaskan, jalan tersebut benar-benar akan dikerjakan. Ia hanya menunggu material yang sementara diuji di laboratorium.
"Pekerjaan sementara berhenti, karena menunggu material. Jangan ragu, saya jaminannya," terangnya.
Sebagai bukti, jalan itu akan dikerjakan, Gomberto lalu menurunkan alat beratnya berupa greder untuk mengeruk dan meratakan jalan yang rusak.
"Dari pada panjang lebar berdebat, itu ada alat, saya langsung perintahkan untuk keruk ini jalan," terangnya.
Setelah mendapatkan penjelasan dari bupati, kajari, dan pihak kontraktor, warga lalu membuka blokade. (A)
Reporter: Sunaryo
Editor: Fitrah Nugraha