Pulau Katela, Penghasil Ikan Teri Terbanyak di Mubar
Reporter Muna Barat
Rabu, 06 April 2022 / 9:58 am
MUNA BARAT, TELISIK.ID - Masyarakat Pulau Katela yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan, menjadikan pulau ini sebagai penghasil ikan teri terbanyak se-Kabupaten Muna Barat (Mubar) Sulawesi Tenggara (Sultra).
Untuk bisa sampai ke Pulau Katela yang terletak di Kecamatan Tiworo Kepulauan, Kabupaten Muna Barat, harus terlebih dahulu menempuh waktu kisaran 10 sampai 15 menit dengan menyeberang menggunakan perahu johnson, yakni dari Kontu atau Kabuata.
Saat sampai di pulau ini, kita akan disuguhi dengan pemandangan ikan teri atau cumi-cumi yang dijemur. Hampir setiap rumah di pulau ini ada kegiatan yang memilah ikan teri.
Salah satu pedagang ikan teri, Sartina menuturkan, di saat para bapak-bapak atau pemuda pergi memancing ikan di bagan yang telah mereka buat, para perempuannya mengisi waktu kosong dengan kegiatan memilah antara ikan teri yang berukuran besar dengan ikan teri halus.
"Begini kegiatannya, pisahkan antar teri halus dengan teri yang ukuran besar, tetapi sebelumnya ikan teri ini dijemur terlebih dahulu," tuturnya pada Telisik.id, Rabu, (6/4/2022).
Ikan teri yang telah dipilah tersebut akan dijual oleh warga dengan nilai jual yang sangat tinggi. Ikan teri halus bisa mencapai ratusan ribu rupiah, berbeda halnya dengan ikan lure atau ikan teri yang masih dalam keadaan basah, harga jualnya lebih rendah.
"Kalau ikan teri halus itu bisa mencapai Rp 110.000 per kilonya. Kalau yang ukuran besar Rp 90.000, beda kalau masih basah harganya murah," ucap Wa Ode Nur Jannuh, pedagang ikan teri.
Baca Juga: Siapkan 3.000 Tungku, Pelajar SMA/SMK se-Sultra Produksi Minyak Goreng
Sebelum dipilah, ikan teri terlebih dahulu dijemur untuk mendapatkan kualitas ikan teri yang baik. Setelah itu dijual ke kota, misalnya Kota Kendari bahkan sampai Pulau Jawa.
Yang memilah ikan teri ini biasanya digaji seharga per liter ikan teri ukuran besar. Dengan begini, gadis-gadis di pulau ini banyak yang mengisi waktunya dengan memilah ikan teri.
"Digaji sesuai jumlah ikan teri yang dipilah. Untuk ikan teri ukuran besar, per liternya Rp 5.000. Jadi iwaktu luang kami isi dengan kegiatan seperti ini," ucap Nita, pemilah ikan teri.
Ikan teri yang mereka jual biasanya akan mencapai Rp 1.800.000 atau bahkan mencapai Rp 10.000.000 dalam satu hari.
"Pernah ada yang muat ikan teri satu perahu johnson, penjualannya itu mencapai Rp 10.000.000 dalam satu malam," ucap Wa Ode Nur Jannuh.
Baca Juga: Tiga Hari Puasa, Pedagang di Konsel Masih Minim Omset
Selain ikan teri, biasanya di pulau ini akan dijumpai pedagang yang menjual hasil laut yakni cumi-cumi, udang dan kepiting, tetapi pedagang ini akan terlihat ketika pada pagi hari.
"Pagi kalau yang jual cumi-cumi, udang, atau kepiting. Karena penangkapannya malam. Karena kalau siang biasanya cuminya sudah dijemur," ucap Lena, salah satu warga.
Jenis seafood dijual dengan harga bervariasi, terlebih lagi cumi-cumi kering. Per kilonya bisa mencapai Rp 80.000, berbeda halnya dengan cumi-cumi basah yang harga jualnya hanya kisaran Rp 11.000 per mangkok.
"Kalau kepiting bakau memang harganya mahal, yang sebesar telapak tangan bisa mencapai Rp 100 ribu lebih, kalau udang ada masanya, jadi bisa mahal bisa juga tidak," jelas Nita. (A)
Reporter: Putri Wulandari
Editor: Haerani Hambali