Rahasia Hujan dan Tiga Sunnah Nabi Muhammad SAW yang Ditinggalkan
Reporter
Jumat, 27 Agustus 2021 / 8:50 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Hujan merupakan sumber air bersih yang penting bagi kehidupan.
Air merupakan kebutuhan setiap makhluk. Termasuk kehidupan manusia sangat tergantung dengan keberadaan air.
Hujan yang turun ke bumi dalam Islam disebut sebagai rahmat. Allah SWT menegaskan ini dalam al-Qur'an Surat Asy-Syuara ayat 28.
"Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji."
Hujan tidak hanya dibutuhkan oleh manusia, tetapi seluruh makhluk. Selain menjadi minuman, juga menyuburkan tanah, dan menyehatkan ternak, seperti firman Allah SWT dalam al-Qur'an.
"Dia-lah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu." (QS. An-Nahl: 10).
Hujan bermanfaat untuk lahan pertanian, industri, hingga pembangkit listrik. Bagi masyarakat tertentu, misalnya kemarau atau tidak asa sumber mata air, hujan adalah kabar gembira, pelipur putus asa.
Beberapa hikmah hujan sebagaimana disunahkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut:
1. Waktu Mustajab
Waktu terbaik untuk berdoa adalah saat turun hujan. Hal ini seperti disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam hadis dari Sahl bin Sa’d.
“Dua doa yang tidak akan ditolak, yaitu doa ketika adzan dan doa ketika turunnya hujan.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi).
Di antara doa yang disyariatkan untuk dibaca sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW seperti diriwayatkan dalam salah satu hadis dari Ummul Mukminin, Aisyah RA saat berkata, “Nabi SAW ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucap 'allahumma shoyyiban nafi'an'.” (HR. Al-Bukhari).
Apabila hujan turun sangat lebat, maka dianjurkan untuk tidak mencela hujan, melainkan membaca doa berikut:
Allahumma hawaalaina wala 'alaina. Allahumma 'alal akami wal jibali wazh-zhorobi wabuthunil audiyati wamanabitisy syajar.
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR. Al-Bukhari)
2. Berkah dari Langit
Rasulullah SAW mengambil berkah saat turunnya hujan. Hal ini dilakukan dengan menyikap baju hingga dibasahi air hujan.
Perbuatan tersebut menurut an-Nawawi dilakukan Nabi untuk mengambil berkah dari hujan yang diturunkan oleh Allah SWT. Sunah ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Abu Dawud yang artinya sebagai berikut:
"Ia berkata: Nabi ketika melihat hujan, beliau membuka bajunya. (Riwayat lain dari Imam) Abu Dawud, (Anas) berkata: Nabi menyingkap pakaiannya hingga terkena guyuran hujan."
"Kami berkata: Ya Rasulullah, kenapa tuan berbuat seperti ini? Rasulullah menjawab: Karena hujan merupakan rahmat yang diberikan Allah" (Riwayat Imam Abu Bakr, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2002, h. 170).
Ini juga diamalkan dalam ashab syafiiyyah (mazhab syafii) saat terjadi hujan deras yang membahayakan tubuh. Ini seperti disebutkan oleh Imam Yahya bin Syarraf al-Nawawi.
"Sesungguhnya disunahkan di saat awal (turunnya) hujan untuk membuka (pakaian) selain aurat hingga terkena air hujan."
Baca Juga: Rahasia Sujud dalam Salat dan Tiga Doa yang Rugi jika Terlewatkan
3. Berwudu dengan Air Hujan
Air hujan termasuk air yang suci dan bisa menyucikan. Ia bisa digunakan untuk berwudu dan membersihkan najis.
Pada suatu kesempatan saat turunnya hujan Rasulullah SAW memerintahkan pada sahabatnya untuk bersuci.
"Keluarlah kalian (para sahabat) bersama kami menuju air ini (air hujan) yang telah dijadikan oleh Allah sebagai alat untuk bersuci. Kemudian kami bersuci dengan air ini dan memuji Allah atas nikmat yang diberi." (HR. Al-Baihaqi)
Ada pendapat ulama untuk berwudu dengan air hujan yang langsung jatuh dari langit. Air hujan yang sempat tertampung di atas atap rumah dikhawatirkan kotor dan tidak bersih.
Selain itu KH. Bahauddin Nursalim atau Gus Baha dalam ceramahnya yang diunggah di media sosial mengatakan bahwa meminum (atau berwudu) air hujan langsung tanpa perantara mempunyai kadar halal tertinggi. Ini karena belum bersentuhan dengan media yang memungkinkan ada potensi keharaman.
Itulah tiga sunah saat turun hujan yang jarang dilakukan bahkan sama sekali ditinggalkan oleh umat Islam. Mari kita amalkan sebagai bentuk cinta dan meneladani Rasulullah Muhammad SAW. (C)
Reporter: Haidir Muhari
Editor: Fitrah Nugraha