Rusak Mesin di Tengah Laut, Kapal Penumpang Mekar Teratai Gagal Berlabuh di Pelabuhan Raha

La Ode Muhlas

Reporter

Senin, 05 Juni 2023  /  7:12 pm

Kapal penumpang KM Uki Raya 23, menggantikan penyeberangan 210 penumpang menuju Pelabuhan Raha setelah KM Mekar Teratai mengalami mati mesin, di sekitar perairan Pulau Cempedak. Foto: La Ode Muhlas/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID - Kapal penumpang KM Mekar Teratai yang bertolak dari Dermaga Pangkalan Perahu Kendari, menuju Pelabuhan Raha, tidak berhasil sampai ke tujuan setelah mengalami mati mesin di perairan Pulau Cempedak, Senin (5/6/2023).

Insiden itu terjadi sekitar pukul 01.00 Wita, saat kapal baru menempuh waktu tiga jam perjalanan dengan mengangkut sebanyak 210 penumpang sesuai data manifes.

Kepala Pos Pangkalan Perahu Kendari, Hayruddin menyampaikan, kerusakan mesin diakibatkan tidak berfungsinya pompa oli, sehingga kapal hanya bisa dibantu bergerak menggunakan satu mesin lainnya.

"Kapal ini pada pukul 01.30 Wita, melintas KM Teratai Prima 1 dari Raha tujuan Kendari, kemudian dilakukan pertolongan," katanya dimintai keterangan di Dermaga Pangkalan Perahu Kendari, Senin (5/6/2023) pagi.

Baca Juga: Serah Terima Ketua KPU, La Ode Abdul Natsir Pesan Jaga Soliditas Lembaga

Pihak manajemen kapal selepas mengetahui kejadian tersebut, mengirimkan satu armada kapal untuk membantu melakukan evakuasi. Selanjutnya kapal bantuan menarik lalu membawa KM Mekar Teratai kembali ke Dermaga Pangkalan Perahu Kendari.

"Kapal bantuan berangkat dari Kendari semalam pukul 02.00 Wita dan tiba di lokasi kurang lebih pukul 03.00 Wita. Itu sudah posisi antara Pulau Hari dan Pulau Cempedak. Sampai di Pelabuhan Wita Kendari pukul 07.00," ungkapnya.

Hayruddin mengatakan, tidak ada korban  akibat kejadian itu, semua penumpang dipastikan berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat.  

Sesampainya di Pangkalan Perahu Kendari, bagi penumpang yang masih ingin meneruskan perjalanan, maka pihak kapal menyediakan satu kapal pengganti KM Uki Raya 23 untuk mengantar kembali menuju Pelabuhan Raha. Sedangkan penumpang yang tidak melanjutkan penyeberangan, pihak kapal memberi kompensasi mengembalikan biaya pembelian tiket.

"Yang melanjutkan perjalanan dengan KM Uki Raya 23 ini diberikan makan," ujarnya.

Salah satu penumpang, Aswad memilih membatalkan perjalanannya menuju Pelabuhan Raha. Ketika kejadian, ia berada di ruang dek paling bawah. Mulanya ia mengetahui saat melihat sejumlah anak buah kapal (ABK) sedang memperbaiki mesin.

"Berhubung saya ada di dek satu, terhubung langsung sama mesin paling bawah itu kelihatan dari atas. Kebetulan di jam itu saya belum tidur," katanya ditemui di dermaga.

Menurut Aswad, setelah pihak kapal mengumumkan adanya masalah pada mesin, sebagian penumpang terlihat merasa panik dan saling berebut mengambil baju pelampung.

Baca Juga: Kolaborasi Mahasiswa KKN MBKM UHO dan Pemdes Tapulaga Tanam Manggrove

"Kencang ombak kemudian listriknya mati, jadi menarik perhatian penumpang sehingga terbangun. Sebagian besar penumpang panik, terlebih lagi banyak ibu-ibu yang sudah mengamankan pelampung jumlahnya terbatas membuat kondisi semakin riuh," ucapnya.

Penumpang lain Arman, menyadari terjadi insiden mati mesin sewaktu terbangun dari tidurnya, melihat para penumpang sudah mengenakan baju pelampung.

"Tapi saya di sini (dek II kapal) tidak panik karena kita tidak tahu, padahal di lantai bawah sudah panik mereka karena air sudah masuk," ungkapnya.

Kata Arman, penumpang harus menunggu pertolongan kurang lebih satu jam di tengah kondisi kapal terombang-ambing dihantam gelombang. Ia sendiri tetap berada di tempatnya sampai akhirnya bala bantuan datang. Arman melangsungkan ulang perjalanannya ke Pelabuhan Raha. (A)

Penulis: La Ode Muhlas

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS